SURYA Kampus
Sosok Aditya Penyandang Tunanetra yang Berhasil Lulus dari UIN Salatiga, Prestasinya Tak Main-main
Sosok Aditya Pratama, penyandang tuna netra yang berhasil lulus dari UIN Salatiga, begitu menginspirasi publik.
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Putra Dewangga Candra Seta
SURYA.co.id - Sosok Aditya Pratama, penyandang tuna netra yang berhasil lulus dari UIN Salatiga, begitu menginspirasi publik.
Di tengah kekurangan fisiknya, Aditya berhasil menorehkan banyak prestasi yang tak main-main.
Kekurangan bukanlah penghalang, melainkan tantangan yang harus ditaklukkan.
Hal itulah yang diyakini oleh Aditya Pratama Masyhuri, wisudawan penyandang disabilitas netra dari prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas Dakwah, UIN Salatiga.
Wisudawan yang akrab disapa Adit tersebut mengikuti Wisuda keenam UIN Salatiga yang digelar pada Sabtu (20/7).
Baca juga: Sosok Reza Agustian Mahasiswa Disabilitas Berhasil Raih Sarjana Komunikasi, Bercita-cita Jadi Guru
Adit tidak pernah putus semangat untuk merampungkan studinya.
Tidak hanya menyelesaikan tugas akademik dengan baik, ia juga aktif berkegiatan sosial serta mengembangkan bakat-minat di bidang seni dan olahraga.
Melansir dari laman UIN Salatiga, selama menjadi mahasiswa UIN Salatiga, Adit berhasil meraih beberapa penghargaan, di antaranya:
- Juara 1 Musikalisasi Hadits dalam ajang Invitasi Pengembangan Bakat dan Minat Mahasiswa (IPBMM) se-Jawa Madura 2021
- Juara 2 Pop Solo Islami dalam ajang Invitasi Pengembangan Bakat dan Minat Mahasiswa (IPBMM) se-Jawa Madura 2021
- Juara 1 Paduan Suara dalam rangka Ulang Tahun BNN 2022 tingkat Provinsi Jawa Tengah
- Juara 3 Musikalisasi Hadits dalam ajang Pekan Seni dan Olahraga (PESONA) Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri se-Indonesia 2022
Semangat Adit turut menginspirasi segenap sivitas akademika UIN Salatiga.
“Apapun peran kita, lakukanlah yang terbaik. Ubah kekurangan kita menjadi kekuatan yang istimewa,” katanya berpesan.
Apa yang telah dilakukan Adit mendapat apresiasi dari jajaran pimpinan UIN Salatiga.
“Dari Adit, kita belajar banyak hal. Yang utama adalah jangan mudah menyerah dan terus lakukan yang terbaik. UIN Salatiga siap memberikan layanan pendidikan inklusif bagi masyarakat, sehingga akan lebih banyak talenta-talenta inspiratif yang bermunculan dari kampus tercinta ini,” ujar Rektor UIN Salatiga, Prof. Zakiyuddin Baidhawy.
Sebelumnya, sosok mahasiswa disabilitas Universitas Terbuka (UT) Pangkalpinang baru-baru ini jadi sorotan karena berhasil menyelesaikan studi program sarjana.
Baca juga: Ingat Fatia Gadis Disabilitas yang Ikut Seleksi Bintara Polri? Dinyatakan Lulus: Banyak Rintangan
Mahasiswa bernama Reza Agustian (27) ini resmi menjadi Sarjana Ilmu Komunikasi setelah mengikuti prosesi wisuda di Hotel Novotel, Bangka, Minggu (30/6/2024) lalu.
Ia menyelesaikan masa studi selama 4 tahun 5 bulan, dengan predikat memuaskan.
Meski tidak bisa melihat alias buta, Reza tak pernah menyerah untuk belajar. Ia memanfaatkan kecanggihan teknologi untuk membantunya belajar.
Tak lupa dengan dorongan dari orang tua yang terus mendukungnya.
“Tau info kuliah ini awalnya dari radio, saya ambil Ilmu Komunikasi ini karena saya juga tergabung di organisasi tuna netra, dan disini saya ingin teman-teman disabilitas dan tuna netra bisa berjuang bersama,” ungkap Reza dikutip dari Bangkapos.com.
Tak dipungkiri Reza, kendala yang dihadapi selama proses mengenyam pendidikan ini ikut dirasakan, namun hal tersebut tidak membuatnya mengeluh untuk bisa mengapai apa yang telah dicita-citakan.
“Cita-cita saya sebenarnya ingin menjadi guru atau penulis karena memang saya hobi di bidang ini."
"Kalau sekarang saya juga aktif di organisasi Persatuan Tunanetra Indonesia (Pertuni) Bangka Belitung dan Indonesia."

"Untuk kendala selama pembelajaran pastinya ada, terutama ketika ada tugas yang sifatnya gambar, namun di UT ini saya rasa cukup memudahkan dengan inovasi yang diberikan."
"Tugas dan lainnya saya menggunakan komputer bicara yang mana ini sangat membantu,” ujar Reza.
Menurutnya, keterbatasan fisik bukanlah sesuatu yang bisa menghentikan mimpinya bisa berkarya. Untuk itu, ia mengajak agar teman-teman disabilitas untuk selalu semangat.
“Untuk teman-teman disabilitas yang di Sekolah Luar Biasa (SLB) jangan takut melanjutkan pendidikan, semua punya kesempatan sama untuk kita meraih cita-cita,” tuturnya.
Kegigihan dan semangat Reza untuk meraih pendidikan tinggi ini turut diacungi jempol oleh Ibunya, Ahua.
Menurutnya, anak pertama dari dua bersaudara ini memiliki kegigihan dan semangat yang luar biasa dalam menempuh pendidikan.
“Kalau dia Reza memang semangatnya luar biasa, bahkan katanya dia juga mau lanjut S2. Kita sebagai orangtua selalu mendukung apa yang terbaik untuk anak,” ujar Ahua.
Direktur Unit Program Belajar Jarak Jauh (UPBJJ) Universitas Terbuka (UT), Ida zubaidah turut mengapresiasi kegigihan dan semangat Reza yang telah menyelesaikan studi program sarjana dalam kurun waktu 4 tahun 5 bulan.
Menurutnya, waktu tempu pendidikan yang dicapai Reza sangat luar biasa di tengah keterbatasan fisik yang dimilki.
“Jadi kami memfasilitasi mereka disabilitas yang memang ingin meraih pendidikan, dan kita juga fasilitasi seperti ujian yang tunanetra."
"Dia belajar ada yang mengunakan tutor atau orang lain dan perantara ini benar-benar netral."
"Dan ini sesuatu yang luar biasa bisa lulus 4,5 tahun. Tentunya ini menjadi bukti UT Terbuka untuk semua,” ucap Ida.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.