Berita Tulungagung

Diduga Cawe-Cawe Dalam Perubahan Jarak Rumah Siswa, SMAN 1 Kedungwaru Tulungagung Terancam Digugat

“Begitu diinput, datanya seharusnya sudah terkunci. Jadi jarak ini yang diadu dengan data siswa yang dimasukkan berikutnya"

Penulis: David Yohanes | Editor: Deddy Humana
istimewa
Perubahan jarak salah satu siswa di PPDB jalur zonasi SMAN 1 Kedungwaru, Tulungagung di laman ppdbjatim.net, Jumat (28/6/2024). 


SURYA.CO.ID, TULUNGAGUNG - Penerapan zonasi selama Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) di SMAN 1 Kedungwaru, Kabupaten Tulungagung, disinyalir bermasalah. Masyarakat terus menyoroti setelah dalam perkembangan terbaru, nama calon peserta didik pada jarak kurang dari 100 meter mendadak menghilang.

Padahal di hari pertama ada 6 siswa dengan domisili di radius 100 meter, masing-masing 2 siswa di radius 75 meter, 79 meter, 88 meter, 94 meter dan 100 meter. Namun pada Jumat (28/6/2024) malam, jarak terdekat menjadi 100 meter.

Tiga nama di jarak di bawah 100 meter itu hilang dalam daftar siswa yang diterima di jalur zonasi, seperti tertera di laman ppdbjatim.net. Sementara satu siswa dengan inisial WA berubah dari 75 meter menjadi berjarak 213 meter.

Nama siswa lainnya, KA justru berulang kali mengalami perubahan jarak. Di hari pertama, rumah KA berjarak 94 meter namun di hari kedua, rumahnya tiba-tiba berubah hanya 3 meter dari sekolah. Lalu terakhir, jaraknya berubah lagi menjadi 179 meter.

Hery Widodo, salah satu pegiat pendidikan dan anggota Dewan Pendidikan Tulungagung mengaku heran dengan perubahan ini. Menurut Hery, seharusnya dengan sistem komputerisasi maka jarak rumah ini tidak berubah ketika sudah diinput.

“Begitu diinput, datanya seharusnya sudah terkunci. Jadi jarak ini yang diadu dengan data siswa yang dimasukkan berikutnya,” jelas Hery.

Hery mempertanyakan perubahan ini, karena dimungkinkan terjadi akibat ada cawe-cawe manusia. Pihak yang bisa mengubah data adalah operator atau kepala sekolah.

Hery menyebut, kepala sekolah merupakan verifikator terakhir. “Tidak mungkin perubahan itu by system. Pasti ada orang yang dengan sengaja mengubahnya,” tegas Hery.

Salah satu pengacara kondang Tulungagung ini menerangkan, titik azimut sudah ada ketika siswa mengambil PIN pendaftaran. Jadi saat siswa mendapatkan PIN, maka jarak rumah ke sekolah sudah dikunci.

Dengan demikian azimut itu tidak mungkin berubah jika tidak diotak-atik manusia. “Saat kita ambil PIN, jarak sudah muncul otomatis. Sudah terverifikasi saat ambil PIN,” katanya.

Menyikapi keanehan ini, Hery bersama sejumlah orangtua siswa sedang menyiapkan gugatan. “Nanti kami sampaikan detailnya,” tandas Hery. Belum ada penjelasan dari pihak sekolah atas pernyataan Hery itu. ****

Sumber: Surya
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved