Persebaya Surabaya

Berita Persebaya Hari Ini Populer: Catatan Azrul Ananda Soal Liga 1, Adu Performa 2 Kiper Bajul Ijo

Berikut Berita Persebaya hari ini populer, catatan Azrul Ananda soal Liga 1 ditunda dan adu performa dua kiper Bajul Ijo.

Penulis: Abdullah Faqih | Editor: Fatkhul Alami
Kolase foto Persebaya
Kolase foto Ernando Ari (Kiri) dan Andhika Ramadhani (Kanan). Dua kiper Persebaya Surabaya di Liga 1. 

SURYA.co.id, - Berikut Berita Persebaya hari ini populer, catatan Azrul Ananda soal Liga 1 ditunda dan adu performa dua kiper Bajul Ijo.

Berita pertama hari ini ada Azrul Ananda yang memberikan catatan terkait kompetisi Liga 1 yang kembali mengalami penundaan.

Penundaan yang terjadi merupakan langkah yang diambil oleh PT Liga Indonesia Baru (LIB) dan PSSI untuk mendukung Timnas Indonesia U23 bermain di Piala Asia U23 2024. 

Kemudian berita kedua ada adu performa dua kiper Bajul Ijo.

Simak berita selengkapnya berikut ini.

1. Catatan Azrul Ananda

Seperti diketahui, kompetisi Liga 1 2023/2024 akan ditunda mulai pekan ke-31.

Penundaan kompetisi ini diambil berdasarkan surat bernomor 1367/UDN/815/III-2024 yang ditandatangani Sekjen PSSI, Yunus Nusi.

Disebutkan bahwa penundaan ini beralasan untuk mendukung Timnas Indonesia U23 yang akan berlaga di Piala Asia U23 2024.

Penundaan ini tentu merugikan sejumlah klub, terutama Persebaya Surabaya yang mulanya dijadwalkan akan menjamu Dewa United pada Senin (1/4) besok.

Baca juga: Berita Persebaya Hari Ini Populer: Alasan M Hidayat Menghilang, Lawan Dewa United Ditunda?

Baca juga: Soal Penundaan Liga 1 Mendadak, Panpel Persebaya Surabaya Mulai Kalkulasi Kerugian

Terkait penundaan ini, CEO Persebaya Surabaya Azrul Ananda angkat bicara.

Ia menyinggung terkait peran Ketua Umum PSSI, Erick Thohir dan Pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong.

"Bang Erick Thohir adalah ketua umum PSSI terbaik yang pernah saya tahu. Minimal, sejak saya ikut terjun langsung di dunia sepak bola Indonesia. Punya visi industri, punya visi prestasi, yang bisa mengantarkan sepak bola kita ke arah jauh lebih baik dari sebelumnya." Tulis Azrul

Kualitas dari Erick Thohir ditopang oleh Coach Shin Tae-yong yang dianggap mampu menghadirkan kembali kekuatan Timnas yang telah lama hilang.

CEO Persebaya Surabaya, Azrul Ananda di Stadion GBT, Sabtu (8/7/2023).
CEO Persebaya Surabaya, Azrul Ananda di Stadion GBT, Sabtu (8/7/2023). (SURYA.CO.ID/Khairul Amin)

"STY adalah salah satu pelatih timnas terbaik yang pernah kita rasakan. Minimal kita sekarang merasakan punya timnas yang punya gereget, yang step by step rasanya menuju lebih baik."

Lebih lanjut, Azrul mengungkapkan bahwa baik Erick Thohir maupun STY sama-sama sedang dalam tekanan untuk meningkatkan prestasi Timnas.

"Di bulan Ramadhan ini, semua sedang under pressure. Bang Erick sedang semangat-semangatnya, serius-seriusnya, membawa timnas kita ke level yang belum pernah dicapai. Saya selalu menyebut, punya klub sepak bola itu seperti menjadi departemen atau dinas kebahagiaan masyarakat. Nah, Bang Erick ini seperti pimpinan kementerian kebahagiaan masyarakat se-Indonesia. Bang Erick sedang under pressure untuk memberikan yang terbaik untuk kebahagiaan masyarakat bola Indonesia."

