SURYA Kampus

Kisah Faiz Mahasiswa ITB Sabet Emas Olimpiade Biologi Nasional, Cuma Berbekal Pengetahuan saat SMA

Kisah mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) bernama Faiz Saiful Hakim jadi sorotan karena berhasil menyabet emas olimpiade biologi nasional.

laman ITB
Faiz Saiful Hakim, Mahasiswa ITB Sabet Emas Olimpiade Biologi Nasional. 

SURYA.co.id - Kisah mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) bernama Faiz Saiful Hakim jadi sorotan karena berhasil menyabet emas olimpiade biologi nasional.

Faiz, ternyata mengikuti lomba tersebut cuma berbekal pengetahuan semasa SMA.

Hal ini lantara, Faiz merupakan mahasiswa program studi (prodi) Teknik Geodesi dan Geomatika ITB.

Sehingga ia tak mendapat matakuliah biologi murni.

Namun, ia masih mengingat dasar-dasarnya yang dulu dipelajari saat mengikuti olimpiade di tingkat SMA.

Baca juga: Cerita Kadit, Mahasiswa Berprestasi Teknik Elektro ITB yang Raih Juara 3 Clash of Champions

"Sebelum pelaksanaan kompetisi, saya coba mereview materi yang kira-kira akan muncul nantinya," kata Faiz, dilansir dari laman ITB.

Selain bukan mahasiswa konsentrasi biologi atau ilmu pengetahuan alam (IPA), tantangan lain saat ikut olimpiade ini bagi Faiz adalah waktu.

Ia dituntut agar bisa mengelola waktu dengan baik.

Pasalnya, Faiz juga aktif sebagai panitia dan kegiatan mahasiswa lainnya. Selain itu, ia juga harus lebih keras lagi dalam mengulang materi-materi biologi.

Untungnya Faiz bisa menentukan skala prioritas dengan tepat. Oleh karena itu, ia tetap bisa mempersiapkan diri untuk olimpiade biologi secara maksimal.

"Selalu berusaha dan melakukan yang terbaik," ujarnya.

Baca juga: Kisah Zaky Anak Pedagang Plastik Lulus ITB dengan IPK 3,99, Dulu Kuliah Gratis Berkat KIP Kuliah

Ajang olimpiade yang diikuti Faiz menyeleksi ribuan mahasiswa dari seluruh Indonesia.

Di ajang Olimpiade Biologi Nasional NSSC, peserta harus menyelesaikan serangkaian soal dalam waktu tertentu.

Pemenang ditentukan lewat urusan perolehan nilai tertinggi. Juara di olimpiade akan memperoleh medali emas, perak atau perunggu.

Perlombaan ini digelar dalam rangka memperingati Hari Kebangkitan Nasional 2024. Pelaksanaannya digelar secara daring atau online.

Selain mahasiswa, National Science and Social Competition juga menggelar lomba untuk siswa SD, SMP dan SMA. Bidang yang dilombakan beragam mulai dari IPA, IPS, matematika, bahasa, hingga kedokteran dasar.

Selain Faiz, ada juga sosok lain yang tak kalah menginspirasi.

Yakni Kaditya Rakan, peserta kompetisi Clash of Champions (Coc) dari Ruangguru.

Nama Kadit-sapaan akrabnya, mulai dikenal karena tampak menonjol ketika menjawab soal-soal Matematika.

Ia dengan mudah menyelesaikan hitungan Matematika secara cepat. 

Contohnya saat sesi Cryptarithm, Kadit menjadi satu-satunya peserta dari kampus dalam negeri yang bisa menjawab dengan cepat hampir setara dengan peserta dari kampus National University of Singapore (NUS).

Kadit, merupakan mahasiswa S1 Teknik Elektro, Institut Teknologi Bandung (ITB).

Saat ini dia sedang berada di semester tiga dan meraih Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,92.

Anak bungsu dari tiga bersaudara ini memiliki latar belakang keluarga dari bidang Kedokteran.

Ayah, ibu dan, kakak yang berprofesi sebagai dokter gigi.

Kaditya Rakan
Kaditya Rakan (Kolase Instagram)

Meski berasal dari keluarga dokter, Kadit diberi kebebasan untuk memilih jurusan kuliah apapun yang diminatinya.

"Support terbesar dari orangtua adalah mendukung semua keputusan saya sih."

"Kedua orangtua saya buka lulusan teknik. Dan saya betul-betul memilih masuk teknik ITB. Keluarga dukung-dukung aja," kata Kadit, dikutip dari Kompas.com, Rabu (28/8/2024) lalu.

Kadit mengaku keinginannya untuk berprestasi datang ketika ia berada di SMP. Karena ia menyadari ada kesempatan lain yang bisa dapatkan ketika berprestasi.

Hingga akhirnya Kadit banyak memenangkan lomba matematika dan ilmiah dan masuk juga berhasil masuk ke Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Kota Malang dan berhasil memenangkan banyak kompetisi di bidang matematika.

"Alhamdulilah di Ruangguru juga pernah ada lomba buat SMA KSR, terus di tahun 2022 pernah dapat medali emas," ujarnya.

Kadit mengatakan, selama lomba ia lebih sering mendapatkan posisi juraa kedua dibanding pertama.

Namun ia selalu berpikir, mungkin deretan juara kedua yang ia dapatkan untuk mengarahkan dia masuk ITB jurusan Teknik Elektro.

"Karena juara pertamanya free pass masuk jurusan itu (jurusan lomba tersebut)," ungkapnya.

Sementara prestasi tertinggi yang didapatkan Kadit di masa perkuliahan saat ini adalah memenangkan posisi ketiga ajang adu kecerdasan CoC.

Sebagai mahasiswa berprestasi, Kadit tetap menerapkan keseimbangan antara belajar dan hiburan bersama teman-temannya.

"Aku masih nonton film, kadang juga suka zoom meeting dengan teman-teman sesekali," ucap Kadit.

>>>Update berita terkini di Googlenews Surya.co.id

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved