Pilgub Jatim 2024
Pantesan PKB Ogah Dukung Khofifah di Pilgub Jatim, Bandingkan dengan Soekarwo: Gak Bagus-bagus Amat
Pantas saja PKB ogah mendukung Khofifah Indar Parawansa di Pilgub Jatim 2024, Bandingkan dengan pemerintahan Soekarwo.
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Putra Dewangga Candra Seta
SURYA.co.id - Pantas saja Partai Kebangkitan Banga (PKB) ogah mendukung Khofifah Indar Parawansa di Pilgub Jatim 2024, ada beberapa alasannya.
Jika dibandingkan dengan pendahuluna, Soekarwo, pemerintahan Khofifah disebut tak bagus-bagus amat.
Hal ini diungkapkan oleh Wakil Sekretaris Jenderal PKB Syaiful Huda.
Pertama, Ketua Muslimat NU itu dianggap kurang berprestasi.
PKB membandingkan dengan pendahulu Khofifah Indar Parawansa yaitu Soekarwo.
Baca juga: Inilah 3 Sosok Menteri Jokowi yang Berpeluang Besar Jadi Penantang Khofifah di Pilgub Jatim 2024
Mereka menilai kinerja Soekarwo lebih baik dibanding Khofifah Indar Parawansa.
Salah satu menjadi sorotan PKB ialah kenaikkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) masyarakat Jawa Timur relatif kecil.
Kedua, Khofifah juga dinilai kurang berhasil mengentaskan angka kemiskinan di Jawa Timur.
Ketiga, Khofifah juga dianggap tidak terlalu baik dalam konteks untuk meningkatkan kesejahteraan dan berbagai kepentingan masyarakat di Jawa Timur.
Huda mengatakan, prestasi Khofifah selama memimpin Jawa Timur dalam lima tahun belakangan ini kurang bagus.
Keempat, PKB memerlukan alternatif lain untuk memunculkan kandidat yang dapat bersaing melawan Khofifah selaku petahana.
"Jadi lima tahun ini prestasi Mba Khofifah sebagai provinsi yang sebenarnya punya jumlah penduduk terbesar setelah Jawa Barat, tidak bagus-bagus amat, maka itulah lalu dibutuhkan sosok baru, alternatif," kata Syaiful Huda, Selasa (11/6/2024), dilansir dari Kompas.com.
Salah satu nama yang berpeluang diusung PKB ialah mantan Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Jawa Timur Kyai Marzuki Mustamar.
PKB juga mengklaim banyak suara akar rumput yang menginginkan sosok Marzuki maju di pilkada kali ini.
PKB sampai sekarang masih menunggu konfirmasi kesediaan Marzuki untuk maju dalam Pilkada Jawa Timur 2024.
Menurut Huda, sosok Marzuki inilah yang menjadi salah satu alternatif sebagai calon pemimpin masyarakat Jawa Timur.
"Kita masih menunggu kesediaan beliau, Kiai Marzuki Mustamar, yang secara tren elektabilitas dan popularitas semakin naik setelah disebut oleh masyarakat Jawa Timur," ungkap Huda.
Baca juga: Akhirnya Khofifah-Emil Dapat Lawan Sepadan di Pilgub, Duet Marzuki Mustamar-Risma Bakal Terwujud
"Beliau salah satu alternatif kandidat calon gubernur. Jadi kita masih menunggu kesediaan beliau untuk maju di Pilgub Jatim," imbuh dia.
Sementara itu, duet KH Marzuki Mustamar dan Tri Rismaharini untuk melawan Khofifah di Pilgub Jatim 2024 tampaknya bakal terwujud.
Pasalnya, PDIP mengaku tak masalah jika Risma jadi pendamping Marzuki.
Sementara anak Risma, Fuad Bernardi, juga sudah memberikan restu.
Diketahui, duet antara Marzuki dan Risma mencuat setelah Wasekjen Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang ditunjuk untuk mengurus desk Pilkada Serentak 2024 Syaiful Huda angkat bicara.
Menurut Syaiful, duet Kiai Marzuki Mustamar-Tri Rismaharini (Risma) menarik untuk diusung pada Pilkada Jawa Timur (Jatim) 2024.
"Kiai Marzuki berpasangan dengan Bu Risma saya kira menarik," ujar Huda di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (13/6/2024).
Huda menjelaskan, DPW PKB Jatim telah berkomunikasi dengan PDI-P terkait duet Marzuki-Risma ini.
Sebab, kata dia, PDI-P sebenarnya ingin kadernya menjadi wakil gubernur, berpasangan dengan Khofifah Indar Parawansa.
Namun, seiring berjalannya waktu, Khofifah terlihat semakin mantap berpasangan dengan Emil Dardak.
Baca juga: Inilah Pasangan yang Bakal Diusung PKB Lawan Khofifah-Emil Dardak, Duet dengan Menteri Jokowi
"Beberapa rekomendasi partai sudah langsung memaketkan Mba Khofifah dengan Mas Emil Dardak," ucapnya.
Lagi pula, Huda mengatakan, Khofifah merupakan kader PKB, sehingga mereka sudah tahu plus dan minus Khofifah.
Dia menyebut ada juga pasangan incumbent yang maju di Pilkada Jatim, tapi berakhir dengan kekalahan.
Khofifah-Emil Dardak sendiri merupakan Gubernur-Wagub Jatim pada periode sebelumnya.
"Jadi potensi Mba Khofifah kalah juga masih bisa," kata Huda.

Sekretaris DPD PDIP Jatim Sri Untari Bisowarno mengatakan, keputusan PDIP berada di tangan Megawati Soekarnoputri.
"Kalau ngobrol santai dengan PKB Jatim sudah ada," kata Untari saat dikonfirmasi, Jumat (14/6/2024).
"Kami saat ini terus mengkaji langkah," ungkap Untari.
Nama Risma memang menjadi salah satu kandidat kader di internal PDIP untuk dimunculkan di kontes Pilgub.
Selain Risma, juga ada para kepala daerah muda yang merupakan kader PDIP.
Semua nanti bergantung keputusan partai di tingkat pusat.
"Saat ini konstelasi politik Pilgub masih sangat dinamis," tegasnya.
Baca juga: Rekam Jejak Pramono Anung Penantang Khofifah di Pilgub Jatim Jagoan PDIP, Bersaing dengan Risma
Untari mengakui, PDIP saat ini memang hanya memiliki dua opsi utama lantaran belum cukup kursi untuk mengusung pasangan calon sendiri.
Dua opsi itu yakni, bergabung dengan Khofifah-Emil atau menggalang poros baru bersama PKB.
"Antara dua opsi itu kalau mau kerjasama. Tapi nanti itu bergantung dari keputusan Ibu ketua umum," jelas Untari yang juga Ketua Fraksi PDIP DPRD Jatim.
Menurut Untari, Jawa Timur menjadi atensi besar dari PDIP.
Sebab sebagai provinsi dengan penduduk terbesar kedua di Indonesia, Jawa Timur memiliki banyak potensi strategis.
Sehingga, dalam berbagai keputusan politik nantinya akan menunggu arahan lebih jauh dari Megawati dan DPP PDIP.
"Kami akan berhati-hati di dalam memutuskan. Tetapi kita mau konsentrasi dulu untuk Pilkada Kabupaten/kota yang jumlahnya sangat banyak," terang Untari.
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Alasan PKB Tak Usung Khofifah pada Pilkada Jatim, Kurang Berprestasi dan Perlu Sosok Alternatif".
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.