Ibadah Haji 2024

Kisah Lima Bersaudara Kandung Asal Tuban : Berangkat dan Pulang Haji Bareng

Lima saudara kandung jemaah haji asal Desa Sidomulyo, Kecamatan Tuban, Kabupaten Tuban, Jatim, berangkat dan pulang haji bersamaan.

|
Penulis: Nuraini Faiq | Editor: Titis Jati Permata
Foto Istimewa
Lima bersaudara dari putra H Hanafi (pensiunan pegawai KUA)- Hj Asyrifah (penjual daging sapi), asal Tuban saat tiba di Asrama Haji Sukolilo, tadi malam. 

SURYA.CO.ID, SURABAYA - Ada kisah unik dengan balutan kebahagiaan di balik pemulangan jemaah haji Debarkasi Surabaya.

Lima saudara kandung jemaah haji asal Desa Sidomulyo, Kecamatan Tuban, Kabupaten Tuban, Jatim, berangkat dan pulang haji bersamaan.

Mereka satu kloter 13. Di dalam pesawat bersama satu daerah di Tuban itu, mereka bisa bercanda dan tawa bersama satu deret kursi di dalam kabin.

Termasuk kakak ipar mereka yang istri kakak tertua keluarga mantan Kepala KUA di Tuban itu.

Kelima saudara kandung yang bisa naik haji dan pulang hari bareng itu adalah putra pensiunan kepala KUA dan ibunya pedagang daging sapi di kampungnya. Keduanya adalah H Hanafi dan Hj Asyrifah.

Kini kelimanya sangat bahagia bisa tiba kembali di tanah air bareng-bareng lagi. Kelima bersaudara itu adalah kakak beradik.

Mulai yang tetua Muhammad As'ad (35), Ahmad Al Amin (32), Ahmad Asy'ari (30), Ahmad Syahrul 'Alim (28) dan terakhir Kholifatur Rosyidah (23).

Saudara tertua mereka, Muhammad As’ad berangkat haji bersama istri, Khusniatur Rosyidah (33).

"Alhamdulillah, kami tidak menyangka bisa pergi haji dan pulang hari bersama-sama. Ini kebahagiaan yang luar biasa. Kami terharu," tutur As'ad, Kamis (27/6/2024).

Apalagi mereka berangkat haji dengan usia yang tergolong muda. Adalah orang tua mereka yang luar biasa memprioritaskan anak-anaknya mendaftarkan haji. Orang tua mereka sudah lebih dulu berhaji

As'ad pun tidak henti-hentinya mengucapkan syukur. Seluruh adik-adiknya juga mengaku bangga dengan perhatian dan kerja keras orang tuanya sehingga bisa memberangkatkan haji semua putra putrinya secara bersamaan.

"Kami didaftarkan bersama-sama pada 2011. Sementara orang tua kami daftar 2010. Orang tua kami sangat istimewa memprioritaskan kami menyempurnakan rukun Islam kelima, berhaji," ucap As'ad lagi.

Tidak hanya sampai di situ, sang kakak tertua ini pun makin lengkap kebahagiaanya karena pada musim haji ini bisa berangkat berhaji ditemani istri.

“Alhamdulillah tahun ini ada kuota pendampingan, sehingga istri saya yang mendaftar haji pada 2016 dapat bergabung bersama kami,” terang  As’ad.

As’ad menerangkan tahun lalu pun mereka sebenarnya ingin mendampingi kedua orang tua berangkat haji, namun tahun kemarin kuota penggabungan ditiadakan.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved