Persebaya Surabaya
Kisah Pahit Andhika Ramadhani Saat Debut di Persebaya Surabaya, Dipaido Bonek Sampai Kena Mental
Kisah pahit Andhika Ramadhani saat debut bersama Persebaya Surabaya, dipaido Bonek hingga kena mental
Penulis: Abdullah Faqih | Editor: Abdullah Faqih
SURYA.co.id, - Kisah pahit Andhika Ramadhani saat debut bersama Persebaya Surabaya, dipaido Bonek hingga kena mental
Andhika Ramadhani menjadi sosok yang mengawal jala Persebaya Surabaya dalam tiga musim terakhir.
Jalan yang ditempuh oleh pemain berusia 25 tahun itu tentu tak mudah.
Bermula dari klub internal El Faza, Andhika perlahan merangkak hingga mendapatkan tempat di skuad senior Persebaya Surabaya.
Penampilan pertamanya menjadi penjaga gawang Persebaya tentu tak terlupakan.
Saat itu, ia mendapatkan kesempatan untuk tampil perdana di pekan ke-6 Liga 1 2021/2022 silam.
Tak tanggung-tanggung, lawan perdana yang harus dihadapi adalah PSIS Semarang.

Momen bersejarah baginya ternyata harus menjadi mimpi buruk.
Ini karena pemain bernomor punggung 52 itu harus memungut bola 3 kali dari sarangnya, Persebaya juga harus menelan kekalahan 3-2 melawan Laskar Mahesa Jenar.
Baca juga: Bukti Persebaya Surabaya Masih Butuh Tambahan Bek Asing? Pertahanan Bajul Ijo Belum Teruji
Baca juga: Persebaya Surabaya dan Persija Jakarta Tak Penuhi Kuota Pemain Asing, Ini Tanggapan PT LIB
Kekalahan serta penampilan buruk tentu berujung pada sorotan dari pendukung setia Persebaya yaitu Bonek.
Andhika mengaku bahwa ia harus menghadapi paido tanpa henti, terutama melalui media sosialnya.
"3 hari hapeku ngedrop (karena hujatan di media sosial), pengalaman pertama. Mental pasti down, tapi mau gimana lagi." Ucap Andhika Ramadhani seperti dilansir SURYA.co.id dari Youtube GS Pedia
Debut pahit tak membuatnya patah arah.
Andhika berkeyakinan bahwa ini merupakan kesempatan emasnya untuk tampil, terutama melihat Ernando yang harus absen.
"Kalau gak dimulai dari sekarang, mumpung Ernando di timnas, siapa lagi yang mau main?" Ungkapnya
Pemain yang sempat mendapatkan panggilan Timnas Indonesia itu juga tak menganggap paido yang diberikan oleh Bonek menjadi sebuah beban.
Ia sadar betul bahwa Persebaya adalah klub yang besar, wajar jika pendukung tak mau klub kebanggaannya menelan kekalahan.
"Bonek seperti itu juga gak mau kita semena-mena dianggap remeh sama orang-orang"
"Bonek kayak gitu kan karena cinta sama Persebaya. Mereka maido pemain juga bukan seakan-akan mematahkan mereka. Bonek maido pemain juga biar kedepannya biar gak seperti itu terus"
Lebih lanjut, Andhika juga mengungkapkan bahwa para pemain juga merasakan beban yang sama seperti yang diemban oleh pendukung apabila Persebaya mengalami kekalahan.
"Kita sebagai pemain itu, kalau Persebaya kalah ya sedih, nangis juga" Terang pemain yang akrab dipanggil Cak Dhik.
Hujatan demi hujatan nampak menempa seorang Andhika Ramadhani dalam prosesnya.
Setelah dihujat, Andhika justru menuai pujian kala performa gemilangnya pada laga melawan Persija Jakarta di pekan ke-9 Liga 1 2021/2022 silam.
Saat itu Persebaya Surabaya berhasil menang tipis 1-0 atas Macan Kemayoran.
Pemain jebolan klub internal El Faza itu berhasil tampil gemilang dan mencatatkan penyelamatan demi penyelamatan di bawah mistar gawangnya.
Penampilan apik itu juga membuatnya dipuji oleh pelatih Persija kala itu yaitu Angelo Alessio.
Sejak saat itu, Andhika selalu menjadi andalan Persebaya Surabaya kala Ernando Ari absen.
Ia bahkan tampil lebih banyak daripada Ernando Ari di musim 2023/2024 lalu.
Pemain bertinggi 184cm itu total mencatatkan 47 pertandingan, 15 kali nirbobol dan 54 kali kebobolan sepanjang karirnya bersama Persebaya.
Kisah dari Andhika Ramadhani tentu mempunyai pelajaran penting bagi generasi penerus.
Ia mengajarkan bahwa untuk menjadi pemain sepak bola, keinginan kuat dan dedikasi yang tinggi harus dijunjung tinggi oleh pemain.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.