Kisah Bahlil Lahadalia Menteri ESDM Dulu Pernah Jadi Kernet Angkot, Anainas Waimbo: Jatuh Bangun

Sosok Bahlil Lahadalia jadi sorotan usia dilantik Presiden Joko Widodo (Jokowi) jadi Menteri ESDM, ini kisahnya saat jadi kernet angkot.

Istimewa
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia. Dulu Pernah Jadi Kernet Angkot. 

SURYA.co.id - Sosok Bahlil Lahadalia jadi sorotan usia dilantik Presiden Joko Widodo (Jokowi) jadi Menteri ESDM, ini kisahnya saat jadi kernet angkot.

Diketahui, Presiden Jokowi bertempat di Istana Negara Jakarta, melantik Bahlil Lahadalia sebagai Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dalam sisa masa jabatan periode tahun 2019-2024 menggantikan Arifin Tasrif.

Karier Bahlil di pemerintahan memang sedang bersinar, ia sebelumnya menjabat sebagai Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).

Namun, jarang ada yang tahu perjuangan Bahlil hingga di titik kesuksesannya saat ini.

Bahlil ternyata pernha jatuh bangun untuk berjuang hidup.

Baca juga: Besaran Gaji Bahlil Lahadalia yang Dilantik Jokowi Jadi Menteri ESDM, Kekayaannya Capai Rp 300 M

Ia rela jadi kernet angkot saat masih duduk di bangku sekolah.

Salah satu orang yang mengenal betul sosok Bahlil Lahadalia saat masa muda dan menjadi seorang kenet angkot di Fakfak ialah Ananias Waimbo (60).  

"Sekarang ini, semua orang tahu betul siapa Bahlil Lahadalia, karena kebanyakan hanya mengemuka ketika seseorang telah sukses. Tetapi jujur saya secara pribadi bersyukur telah mengenalnya jauh sebelum namanya bersinar dan sempat jatuh bangun dulu," kata Ananias Waimbo, Kamis (22/8/2024), melansir dari TribunPapuaBarat.com.

Ananias Waimbo mengisahkan, dirinya dan Bahlil Lahadalia dulunya merupakan anak-anak terminal di Fakfak Papua Barat. 

"Saya mengenal Bahlil saat ia masih remaja dan bersekolah dengah kehidupan yang jauh di bawah kata sederhana," kenangnya. 

Baca juga: Bahlil Diusulkan Jadi Ketum Golkar, DPD Jember Yakin Tidak Pengaruhi Surat Tugas ke Calon Bupati

Meskipun begitu, ia menyebutkan dari sosok kesederhanaan Bahlil Lahadalia mampu membuatnya tetap tampil percaya diri dan punya kegigihan akan hidup yang lebih baik jauh ke depan. 

"Sehingga waktu masa sekolah itu, dia (Bahlil Lahadalia) harus mencari penghasilan tambahan untuk keperluannya," kata Ananias Waimbo. 

Ananias Waimbo tak mengingat betul awal mula berkenalan dengan Bahlil Lahadalia, namun ia teringat sungguh tatkala mantan Menteri Investasi RI itu menjadi kernet dan dirinya sebagai sopir. 

"Seingat saya itu pada tahun 1992 atau 1993, Bahlil Lahadalia jadi kondektur atau kernet dan saya sopir yang membawa angkot," katanya mencoba mengingat kenangan. 

Sebetulnya, Ananias Waimbo bukan merupakan seorang sopir taksi tetapi kala itu masih menjadi anggota aktif kepolisian di Polres Fakfak Papua Barat. 

"Pada masa itu, saya pulang dinas atau tugas baru kemudian saya menjadi sopir dan Bahlil Lahadalia pulang sekolah baru menjadi kernet, sehingga kami berdua itu menggunakan waktu lenggang," bebernya. 

Waktu itu kenang Ananias Waimbo, trayek angkot yang dilayani Bahlil Lahadalia dengan dirinya yakni mengitari wilayah Kota Fakfak. 

"Dari Kawasan Puncak, menuju kota baru kemudian ke Torea, pokoknya kita keliling waktu itu," tandasnya. 

Pada waktu itu, angkot di Fakfak memang belum begitu seramai saat ini dan belum ada jasa ojek. 

"Pada saat kita mencari penumpang waktu itu, memang hasil pendapatan kita berdua itu tidak seberapa, karena apa yang kita dapat itu yang kita bagi dan perlu diketahui penghasilan tidak menentu memang," ucapnya. 

Dari keseharian pekerjaan keduanya, baik Bahlil Lahadalia dan Ananias Waimbo terjali  kekerabatan yang erat bahkan sudah seperti keluarga. 

