Berita Tulungagung

Aktivis: Pencemaran Sungai Ngrowo Tulungagung Berasal dari Limbah Pabrik yang Dibuang ke Kali Song

Aktivis lingkungan dari Aliansi Lereng Wilis (Alwi), Ecoton, dan mahasiswa di Tulungagung, menemukan pencemaran berat di Sungai Ngrowo dan Kali Song.

Penulis: David Yohanes | Editor: irwan sy
ist
Aktivis lingkungan menguji kualitas air di outlet PG Mojopanggung yang bermuara di Kali Song Tulungagung. 

SURYA.co.id | TULUNGAGUNG - Aktivis lingkungan dari Aliansi Lereng Wilis (Alwi), Ecoton, dan mahasiswa di Tulungagung, menemukan pencemaran berat di Sungai Ngrowo dan Kali Song.

Kondisi pencemaran ini sudah pada tahap mengancam kehidupan hewan dan tumbuhan air di dalamnya.

Salah satu sumber pencemaran ini diidentifikasi dari pembuangan limbah cair PG Mojopanggung.

“Hasil pengujian kualitas air di dua sungai ini menemukan pencemaran yang sudah pada tahap mengkhawatirkan. Perlu ada tindakan segera,” ujar koordinator kegiatan uji kualitas air dari Alwi, Agus Suprianto.

Sampel di Sungai Ngrowo diambil di Dam Majan dan Taman Kali Ngrowo.

Sementara sampel Kali Song diambil di permukiman dan saluran pembuangan (outlet) Pabrik Gula Mojopanggung.

Kali Song juga bermuara di Sungai Ngrowo, sehingga pencemaran di Kali Song akan mencemari juga Sungai Ngrowo.

“Sebelumnya ada laporan dari warga, air Sungai Ngrowo mengeluarkan bau tidak sedap dan berwarna putih keruh,” sambung Agus.

Hasil uji sampai air Sungai Ngrowo ditemukan kadar fosfat sangat tinggi, sementara kadar oksigen larut sangat rendah.

Kadar fosfat di angka 6,6 mg/liter, sementara kadar oksigen terlarut dalam air 0,3 mg/liter.

Sementara batas aman kadar fosfat 0,2 mg/L dan oksigen terlarut dalam air 4 mg/L.

Hal ini mengacu Peraturan Pemerintah (PP) nomor 22 tahun 2021, tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, pada lampiran vi.

Tingginya Fosfat berpotensi memicu ledakan pertumbuhan alga (eutrofikasi), yang dapat menguras oksigen terlarut dalam air.

Rendahnya kadar oksigen terlarut dalam air juga mengancam kelangsungan hidup organisme air seperti, ikan yang sensitif terhadap perubahan oksigen.

“Kadar oksigen rendah memicu stress pada hewan air, bahkan menyebabkan kematian. Dampak jangka panjangnya adalah kepunahan ikan,” tegas Agus.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved