Berita Surabaya

Pemkot Surabaya akan Wujudkan Tol Pamurbaya, Komisi C Dukung Penuh untuk Percepatan Ekonomi

Pemkot Surabaya akan merealisasikan Tol Pamurbaya, yakni Surabaya Eastern Ring Road (SERR) yang akan difungsikan sebagai ruas tol.

Penulis: Nuraini Faiq | Editor: irwan sy
nuraini faiq/surya.co.id
Wakil Ketua Komisi C DPRD Surabaya Aning Rahmawati. 

SURYA.co.id | SURABAYA - Surabaya hingga saat ini masih belum berpikir akan merealisasikan tol tengah kota.

Selain tingkat kerumitannya juga menyangkut tata kota dan dampak yang menyertainya.

Bhkan, Pemkot Surabaya belum berkehendak.

Namun sebagai penggantinya dengan tidak mengurangi fungsi tol tengah kota, Surabaya akan merealisasikan Tol Pamurbaya, yakni Surabaya Eastern Ring Road (SERR) yang akan difungsikan sebagai ruas tol.

Kemudian infrastruktur yang akan membentang dari Tol Juanda ke Perak itu akan terkoneksi dengan jalan lingkar luar timur (JLLT).

"JLLT ini sebagai arterinya. Makanya kami menyebutnya Tol SERR," kata Wakil Ketua Komisi C DPRD Surabaya Aning Rahmawati, Senin (26/8/2024).

Saat ini, pemerintah pusat dan Pemkot Surabaya tengah melakukan pembicaraan serius atas rencana kedua proyek strategis tersebut.

Pembuatan infrastruktur jalan yang tidak saja memecah dan mengurai kepadatan kendaraan, tapi juga berdampak pada peningkatan ekonomi.

Yang menarik adalah, jalur Tol SERR tersebut akan memberi pengalaman baru berkendara di Surabaya dengan view lepas pantai.

Sebab jalurnya akan menyusuri Pantai Timur Surabaya atau Pamurbaya.

Alam menjadi daya tarik luar biasa.

Jalan luas, mulus, dua lajur, akan menjadi impian pengguna jalan.

Warga sekitar juga akan diuntungkan, dan akan tumbuh sentra-sentra ekonomi baru di Surabaya Timur tersebut.

"Proyek strategis itu paling cepat 2025 besok sudah dimulai. Kami mendukung penuh karena beban pembebasan lahan bisa ditekan karena lebih banyak melintasi aset Pemkot. Bukan menerobos permukiman," kata Aning, dari Fraksi PKS.

Berdampingan JLLT
JLLT sebenarnya sudah mulai dikerjakan dan bahkan sudah dibangun trase atau jalur pembuka di Kedung Cowek.

Mandek sejak 2019 karena terkait dengan pembebasan lahan. Jalur yang menembus kampung itu biaya pembebasan lahan begitu tinggi.

Kini semua jalur tersebut dikonsentrasikan ke tepian pantai timur Surabaya atau Pamurbaya.

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi sebelumnya menyebut bahwa JLLT sebagai  pengurai macet di wilayah Surabaya itu akan terus dilanjutkan.

"Tapi jalurnya nanti digeser lebih ke tepi pantai," terang Eri.

Artinya jalur JLLT itu akan berubah total dari sebelumnya yang melintasi sejumlah perkampungan.

Semua jalur penghujung Surabaya Utara, Timur, dengan Tol dan Bandara Juanda dan Sidoarjo itu akan menyisir tepian Surabaya yang berbatasan dengan laut.

Pemindahan jalur JLLT itu karena ingin efisiensi.

Sebab jika mengikuti jalur lama, Pemkot akan mendapat beban yang berat karena harus membebaskan lahan warga.

Tentu nilainya ini akan fantastis.

Eri menyebut bahwa nantinya Pemkot tetap akan berkontribusi dalam membangun infrastruktur jalan berskala nasional itu.

Tapi karena itu proyek nasional, Pemkot Surabaya akan membantu dalam pembebasan lahan.

Sementara konstruksi dan pengerjaan fisik JLLT dikerjakan pusat.

"Lahannya kami, pusat fisiknya," lanjut Eri.

Sebenarnya JLLT itu sudah diawali dengan pembangunan jalan lebar di Kedung Cowek, namun terhenti.

Sudah dibangun lebih dari 500 meter tapi mandek.

Karena mulus dan lebar, lokasi ini sempat dijadikan trek-trekan atau balap liar.

Proyek JLLT itu rencananya akan membentang sekitar 16,8 kilometer.

Dimulai dari Kecamatan Kenjeran, Bulak, Mulyorejo, Sukolilo, Rungkut, hingga Gunung Anyar.

Saat ini, proyek JLLT itu baru terealisasi di Kedung Cowek.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved