Santri Meninggal Dilempar Kayu Berpaku
Nasib Pilu Santri di Blitar yang Tewas Dilempar Kayu Berpaku, Diasuh Nenek, Orangtua Cerai Jadi TKI
Santri di Blitar tewas usai dilempar kayu berpaku guru ngajinya. Terungkap nasib pilu yang dialaminya selama ini.
Penulis: Samsul Hadi | Editor: Musahadah
SURYA.CO.ID I BLITAR - Terungkap nasib pilu MKA (13), santri yang tewas usai dilempar kayu berpaku oleh guru ngajinya di pondok pesantren (Ponpes) di Kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar.
Ternyata, MKA selama ini hanya diasuh sang neneknya.
Ayah dan ibu MKA telah bercerai, dan kini keduanya merantau menjadi tenaga kerja Indonesia (TKI) di luar negeri.
Ibu MKA bekerja di Taiwan, sedangkan ayah di Malaysia.
MKA sejak kelas 3 SD sudah dititipkan di pondok, hingga kini kelas 8 MTs.
Baca juga: Santri di Ponggok Blitar yang Meninggal Akibat Dilempar Kayu Berpaku Sempat Koma 2 Hari
"Sejak kelas 3 SD, keponakan saya sekolah dan mondok di sana. Sekarang keponakan saya kelas 2 MTs. Keponakan saya tidurnya juga di asrama pondok," kata paman korban, Iqwal Rikky Susanto (29), Jumat (27/9/2024).
Ditemui terpisah, nenek MKA, Suparti, berusaha ikhlas melepas kepergian cucunya.
Sebagai seorang nenek, Suparti sebenarnya tidak terima dengan peristiwa yang dialami cucunya.
"Sebenarnya keluarga tidak terima, tapi katanya cucu saya dilempar bukan dipukul (kayu). Saya akhirnya ikhlas menerima apa adanya. Sebenarnya sebagai orang tua tidak terima, tapi mau gimana ini sudah takdir," kata Suparti.
Suparti mengatakan, setelah peristiwa yang menimpa cucunya terjadi, banyak orang memberi saran agar keluarga menuntut ke pelaku.
"Tapi saya terima apa adanya. Karena (cucu saya) ditakdirkan begitu, saya terima apa adanya," ujar Suparti.
Berdasarkan cerita teman-temannya di pondok, kata Suparti, cucunya waktu itu sudah hendak pergi mandi.
Karena handuknya ketinggalan, korban kembali ke kamar untuk mengambil handuk.
"Kata teman-temannya, ustaz itu mau melempar (kayu) anak lain, tapi cucu saya pas lewat, akhirnya kena cucu saya," katanya.
Kayu yang dilempar ustaz ada pakunya dan menancap di bagian belakang kepala korban. Begitu paku dicabut, korban langsung jatuh pingsan.
"(Paku) dicabut, (korban) langsung pingsan, langsung jatuh. Sama ustaz dibawa ke rumah sakit. Saya jam 7 ditelepon katanya cucu saya di rumah sakit. Di sana (rumah sakit) cucu saya sudah koma," katanya.
"Lalu (korban) dirujuk (dari RSUD Srengat) ke RSUD di Pare Kabupaten Kediri. Di Pare juga masih koma dan akhirnya meninggal dunia. Setelah itu, dari Polres juga datang (ke rumah), saya juga diminta lapor, tapi sampai sekarang belum ke polisi," lanjutnya.
Polisi Ungkap Kronologi Kejadian
Kasi Humas Polres Blitar Kota, Iptu Samsul Abwar mengungkapkan. saat ini pihaknya masih menyelidiki kasus ini.
"Kami sudah menindaklanjuti kasus pelemparan kayu yang dilakukan oleh ustaz atau guru ngaji kepada santri di salah satu pondok di Kecamatan Ponggok," kata Kasi Humas Polres Blitar Kota, Iptu Samsul Anwar, Jumat (27/9/2024).
Samsul mengatakan, peristiwa itu terjadi pada Minggu (15/9/2024) sekitar pukul 06.00 WIB.
Ketika itu, para santri termasuk korban, setelah melaksanakan salat subuh sedang berolahraga di area pondok.
Karena sudah pukul 06.00 WIB, pelaku mengingatkan para santri untuk segera mandi karena ada jam kunjungan orang tua dan melaksanakan salat dhuha.
"Biasanya, habis salat subuh, para santri olah raga, ada yang main bola, ada yang badminton dan ada yang voli. Kebetulan pagi itu, sudah pukul 06.00 WIB, salah satu ustaz memperingatkan santri untuk segera mandi, karena ada jam kunjungan orang tua dan salat duha," ujar Samsul.
Karena setelah diingatkan para santri tidak juga meninggalkan bermainnya, salah satu ustaz mengambil kayu dan dilemparkan ke santri.
Kayu yang dilempar pelaku mengenai kepala bagian belakang korban.
Kayu dilemparkan ke korban terdapat paku. Paku pada kayu itu menancap di kepala bagian belakang korban.
"Kebetulan korban lewat dan mengenai kepala bagian belakang. Kayu ada pakunya dan menancap di kepala bagian belakang korban," katanya.
Setelah paku dicabut dari kepalanya, korban langsung tidak sadarkan diri.
Korban kemudian dibawa ke RSUD Srengat Kabupaten Blitar.
"Karena kondisi sudah tidak memungkinkan, akhirnya korban dibawa ke RSKK (RSUD Kabupaten Kediri)," ujarnya.
Sampai di RSKK, kata Samsul, rumah sakit hendak melakukan operasi terhadap korban tidak berani, karena kepala korban sudah pendarahan.
