Berita Viral
Pantesan Sertu Sarijo Rela Jualan Sate Sepulang Tugas, Omzetnya Melebihi Gajinya Jadi Prajurit TNI
Pantas saja Sertu Sarijo rela jualan sate sepulang tugasnya sebagai Prajurit TNI AD. Segini omzetnya sebulan, melebihi gajinya.
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Putra Dewangga Candra Seta
SURYA.co.id - Pantas saja Sertu Sarijo rela jualan sate sepulang tugasnya sebagai Prajurit TNI AD.
Ternyata omzetnya sebulan melebihi gajinya sebagai abdi negara.
Sekadar mengingatkan, kisah Sertu Sarijo nyambi jualan sate sepulang tugas ramai jadi sorotan publik.
Anggota Koramil Panggang, Yogyakarta itu mengaku hasil jualan satenya cukup untuk membantu biaya sekolah ketiga anaknya.
Kini, terkuak omzetnya sebulan ternyata cukup fantastis, melebihi gajinya sebagai prajurit TNI AD.
Baca juga: Besaran Gaji Sertu Sarijo Prajurit TNI AD yang Jualan Sate Sepulang Tugas, Bantu Biaya Sekolah Anak
Melansir dari unggahan instagram @tni_angkatan_darat, omzet yang didapat Sertu Sarijo dari jualan sate adalah Rp 7 juta sebulan.
"Omset 7 juta sebulan, sate kronyos sertu sarijo bikin nagih" tulis @tni_angkatan_darat dalam unggahannya.
"Saya Sertu Sarijo, berdinas di Koramil Panggang, Kabupaten Gunung Kidul. Setelah jam kerja dinas selesai, saya melanjutkan bekerja sebagai wirausaha penjual sate klonyos," ujar Sarijo seperti dikutip dari Instagram TNI AD
Sedangkan gajinya sebagai prajurit TNI, jika merujuk pada daftar gaji TNI, maka Sertu Sarijo masuk dalam golongan II bintara TNI.
Dengan pangkat Sersan Satu (Sertu), gaji Sarijo kisaran Rp 2.343.100-Rp 3.850.500 sebulan.
Sebelumnya, seorang prajurit TNI Angkatan Darat (AD) tak pernah malu berjualan sate sepulang bertugas di Koramil.
Adalah Sertu Sarijo, yang sehari-hari bertugas di Koramil Panggang, Yogyakarta.
Baca juga: Sosok Prajurit TNI AD Banting Setir Jualan Sate Sepulang Tugas di Koramil, Sehari 400 Tusuk Ludes
Ia merupakan anggota TNI sejak 1996 silam.
Sepulang bertugas, warga Potrobayan, Kalurahan Srihardono, Pundong, Bantul itu banting setir menjadi seorang penjual sate.
Menggunakan sepeda motor yang sudah dimodifikasi bagian belakangnya, Serda Sarijo menyusuri jalan Imogiri- Panggang selama 15 menit untuk sampai ke Kantor Panewu Panggang.
Di jok motor tersebut terpasang etalase kecil bertuliskan 'Sate Sandung Lamur Kronyos Mantan Kopral'.
Datang dari arah barat, Sertu Sarijo memarkir kendaraan tepat di sisi timur pintu masuk kantor Panewu Panggang.
Sambil menyapa pedagang lain dan warga yang lewat, Sarijo bahan jualannya yakni sate sandung lamur atau dikenal kronyos.
Meski berpangkat Sertu, dirinya tidak malu berjualan kaki lima untuk menambah penghasilan keluarga.
"Yang penting saya tidak mencuri, dan ini halal," kata pria 51 tahun itu dikutip dari Kompas.com.
Dia mulai menekuni usaha sampingannya sejak tahun 2017 lalu. Meski awalnya coba-coba, dan membantu istrinya yang juga sudah berjualan lebih dulu.
"Buka jam 15.30 WIB tutup jam 20.00 WIB," kata dia.
Dia mengatakan tidak setiap hari berjualan di Kapanewon Panggang. Dia hanya mangkal di Kapanewon Panggang pada hari Selasa dan Kamis/Jumat atau tiga hari sekali.
Sementara, di hari lain, dia berjualan di sekitar Jembatan Depok Bantul atau sebelah timur Pantai Samas.
Dia juga berjualan di sekitar cepuri Pantai Parangkusumo pada malam tertentu.
Seperti, malam Selasa Kliwon atau Jumat Kliwon saat ramai dikunjungi peziarah.
Bapak tiga orang anak mengaku, selama berusaha tidak mengganggunya tugasnya sebagai abdi negara.
Usaha ini dijalankan selepas piket atau saat tidak ada kegiatan yang lain.
Baca juga: Tabiat Sertu Sarijo Prajurit TNI AD Banting Setir Jualan Sate Sepulang Tugas, Warga Sampai Syok
Jika ada perintah bertugas dirinya tetap menjalankannya.
"Pulang piket semuanya sudah dipersiapkan oleh istri, tinggal ganti langsung berangkat," kata dia.
Usaha ini, kata dia, cukup untuk membantu biaya dan kebutuhan sekolah tiga anaknya.
"Setiap hari bisa 300 sampai 400 tusuk sate, harganya Rp 2.000 per tusuknya," kata dia.
Sebagai seorang anggota TNI AD, dia bangga dengan pekerjaan ini. Bahkan, salah seorang anaknya sudah dipersiapkan untuk melanjutkan karir sebagai anggota TNI.

"Ini untuk persiapan pensiun nanti. Jadi paling tidak saya sudah punya usaha yang bisa mencukupi kebutuhan keluarga," ucap Sarijo sambil membakar belasan tusuk sate kronyos.
Sarijo mengaku sudah memiliki banyak pelanggan di sekitar Panggang. Hal itu memang terlihat saat Kompas.com berada di lokasi Sarijo berjualan.
Tampak beberapa pelanggan memesan sate kronyos racikannya. Bahkan disela melayani pembeli, dia menyebut sate buatannya dari sandung lamur pilihan.
"Pokoknya harus semangat," kata dia.
Saat melayani pembeli, Sarijo menawarkan bumbu pedas atau tidak.
Baca juga: Sosok Aktor Terkenal Banting Setir Jualan Sate Setelah Pulang Kampung, Tak Ingin Balik ke Kota
Selain itu, juga menyapa pelanggannya dengan ramah dan sedikit gurauan. Tangannya terampil saat membakar dan mengoleskan bumbu kecap.
"Kalau kurang, nanti dikomentari ya," ucap dia kepada salah seorang pembeli.
Saat menjadi anggota TNI AD, dirinya sempat bertugas di Jakarta.
Lalu pindah ke Gunungkidul pada tahun 2011.
Dia juga sempat ditugaskan membantu korban Gempa dan Tsunami Aceh tahun 2004 lalu.
Salah seorang warga Panggang, Rino Caroko mengaku mengenal Sertu Sarijo sejak lama karena bertugas di Koramil Panggang.
Dia dikenal sebagai tentara yang ramah terhadap warga dan suka melucu.
"Saya kenal sejak lama, beliau ini kalau ngobrol tidak membedakan dari mana atau dengan siapa. Pokoknya ramai, orangnya ramah, dan baik," kata Rino.
"Coba tanya saja warga sini nama Pak Sarijo pasti kenal," kata dia.
Salah seorang pembeli asal Wonosari, Adhitya Putratama mengaku kaget saat pertama kali mendengar nama Sarijo sebagai anggota TNI AD aktif dan mau berjualan kaki lima.
"Ya awalnya gak tau, setelah teman saya cerita kalau beliau anggota TNI, saya jadi kagum. Selain itu, satenya juga enak. Kalau pas ke Panggang wajib coba," kata dia.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.