Berita Surabaya

Marak Penipuan Digital, PCU Surabaya Kenalkan Peran Akuntan untuk Cegah Kejahatan Cyber

Pada bisnis yang sudah menerapkan teknologi digital, akuntan perlu punya pemahaman risiko cybercrime.

Penulis: Sulvi Sofiana | Editor: Titis Jati Permata
surya.co.id/sulvi sofiana
Suasana IDAF Talk dengan topik Cybercrime di PCU 

SURYA.CO.ID, SURABAYA - Perkembangan teknologi digital kerap dikatakan akan menghapus sejumlah profesi, salah satunya yaitu Akuntan. Namun, ternyata Akuntan memiliki peranan penting dalam mencegah kejahatan cyber.

Wani Sabu, Executive Vice President Center of Digital, BCA dalam International Digital Accounting & Fraud (IDAF) Talk mengungkapkan beberapa contoh cybercrime yang umum terjada di bidang keuangan misalnya ransomware, hacking, cracking, identity theft, dan lain sebagainya.

Tak hanya individu, perusahaan juga rentan terkena cybercrime.

"Di Indonesia, 99 persen kasus cybercrime menggunakan metode yang namanya Social Engineering. Ini merupakan modus penipuan di mana penjahat membuat customer merasa bahagia/stress lalu ditipu. Contohnya mendapatkan undian atau menerima kabar keluarga terkena musibah,” kata Wani Sabu di kampus Petra Christian University (PCU), Selasa (11/6/2204).

Pada bisnis yang sudah menerapkan teknologi digital, akuntan perlu punya pemahaman risiko cybercrime.

"Dengan begitu akuntan mampu meminimalkan konsekuensi atas cybercrime tersebut,"lanjutnya.

Tak hanya berbicara soal peran akuntan, peraih 500 The Most Outstanding Women 2024 by Infobank ini juga membagikan beberapa modus yang digunakan oleh fraudster.

Ia juga menekankan, Social Engineering dapat menyerang siapa saja, dan yang diserang bukanlah teknologinya melainkan human atau orang yang dimanfaatkan oleh pelaku.

“Di zaman digital ini, uang kita bisa tiba-tiba hilang begitu saja. Sehingga literasi akan cybercrime perlu dimiliki oleh masyarakat luas,” ujar Wani.

Sany, Kepala Program IDAF PCU mengungkapkan kegiatan ini membahas tentang bahaya cybercrime dan cara mencegahnya dari sisi seorang akuntan.

“Kegiatan ini akan meningkatkan literasi tentang cyber security dan cybercrime kepada para mahasiswa akuntansi sebagai calon akuntan. Karena mereka lah yang nantinya memegang data-data keuangan perusahaan, yaitu data yang sensitif. Apalagi di era digital ini, data merupakan aset penting perusahaan,” jelasnya.

Sany yakin IDAF Talk bisa membantu dalam meningkatkan awareness dan literacy akan cybercrime di masyarakat Indonesia, khususnya Surabaya.

"Karena faktanya, cybercrime merupakan fraud urutan teratas yang dialami oleh banyak industri,” pungkas Sany.

BACA BERITA SURYA.CO.ID LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved