Pilgub Jatim 2024
Inilah 2 Sosok Penantang Khofifah di Pilgub Jatim 2024 Jagoan PKB, Marzuki Mustamar Paling Didukung
Inilah 2 sosok penantang Khofifah di Pilgub Jatim 2024 jagoan dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Marzuki Mustamar paling didukung.
Penulis: Yusron Naufal Putra | Editor: Putra Dewangga Candra Seta
SURYA.co.id - Inilah 2 sosok penantang Khofifah di Pilgub Jatim 2024 jagoan dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Marzuki Mustamar paling didukung.
Diketahui, PKB tak ambil pusing menanggapi banyaknya dukungan parpol yang sudah dikantongi pasangan Khofifah Indar Parawansa dan Emil Dardak untuk Pilgub Jatim 2024.
Sebaliknya, PKB memastikan tetap akan membentuk poros baru untuk Pilgub Jatim 2024 dengan berupaya menggaet parpol yang belum menentukan pilihan.
Sebagai informasi, pasangan Khofifah-Emil saat ini resmi diusung oleh lima parpol pemilik kursi di DPRD Jatim hasil Pemilu 2024, yakni Gerindra, Golkar, Demokrat, PAN dan PSI.
Adapun PKB sebagai pemenang dengan 27 kursi hingga saat ini masih menggodok kandidat salah satunya adalah KH Marzuki Mustamar, mantan Ketua PWNU Jatim.
Baca juga: Meski Khofifah-Emil Didukung Prabowo dan Gibran di Pilgub, PDIP Masih Ngotot Dapatkan Kursi Cawagub
"Tentunya PKB ucapkan selamat kepada Khofifah-Emil. Mari arungi samudera Pilgub Jatim dengan riang gembira.
Hindari kecurangan, ASN jangan ikut-ikutan apalagi sampai dilibatkan," kata Bendahara DPW PKB Jatim Fauzan Fuadi saat dikonfirmasi dari Surabaya, Minggu (9/6/2024).
Fauzan mengatakan PKB menanggapi santai lantaran sudah memiliki kandidat yang akan dimajukan sebagai penantang petahana.
Terlebih PKB memiliki modal kursi yang bisa mengusung pasangan calon sekalipun tanpa koalisi.
Hanya saja, Fauzan menyebut pihaknya tidak gegabah lantaran berupaya untuk tetap membangun koalisi, terutama dengan parpol yang hingga saat ini belum menentukan pilihan untuk Pilgub Jatim 2024.
Meski tak menyebut rinci, melihat peta politik saat ini terdapat sejumlah parpol pemilik kursi yang belum menentukan pilihan resmi di antaranya adalah NasDem dan PKS.
Selain dua partai ini, juga ada PDIP dan PPP.
Meskipun kedua partai tersebut dalam banyak kesempatan menunjukkan kecondongan kepada Khofifah, Fauzan mengisyaratkan sejumlah parpol dalam waktu dekat akan bergabung ke PKB.
"Doakan mudah-mudahan layar kita semakin berkembang. Partai yang saat ini belum menentukan cagub bersama-sama PKB dalam waktu dekat akan segera merapatkan barisan.
Paradigma kita sudah sama dalam memikirkan Jawa Timur. Bahwa Jatim perlu lompatan, bukan langkah yang biasa-biasa saja," terang politisi muda yang juga Ketua Fraksi PKB DPRD Jatim ini.
Mengenai kandidat yang akan diusung, PKS memastikan saat ini masih terus dilakukan pendalaman, termasuk juga terus menangkap aspirasi dari masyarakat terhadap tokoh yang dianggap punya peluang besar.
Menurut Fauzan, dari hasil serap aspirasi setidaknya sudah semakin mengerucut pada dua nama.
Pertama, adalah Kiai Marzuki yang diketahui juga merupakan pengasuh Sabilurrosyad Malang.
Selain Kiai Marzuki, nama lain yang turut muncul adalah Abdul Halim Iskandar, Ketua DPW PKB Jatim sekaligus Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi.
"Nama yang paling banyak disebut Kiai Marzuki dan Gus Halim. Kita serahkan ke DPP saja kapan akan diputuskan. Kita tidak mau nggupuhi DPP," ungkap Fauzan yang saat ini kembali terpilih sebagai anggota DPRD Jatim hasil Pemilu 2024.
Lantas, seperti apa sosok mereka?
1. KH Marzuki Mustamar

Melansir dari Wikipedia, KH Marzuki Mustamar lahir 22 September 1966.
Ia adalah Pimpinan Pondok Pesantren Sabiilul Rosyad, Kota Malang, Jawa Timur sekaligus mantan Ketua Tanfidziyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur masa khidmat 2018-2023.
Ia terpilih bersama dengan K.H. M. Anwar Manshur selaku Rais Syuriah PWNU Jawa Timur berdasarkan hasil konferensi wilayah yang digelar di Pondok Pesantren Lirboyo, Kota Kediri pada Ahad, 29 Juli 2018.
Ia semakin dikenal setelah memimpin prosesi baiat Ustaz Hanan Attaki yang resmi menjadi warga Nahdlatul Ulama, sekaligus dijadikan guru oleh Ustaz Hanan Attaki.
Model kepemimpinan dan ceramah Kiai Marzuki sangat berbeda dengan Ketua PWNU Jawa Tengah K.H. Mohamad Muzamil atau Ketua PWNU Jawa Barat KH Juhadi Muhammad.
Pendidikan formal Kyai Marzuki dapat dituliskan sebagai berikut:
- TK Muslimat Karangsono Kanigoro, Blitar tahun 1972
- MI. Miftahul ‘Ulum, Tahun 1979
- SMP Hasanuddin, Tahun 1982
- Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Tlogo, Tahun 1985
- Pondok Pesantren Nurul Huda, Mergosono
- LIPIA Jakarta, Tahun 1988
- S1 Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Malang, Tahun 1990
- S2 Universitas Islam Lamongan (UNISLA), Tahun 2004
- S3 Universitas Islam Malang (UNISMA), tahun 2023
Sementara itu, pendidikan non formal beliau lalui dengan berguru ke berbagai Pondok Pesantren dan Para Kyai.
Salah satu gurunya adalah K.H. A. Masduqi Machfudz, ulama Kota Malang, Jawa Timur.
Kyai Marzuki saat ini juga merupakan Dosen di Fakultas Humaniora dan Budaya UIN Maliki Malang.
Pada tahun 2010, ia telah melahirkan salah satu karya monumental yang kini sudah puluhan kali dicetak ulang dan disampaikan di hampir ke seluruh penjuru nusantara dalah Kitab Al-Muqtathafat li ahl al-Bidayat.
Buku berbahasa arab ini berisi sanggahan kepada beberapa kelompok, terutama kelompok salafi wahabi yang suka membid’ahkan amaliah kaum Nahdliyyin, dikutip dari dalil-dalil Al-Quran, As-Sunnah, dan kaidah Ushul Fiqh.
Karya lainnya adalah buku berjudul, "Solusi Hukum Islam Bersama Kiai Marzuqi Mustamar" yang terbit pada 2016.
2. Abdul Halim Iskandar

Abdul Halim Iskandar lahir 14 Juli 1962).
Ia adalah Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi pada Kabinet Indonesia Maju Jokowi-Ma'ruf Periode 2019-2024.
Ia dilantik pada 23 Oktober 2019. Sejak 1999, Ia memulai karier politiknya sebagai Ketua DPC Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jombang, dan kemudian menjadi Ketua DPW PKB Jatim.
Ia merupakan cicit dari Bisri Syansuri dan kakak dari Muhaimin Iskandar. Ia menikah dengan Lilik Umi Nashiah dan memiliki 3 anak.[2]
Masa kecilnya banyak dihabiskan di Pesantren Manbaul Ma`arif Denanyar Jombang, Jawa Timur.
Dia menempuh pendidikan formal di MI, MTs dan MAN Mambaul Ma’arif Denanyar, Jombang dan melanjutkan pendidikan ke Universitas Negeri Yogyakarta. Setelah lulus S1, bapak 3 anak itu kemudian melanjutkan studi S2 di Universitas Negeri Malang pada jurusan Manajemen Pendidikan. Dia berhasil menyelesaikan pendidikan S2-nya pada tahun 1992.[3]
Selain pendidikan formal, Halim juga pernah menjadi santri di Pesantren Manbaul Ma`arif Denanyar dari tahun 1968 hingga tahun 1980. Ia pernah menjadi guru BP di MAN Manbaul Maarif Denanyar, Jombang, Kepala SMK Sultan Agung Tebuireng, serta dosen di Institut Keislaman Hasyim Asy`ari.
Karier Organisasi:
- Guru BP di MAN Manbaul Ma'arif Denayar Jombang
- Dewan Pengasuh Pondok Pesantren Manbaul Ma'arif Denayar
- Kepala Sekolah SMK Sultan Agung Tebuireng Jombang
- Dosen Universitas Hasyim Asy'ari (UNHASY)
- Dekan Fakultas Tarbiyah UNHASY
- Direktur Utama RSNU Jombang
Karier Politik:
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.