Pembunuhan Vina Cirebon

Penderitaan Sudirman Terpidana Kasus Vina Malah Disebut 'Lebay' oleh Elza Syarief: Saya Saksinya

Penderitaan Sudirman, terpidana kasus Vina Cirebon, yang bikin nyesek publik kini malah disebut lebay oleh Elza Syarief.

kolase youtube
Sudirman dan Elza Syarief. Penderitaan Sudirman Terpidana Kasus Vina Malah Disebut 'Lebay' oleh Elza Syarief. 

SURYA.co.id - Penderitaan Sudirman, terpidana kasus Vina Cirebon, yang bikin nyesek publik kini malah disebut lebay oleh Elza Syarief.

Pengacara Iptu Rudiana itu bahkan berani bersaksi bahwa keadaan Sudirman sebenarnya baik-baik saja.

Seperti diketahui sebelumnya, Sudirman akhirnya membongkar beragam penyiksaan yang ia dapat dari penyidik Kasus Vina Cirebon.

Bahkan Sudirman mengklaim ada sejumlah luka pada tubuhnya yang menjadi bukti betapa kejamnya mereka.

Namun, Pengacara Iptu Rudiana, Elza Syarief justru menilai tindakan itu merupakan drama dari Sudirman.

Baca juga: Kesal Terus Diledek Titin Prialianti Soal Iptu Rudiana Klaim Asuransi, Elza Syarief: Saya Profesor

"Sekarang kan lebih lebay lagi dramanya tuh. Ditembak sama, si Sudirman gak bisa duduk," kata Elza.

Ia mengatakan sebenarnya kondisi Sudirman baik-baik saja.

"Saya saksinya pada waktu di Bandung si Aep pernah diperiksa, Rudiana pernah diperiksa oleh Irwasum bersamaan dengan Sudirman, dari pagi sampai malam Sudirman tenang-tenang aja, main gitar main ini, gak ada sakit gak bisa duduk gemegaran ini, overacting," kata Elza Syarief.

Elza mengatakan menghormati langkah hukum yang dilakukan para terpidana.

Namun dia menekankan untuk tidak memfitnah kliennya.

"Saya menghormati mereka melakukan upaya hukum PK, tapi secara yang benar jangan overacting dan memfitnah seseorang," kata Elza Syarief pengacara Iptu Rudiana dalam kasus Vina Cirebon.

Baca juga: Terlanjur Pitra Romadoni Ngotot Bantah Bukti Chat Vina Cirebon, Ternyata Timsus Kapolri yang Bongkar

Sebelumnya, Sudirman, terpidana kasus Vina Cirebon menceritakan detik-detik ditembak peluru karet saat proses penyidikan di Polres Cirebon Kota pada 2016. 

Ternyata senjata berisi peluru karet itu ditempelkan langsung ke punggung Sudirman, bukan ditembak dalam jarak tertentu.

Diakui Sudirman, saat itu keluar bunyi dan senjata itu, namun tidak sampai menggelegar. 

Setelah menerima tembakan itu, Sudirman langsung terjatuh terkapar ke lantai. 

"Saya teriak Allahu Akbar," aku Sudirman saat dimintai keterangan di sidang Peninjauan Kembali (PK) kasus Vina yang diajukan di Pengadilan Negeri Cirebon pada Selasa (2/10/2024). 

Diungkapkan Sudirman, saat itu dia merasakan panas dan perih di punggungnya. 

Setelah terjatuh, Sudirman dipaksa berdiri lagi untuk diminta mengakui perbuatan pembunuhan dan pemerkosaan yang dituduhkan padanya. 

Saat ditanya apakah dia masih mengingat wajah polisi yang menyiksanya itu, Sudirman mengaku lupa.

Baca juga: Tak Puas Tuding Hakim PK Terpidana Kasus Vina Ketakutan, Elza Syarief Sindir Sudirman: Berlebihan

Dia hanya menyebut polisi itu dari Reskrim Narkoba Polres Cirebon Kota. 

"Mukul ganti-gantian. Penyidik juga ikut menyiksa," katanya. 

Diakui Sudirman sampai saat ini bekas tembakan di pinggangnya itu masih dirasakan sakit. 

Dia bahkan tidak nyaman untuk duduk dan tidur. 

"Gak nyaman duduk. Tidur jam 4 jam 3. Paling nyaman kalau ada kegiatan, aktivitas olahraga," ungkapnya. 

Dalam kesaksian lainnya, Sudirman juga mengaku disiksa hingga dibakar alat kemaluannya. 

"Saya ke sel.  Kemaluan dibakarin, squat jump 100 kali, gak kuat dipukulin," ungkap Sudirman diiringi suara sesenggukan. 

"Terus, pas udah dianiaya dikasih makan kayak kasih makan ayam.  Kalau gak makan sama dipukuli juga," lanjut Sudirman, masih sambil menangis. 

Penyiksaan itu dilakuakn sejak dia tiba di Polres Cirebon Kota pada 31 Agsutus 2016. 

Sudirman juga mengungkap asal muasal barang bukti batu dan bambu yang diakui polisi sebagai alat menyiksa Vina dan Eky.  

Diceritakan Sudirman, sebelum ditangkap pada 31 Agustus 2016, dia tengah bermain di rumah kakaknya. 

Tiba-tiba dia menerima pesan pendek (sms) dari adiknya yang meminta dijemput ke sekolah. 

Sudirman pun pulang untuk menjemput sang adik.

Baca juga: Usai Dipojokkan Habis-habisan di Sidang PK Terpidana Kasus Vina, Aep Ternyata Berani Muncul di Sini

Namun tiba-tiba di jalan dia dipanggil Jaya (salah satu terpidana) yang mau meminjam motornya. 

Sudirman pun meminjamkan motornya, namun beberapa saat kemudian polisi datang dan langsung menendang motornya. 

Dia dan Jaya langsung ditangkap dan dibawa ke Polres Cirebon Kota. 

Di sana, Sudirman langsung dianiaya. "Disetrum, dimasukin selokan, dipukul, Tembakan peluru karet, ditendangin, suruh ngakuin," katanya. 

Saat itu Sudirman bersikukuh tidak mau mengakui tudingan pembunuhan dan pemerkosaan terhadap Eky dan Vina. 

"Saya tetap gak ngakui. Masih mukulin polisinya.  Akhirnya saya baru ngakuin," katanya. 

Setelah Sudirman mengakui, dia diminta penyidik encatat nama 8 orang lagi.   

"Saya kenal 8 orang, dicatat.  Suruh nyebutin lagi tIga orang lagi yang gak saya kenal, namanya Dani, Pegi sama Andi," katanya. 

Sudirman tunjukkan bekas luka tembak ke majelis hakim sidang PK terpidana kasus Vina Cirebon.
Sudirman tunjukkan bekas luka tembak ke majelis hakim sidang PK terpidana kasus Vina Cirebon. (kolase kompas TV)

Setelah itu, Sudirman diajak polisi keluar untuk mencari barang bukti. 

Sampai belakang show room mobil yang disebut polisi sebagai TKP pembunuhan dan pemerkosaan, Sudirman diminta menunjukkan barang bukti. 

Sudirman kaget karena tidak tahu apa-apa.  

"Saya kaget. Padahal lokasi tempat itu bukan dari arahan saya, dari polisi sendiri. 

Udah kamu Tunjukin, batu yang gede. saya gak mau, dipaksa suruh nunjukin," ungkapnya. 

Setelah mengikuti perintah polisi, batu yang ditunjuk itu lalu dibawa polisi ke dalam mobil. 

Setelah itu Sudirman dibawa ke fly over Talun, tempat ditemukannya Vina dan Eky.

Lalu, dibawa ke Polsek Talun dan kembali ke Polres Cirebon Kota.

Di Polresta, Sudirman melihat polisi lagi menggergaji kayu bambu di ruang penyidik.

Dia sempat bertanya ke penyidik untuk apa bambu itu, tapi dia malah diminta diam. 

Belakangan diketahui, bambu yang digergaji itu yang digunakan sebagai barang bukti kasus Vina Cirebon

Sudirman juga mengaku dipaksa tanda tangan BAP.

Awalnya dia tidak mau, tapi karena terus dipukuli dia pun akhirnya mau tanda tangan. 

Di papan tulis, penyidik juga menuliskan nama-nama temannya dengan narasi peran masing-masing dalam kasus Vina. 

"Saya disuruh sama polisi, suruh nyatat. Namanya muncul dari polisi. 

Ditambah 3 orang lagi, biar 11 orang. Itu dari polisi," katanya. 

Sudirman menegaskan dia tidak tahu apa-apa terkait kasus ini karena pada saat malam kejadian, tanggal 27 Agustus 2016 dia berada di rumah tetangga bersama Alfan, Tono dan Lilis.

>>>Update berita terkini di Googlenews Surya.co.id

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved