SURYA Kampus
Kisah Dini Mahasiswi FK Unnes Buka Jasa Titip dan Antar-Jemput 24 Jam, Sebulan Raup Rp 6 Juta
Dini Nur Kholisah, mahasiswi Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Negeri Semarang (Unnes) punya usaha yang cukup unik. Begini kisahnya
Penulis: Arum Puspita | Editor: Musahadah
SURYA.CO.ID - Dini Nur Kholisah, mahasiswi Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Negeri Semarang (Unnes) punya usaha yang cukup unik.
Bukan jualan online, Dini justru membuka usaha jasa titip dan antar-jemput.
Mahasiswi tingkat akhir itu mengaku sering mendapatkan pesanan untuk memintakan tanda tangan ke dosen.
Uniknya, Dini Nur Kholisah tidak mematok harga yang pasti dalam tripnya.
Melainkan dia akan menyesuaikan berdasarkan tingkat kesulitan maupun lama waktu saat menemui dosen.
"Sebenarnya tarifnya seikhlasnya, kadang ada yang ngasih Rp45.000 sampai Rp50.000," ucap Dini, dikutip dari TribunSolo.com, Rabu (11/9/2024).
Dini Nur Kholisah mengatakan, berkas-berkas tanda tangan yang dibawanya itu bukanlah berkas yang amat penting.
Biasanya hanya berkas magang, beasiswa, atau kartu studi.
Bahkan, Dini juga tidak menjamin bisa memintakan tanda tangan dosen di seluruh fakultas.
Biasanya, Dini Nur Kholisah hanya menerima pesanan tanda tangan di FK Unnes.
"Jadi orangnya sudah janjian dulu sama dosen."
"Lalu saya datang, pakai masker, dan minta tanda tangan langsung," tutur dia.
Dini menyebut, jasa ini mulai dirintis pada 2022 lalu.
Salah satu pesanan unik lain yang berkesan baginya yaitu saat dimintai tolong untuk menjenguk pacar pelanggannya di kamar kos.
"Waktu itu ada yang minta antar jemput, tapi disuruh ke kos pacarnya."
"Disuruh lihatin pacarnya karena yang ceweknya itu ngancem bunuh diri saat mereka berantem,” ucap Dini.
Raih Omzet Jutaan Rupiah
Berbeda dengan layanan aplikasi online, Dini Nur Kholisah mematok harga jasa antar jemput bukan berdasarkan seberapa jauh jarak kilometernya.
Namun itu tergantung sulit tidaknya medan yang akan dilewati.
"Kalau di sekitaran Unnes, cuma Rp5.000, kalau ke Stasiun Tawang Rp25.000, ke Simpang Lima Rp21.000," ungkap Dini.
Mahasiswa semester akhir itu menyebut, paling ramai mendapat orderan ketika arus balik mahasiswa Unnes.
Dalam satu hari, Dini Nur Kholisah bisa bolak-balik dari Unnes ke Stasiun Poncol sebanyak 10 kali.
Menariknya, dari hasil usahanya itu, Dini bisa meraup pendapatan sekira Rp3 juta hingga Rp4 juta.
Bahkan, pernah sesekali dia mendapat Rp6 juta dalam satu bulan.
"Itu yang paling ramai, sehari saja bisa dapet Rp400 ribu."
"Sebulan total Rp6 juta," ucap dia.
Bukan melalui aplikasi khusus, Dini Nur Kholisah memanfaatkan jejaring media sosial X untuk menyebarkan jasanya.
Uniknya, dia membuka jasa antar jemput dan jasa titip itu selama 24 jam penuh.
Ia pun harus pandai membagi waktu untuk bekerja di sela menyelesaikan skripsi.
“Selama ada yang booking, pokoknya ready 24 jam."
"Rasanya jelas capek, tapi senangnya itu ketika antar jemput bisa sharing sama pelanggan, dapet teman baru, dan membantu mereka juga," pungkas Dini.
Salah satu pelanggan, Rani mengklaim sering memesan jasa antar jemput yang ditawarkan Dini Nur Kholisah.
Menurut mahasiswa Unnes semester 5 itu menggunakan jasa antar jemput lebih aman dibanding layanan aplikasi online.
"Karena sesama perempuan jadi lebih aman."
"Kalau di jalan bisa ngobrol karena sudah kenal juga, jadi ngerasa lebih safety," ucap Rani.
Biasanya, Rani memesan jasa Dini untuk pergi dari dan atau ke kampus, swalayan, ataupun tempat-tempat lain di tengah Kota Semarang.
"Tapi lebih sering di sekitaran kampus, lumayan banget perbedaannya sama aplikasi online."
"Lumayan sekitaran Unnes cuma Rp5 ribu," pungkas dia.
SURYA Kampus
Universitas Negeri Semarang (UNNES)
Dini Nur Kholisah
kisah inspiratif
mahasiswi buka jasa antar-jemput
SURYA.co.id
surabaya.tribunnews.com
Perjuangan Roihan Kuli Angkut Diterima di Unesa, Guru SMA Patungan Demi Bantu Biaya Kuliah |
![]() |
---|
PTN BH dan Universitas Asing Bertambah, PTS Hadapi Tantangan Berat Raih Mahasiswa Baru |
![]() |
---|
Ksatria Muda Unair akan Taklukkan Gunung Arjuno Demi Kontribusi Hijau |
![]() |
---|
FKG Unair Gandeng Pemkab Pasuruan dan PDGI, Edukasi Kesehatan Gigi dan Penanganan Bibir Sumbing |
![]() |
---|
Perjuangan Ulin Nuha, Mahasiswa UGM Akhirnya Dapat Beasiswa di Jepang Setelah Gagal Seleksi 3 Kali |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.