"Keterangan dari rumah sakit, apabila dilakukan operasi, kecil kemungkinan berhasil. Rumah sakit idak berani mengambil risiko operasi, akhirnya korban meninggal dunia," katanya.
Terpisah, Kapolres Blitar Kota, AKBP Danang Setiyo PS yang ditemui pada Sabtu (28/9/2024) mengatakan, polisi sudah melakukan serangkaian kegiatan penyelidikan terhadap kasus itu, antara lain melaksanakan olah TKP dan koordinasi dengan rumah sakit tempat dilakukan tindakan medis oleh dokter terhadap korban.
Polisi juga melakukan pemeriksaan terhadap sejumlah saksi-saksi yang mengetahui peristiwa tersebut dan mengamankan benda yang melukai korban.
"Sampai saat ini masih dilakukan giat penyelidikan secara intensif terhadap pemenuhan unsur pasal pidana dalam kasus itu," ujarnya.
Dikatakannya, pemenuhan unsur pidana dalam kasus itu sebagaimana diatur dalam pasal 80 ayat 3 UU Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak yang menyebutkan penganiayaan terhadap anak sebagaimana pasal 76 C, yang mengakibatkan meninggal dunia.
Dalam pasal 76 huruf C menyebutkan setiap orang menempatkan, membiarkan, melakukan, menyuruh melakukan, atau turut serta melakukan kekerasan terhadap anak.
"Sampai saat ini dari keluarga korban belum membuat laporan ke Polres Blitar Kota, namun penyidik tetap melaksanakan serangkaian tindakan kepolisian agar peristiwa ini menjadi terang dan jelas. Faktanya, peristiwa meninggalnya anak benar terjadi," katanya.
Ditanya apakah perlu dilakukan otopsi terhadap korban dalam proses penyelidikan, Danang mengatakan polisi menunggu keterangan dokter rumah sakit.
Jika dokter sudah memastikan penyebab kematian korban, maka tidak perlu dilakukan otopsi.
"Kemarin sudah kami sampaikan ke keluarga soal otopsi, tapi keluarga korban menolak otopsi. Penyidik sudah koordinasi dengan rumah sakit dan dokter untuk kepentingan proses penyelidikan dan penyidikan, mungkin sudah cukup (tidak perlu otopsi)," ujarnya.
Reaksi Kemenag

Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Blitar juga sudah turun tangan terkait kasus meninggalnya MKA (13).
Plt Kasi Pendidikan Madrasah (Penma) Kantor Kemenag Kabupaten Blitar, M Syaikhul Munib mengatakan sudah berkomunikasi dengan pengurus pondok terkait kasus itu.
"Memang kejadiannya di waktu pagi hari menjelang kegiatan sambangan (orang tua di pondok). Ini kejadian tidak di madrasah tapi di lokasi pondok," kata Munib, panggilan M Syaikul Munib, Jumat (27/9/2024).
Menurutnya, berdasarkan penjelasan pengurus, waktu itu, para santri sedang antre untuk segera melaksanakan salat dhuha di pagi hari.
"Biasa, waktu itu, anak-anak ada yang sedang bermain. Lalu, ada salah satu pengasuh yang mungkin sudah mengingatkan (para santri) berkali-kali dan mungkin tidak diindahkan, lalu melempar potongan kayu. Tidak menduga (potongan kayu) mengenai seorang santri," ujarnya.
Dikatakannya, di belakang kayu ada paku dan mengenai kepala salah satu santri.
"Sebetulnya, sudah ada tindakan cepat (dari pengasuh), santri itu dibawa ke rumah sakit. Namun kondisinya mungkin sudah kritis, dua hari sempat dirawat di rumah sakit dan meninggal dunia," katanya.
"Yang jelas (kejadian) ini sebuah musibah, tidak ada unsur kesengajaan dan ini sudah kami komunikasikan dengan pihak lembaga dan pihak lembaga kooperatif siap untuk melakukan perbaikan sistem di internal mereka," lanjutnya.
Kantor Kemenag Kabupaten Blitar, kata Munib, merasa prihatin dan ikut berbelasungkawa kepada korban.
Selain itu, Kemenag juga menegaskan kekerasan dalam lembaga pendidikan, apapun bentuknya tidak selayaknya dilakukan.
"Kami berharap kejadian ini yang terakhir, jangan sampai terulang lagi, baik di lembaga yang sama maupun di lembaga lain. Kemenag berkomitmen untuk mendukung lembaga pendidikan yang ramah terhadap anak," katanya.
santri di Blitar meninggal dunia
Kecamatan Ponggok
Polres Blitar Kota
Santri di Blitar Tewas
SURYA.co.id
surabaya.tribunnews.com
UPDATE Autopsi Jasad Santri Meninggal Dilempar Kayu Berpaku di Blitar Berlangsung 2 Jam |
![]() |
---|
BREAKING NEWS Polisi Autopsi Jasad Santri yang Meninggal Dilempar Kayu Berpaku di Ponggok Blitar |
![]() |
---|
Nasib Ustadz yang Lempar Kayu Berpaku ke Santri hingga Tewas Kini di Ujung Tanduk, Tabiatnya Terkuak |
![]() |
---|
BREAKING NEWS Santri Meninggal Dilempar Kayu Berpaku di Blitar, Polisi Naikkan Kasus ke Penyidikan |
![]() |
---|
Polisi Blitar Terus Dalami Kasus Santri Meninggal Akibat Dilempar Kayu Berpaku Oleh Guru di Ponggok |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.