Ananias Waimbo mengenang tatkala menjadi orang yang mengajarkan Bahlil Lahadalia membawa angkot atau mobil. 

"Bahkan saya ajar Bahlil Lahadalia sampai mahir dan memintanya membuat SIM hingga harus mengikuti ujian teori dan praktik hingga dinyatakan lulus dan resmi mengantongi Surat Izin Mengemudi (SIM) ," katanya.

Pernah menjadi sopir angkot bersama Bahlil Lahadalia, membuat Ananias Waimbo mengenal betul sosok mantan ketua HIPMI itu. 

"Bahlil Lahadalia itu orangnya yang saya kenal dari dulu ialah orang cerdas, ulet, mau berusaha, mudah bergaul dan yang paling penting dia tidak pernah melupakan masa lalunya," kata Ananias Waimbo. 

Sebagai sesama anak terminal dan masyarakat Kabupaten Fakfak, Ananias Waimbo mengaku bangga dengan pencapaian dan kesuksesan Bahlil Lahadalia

"Perlu saya pertegas, beliau Bahlil Lahadalia ini adalah orang yang paling tidak pernah lupa dengan masa lalunya, salah satu bukti kalau ia datang ke Fakfak itu pasti dia lihat teman-teman sopir angkot di terminal, salah satunya saya, selalu dia tanyakan saya," tuturnya. 

Meski sekarang sudah menjadi orang besar, Bahlil Lahadalia dikatakannya tak pernah lupa dengan masa lalunya termasuk kawan lama di terminal. 

"Pernah waktu kita ketemu itu,  dia (Bahlil Lahadalia) peluk saya erat dan sesekali kita mengenang momen perjuangan hidup dulu," imbuhnya.

Diketahui, Presiden Jokowi bertempat di Istana Negara Jakarta, melantik Bahlil Lahadalia sebagai Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dalam sisa masa jabatan periode tahun 2019-2024 menggantikan Arifin Tasrif.

Bahlil Lahadalia yang Dilantik Jokowi Jadi Menteri ESDM. Segini besaran gajinya.
Bahlil Lahadalia yang Dilantik Jokowi Jadi Menteri ESDM. Segini besaran gajinya. (Tribunnews)

Selain melantik Menteri ESDM, melalui Keputusan yang sama Presiden juga melantik dua Menteri lainnya yakni Supratman Andi Agtas sebagai Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dan Rosan Perkasa Roeslani sebagai Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal.

Dalam kesempatan tersebut, Presiden Jokowi mengambil sumpah jabatan para menteri yang dilantik.

"Bahwa saya akan setia kepada Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 serta akan menjalankan segala peraturan perundang-undangan dengan selurus-lurusnya demi darmabakti saya kepada bangsa dan negara.

Bahwa saya dalam menjalankan tugas jabatan akan menjunjung tinggi etika jabatan, bekerja dengan sebaik-baiknya, dengan penuh rasa tanggung jawab," ujar Presiden mendiktekan sumpah jabatan di Istana Negara, Jakarta, Senin (19/8).

Acara pelantikan diakhiri dengan pemberian ucapan selamat oleh Presiden Joko Widodo untuk kemudian diikuti para tamu undangan yang hadir.

Turut hadir dalam acara tersebut adalah Wakil Presiden Ma'ruf Amin, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Hadi Tjahjanto, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, dan Sekretaris Kabinet Pramono Anung.

Sebelumnya Bahlil menjabat sebagai Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) periode 2019-2024.

Pengalaman kepemimpinan Bahlil dimulai sejak mahasiswa sebagai Ketua Dewan hingga menjadi Ketua Senat Mahasiswa STIE Port Numbay di Jayapura Papua dan pada tahun 2002-2004 Bahlil menjadi Bendahara Umum PB Himpunan Mahasiswa Islam (HMI).

Selanjutnya, tahun 2008 hingga tahun 2011 Bahlil menjadi Ketua BPD Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Provinsi Papua dilanjutnya hingga tahun 2014 menjadi Kepala Bidang Infrastruktur dan Properti BPP HIPMI Pusat hingga akhirnya menjadi Ketua HIPMI periode 2015-2019.

Bahlil yang lahir di Banda, Maluku 7 Agustus 1976 usai menyelesaikan pendidikan strata 1 melanjutkan Program Magister Ekonomi Universitas Cendrawasih dan saat ini sedang menyelesaikan Program Doktoral di Universitas Indonesia.

>>>Update berita terkini di Googlenews Surya.co.id

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved