Pembunuhan Vina Cirebon
Masa Lalu Aep Diduga Jadi Alasan Beri Kesaksian Palsu di Kasus Vina Cirebon, Dede: Dia Dendam
Masa lalu Aep diduga jadi penyebab ia nekat memberikan kesaksian palsu di kasus Vina Cirebon. Dede ungkap dendam kesumat.
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Putra Dewangga Candra Seta
SURYA.co.id - Salah satu saksi kasus Vina Cirebon, Aep, hingga kini terus jadi sorotan karena dituding telah memberikan kesaksian palsu.
Terbaru, masa lalu Aep ikut terungkap ke publik.
Ia diketahui punya dendam kesumat ke warga. Hal itulah yang diduga jadi alasan Aep nekat memberikan kesaksian palsu.
Hal ini diungkapkan oleh Dede, salah satu saksi yang keterangannya diambil polisi dalam kasus Vina Cirebon.
Dede mengatakan bahwa Aep sempat berujar kalau kesaksiannya itu karena dendam akibat pernah dipukuli warga.
Baca juga: Terbongkar Hubungan Aep dan Anak Buah Iptu Rudiana yang Tangkap Terpidana Kasus Vina, Ini Sosoknya!
Aep sebelumnya dipukuli warga karena di tempat kerjanya yakni tempat pencucian motor ada perempuan.
Yang melaporkan ke warga bahwa di tempat pencucian motor sering menginap perempuan itu disebut anak-anak yang suka nongkrong di depan SMPN 11 Cirebon.
"Aep cerita ke saya dipukulin, ada anak-anak SMPN 11 yang bilang bawa perempuan," terang Dede, melansir dari tayangan youtube Dedi Mulyadi.
Dari situ, Aep diduga dendam sehingga memutuskan membuat laporan di Kasus Vina bahwa telah melihat anak-anak yang biasa nongkrong di depan SMPN 11 Cirebon melempari pengendara motor.
Aep mengaku kesal dengan para pemuda tersebut karena pernah memukulinya.
“Dia dendam,” kata Dede.
Selain itu, Dede juga menceritakan awal mula memberikan kesaksian palsu hingga membuat 8 orang menjadi terpidana kasus Vina, 7 di antaranya harus menjalani hukuman penjara seumur hidup.
Baca juga: Dalang Kebohongan Saksi Dede di Kasus Vina Cirebon Terkuak, Diminta Bersaksi soal Pelemparan Batu
Dede mengaku beberapa hari setelah kejadian tewasnya Vina di Jembatan Talun, Cirebon dia ditelepon Aep, diajak untuk menjadi saksi.
Ajakan Aep untuk menjadi saksi itu disebut Dede dilakukan saat malam, beberapa hari setelah para terpidana kasus Vina ditangkap polisi.
"Kurang lebih dua atau tiga hari setelah penangkapan," katanya.
Saat ditelepon Aep, Dede mengaku sedang di rumah.
Malam itu juga, mereka berangkat ke Polres Cirebon Kota.
Dede sempat bertanya ke Aep, untuk urusan apa mereka ke Polres.
Kata Aep, mereka akan jadi saksi untuk kasus tewasnya anak Iptu Rudiana.
"Saya bilang ke Aep, ep kan kita tidak tahu apa-apa, kok jadi saksi," kata Dede mengulangi pertanyaannya ke Aep ketika itu.
"Dijawab Aep, udah ikutin aja."
Setibanya di polres, Dede mengaku bertemu dengan Iptu Rudiana yang kemudian memintanya jadi saksi.
Dede mengaku bingung dan takut saat diminta jadi saksi bahwa motor Eky dan Vina dikejar rombongan lain.
Dia kemudian diarahkan Iptu Rudiana dan Aep untuk mengaku sedang nongkrong depan warung dan melihat motor Eky dan Vina dikejar rombongan lain.
Baca juga: Nasib Anak RT Abdul Pasren Terpojok usai Ngaku Tak Kenal Terpidana Kasus Vina, Teman Dekat: Bohong
"Yang mengarahkan saya melihat ada anak-anak lewat dilempari batu dan bawa bambu itu Aep dan Iptu Rudiana," tegas Dede pada Dedi Mulyadi.
"Kedua-duanya."
Buntut pengakuannya itu, Dede mengaku kesulitan tidur nyenyak.
"Benar, itu kesaksian palsu. Saya bersaksi palsu karena disuruh Aep dan Rudiana," katanya.
Hubungan Aep dan Anak Buah Iptu Rudiana
Selain Iptu Rudiana, Aep Rudiansyah menjadi sosok yang paling dicari di kasus tewasnya Vina Dewi Arsita alias Vina Cirebon dan Muhammad Rizky alias Eky.
Sejak Pegi Setiawan dibebaskan dari kasus Vina Cirebon, Aep tiba-tiba tidak menghilang.
Meski demikian, cerita tentang Aep dan kaitannya dengan polisi penyidik kasus Vina Cirebon mulai terungkap.
Setelah pihak keluarga yang membocorkan Aep sering dipanggil bolak-balik ke Polda Jabar, kini terungkap kedekatan Aep dengan salah satu anak buah Iptu Rudiana.
Hal ini diungkapkan Sauri, pemilik warung makan di depan cucian motor tempat Aep dan Dede bekerja.
Sauri tidak menjelaskan nama anggota polisi yang diduga merupakan teman Aep itu.
Namun ia menyebut kalau anggota polisi itu merupakan busser dari Unit Narkoba Polres Cirebon yang artinya anak buah Iptu Rudiana yang saat itu menjadi kanit Narkoba.

"Busser unit narkoba, dia kan sering minum es atau kopi di saya. Memang saya tahu karena dia gak jauh dari Jalan Saladara, Majasem, orang-orang juga pada kenal," kata Sauri dikutip dari Youtube Kang Dedi Mulyadi, Selasa (16/7/2024).
Menurut Sauri, sosok anggota polisi itu merupakan pelanggan di cuci motor tempat Aep bekerja.
Bahkan saat motornya dicuci, ia sering pulang dengan membawa motor milik Aep.
"Dia cuci motor ke Aep, terus pulang bawa motor Aep, nanti kalau udah selesai dia anterin ke sana, diambil motornya Aep," tutur Sauri.
Menurutnya, Aep dan busser narkoba itu bisa dibilang cukup akrab.
"Udah deket, udah langganan," kata dia.
Bahkan menurut Sauri kedekatan keduanya sudah cukup lama sebelum Aep digerebek oleh para terpidana dan RW setempat.
"Sebelum kejadian digerebek sama Pak RW dan RT Pasren, sudah dekat anggota polisi itu dengan Aep," ujarnya.
Bahkan anggota polisi yang merupakan teman Aep itu, kata Sauri, ikut menangkap para terpidana.
"Waktu penangkapan anggota itu ikut menangkap, saya tahu," kata dia.
Sauri juga sempat bertanya ke anggota polisi itu soal penangkapan tersebut.
"Waktu penangkapan saya dari warung tahu, saya deketin saya samperin mobil polisi, saya tanya dia, 'pak ada apa?' 'udah diem aja beh' kata dia," tutur Sauri lagi.
Menurut Sauri, dirinya kenal betul dengan anggota polisi itu.
"Nama depannya G," kata Sauri.
Saat itu, kata Sauri, hanya anak RT Pasren, Kahfi yang tidak ditangkap oleh Iptu Rudiana dan anggota polisi berinisial G tersebut.
Sauri bahkan sempat bertanya pada Kahfi yang saat itu menunggu di seberang SMP 11 usai para terpidana ditangkap.
"'Fi kamu laporan gak sama bapak kamu kalau anak-anak itu dibawa?' Diem aja pak gak jawab," kata Sauri.
Kemudian menurut dia, Kahfi belakangan dibawa oleh anggota polisi itu.
"Setelah itu beres, dibawa lah Kahfi sama motor anak-anak. Malemnya balik si Kahfi itu," jelasnya.
Sauri pun heran kenapa pada penangkapan itu Kahfi tidak ikut diamankan.
"Kenapa Saka Tatal di bawah umur dibawa? Tapi kenapa Kahfi yang gak dibawa? Padahal dia lebih gede," kata Sauri Heran.
Ia pun menduga jangan-jangan ada konspirasi antara Aep, RT Pasren, Dede, dengan aparat yang melakukan penangkapan.
"Pertanyaan saya kenapa Kahfi gak dibawa," kata dia.
Apalagi menurut Sauri, pada saat penangkapan itu, Kahfi terlihat santai dan tidak menunjukkan wajah panik.
"Diem aja, duduk aja, santai aja, gak ada wajah resah atau panik," tandasnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.