"STY sedang under pressure juga untuk meraih hasil terbaik. Mungkin, dia sedang under pressure untuk mempertahankan pekerjaan, dengan target-target yang mungkin sudah dibahas di PSSI. Pressure yang diturunkan ke seluruh barisan di bawahnya, termasuk para pemain. Dalam konteks ini, yang under pressure mungkin bukan hanya STY. Bahkan mungkin, Badan Tim Nasional mungkin lebih under pressure dari STY."

Ketua Umum PSSI Erick Thohir saat meninjau Gelora Bung Tomo (GBT) Surabaya, Selasa (6/6/2023).
Ketua Umum PSSI Erick Thohir saat meninjau Gelora Bung Tomo (GBT) Surabaya, Selasa (6/6/2023). (surya.co.id/habibur rohman)

Meski begitu, Azrul juga tak menutup mata dengan kondisi kompetisi Liga 1 yang memasuki pekan-pekan krusial.

"Klub-klub Liga 1, sekarang, juga sedang under pressure. Liga sudah memasuki pekan ke-31 dari total 34. Hanya sisa empat pertandingan untuk menentukan nasib di akhir musim. Hampir semua klub sedang berusaha mati-matian dalam empat pertandingan sisa ini."

"Ada yang mengejar empat besar untuk lolos Championship Series, ada yang mengejar posisi terbaik di klasemen. Ada juga yang --paling mengerikan-- berusaha terhindar dari degradasi. Pressure untuk memuaskan suporternya, pressure untuk menyenangkan sponsornya, pressure untuk membahagiakan ownership-nya."

Pria berusia 46 tahun itu juga menyoroti situasi pemain yang juga harus bermain di bawah tekanan tinggi akhir-akhir ini.

"Yang jadi kasihan: Para pemain. Apalagi yang dipanggil tim nasional. Mereka under pressure dari PSSI dan STY, under pressure dari klubnya (yang notabene memberinya penghasilan utama), under pressure dari masyarakat bola Indonesia."

Menyikapi kondisi semua pihak yang penuh tekanan, Azrul menganggap harus ada yang rela berkorban.

"Something's Gotta Give. Gampangnya: Ada yang jadi korban. Atau ada yang bersedia berkorban. Atau ada yang terpaksa dikorbankan."

Sehingga muncullah keputusan untuk menunda sementara kompetisi Liga 1.

Penundaan ini tak lain karena sudah ramai tim-tim yang enggan melepaskan pemainnya ke Piala Asia U23 2024.

Hal tersebut dinilai sah-sah saja melihat agenda Piala Asia U23 2024 tidak masuk kalender FIFA dan klub sedang dalam tekanan di pekan-pekan krusial musim ini.

"Pemicunya: Ada begitu banyak pemain yang tidak dilepas klub untuk mengikuti pemusatan latihan pada 1-11 April 2024. Setahu saya, hingga 30 Maret itu, 21 pemain tidak dilepas klubnya. Hanya sembilan yang akan berangkat. Ada yang terang-terangan mengirim surat. Ada yang jalan diskusi via teks atau telepon."

Untuk itu, langkah rasional mesti diambil oleh pemangku kebijakan.

Apakah harus mengorbankan prestasi timnas, atau kompetisi Liga yang berdampak pada carut marutnya jadwal hingga masalah finansial yang bisa membengkak.

"Sukses tim nasional sepak bola Indonesia memang bukan emergency nasional, tapi mungkin tetap bisa dikategorikan kepentingan nasional. Dalam konteks ini, sukses liga sepak bola Indonesia juga kepentingan nasional. Karena semua, dari PSSI sampai seluruh klub, adalah departemen kebahagiaan masyarakat --khususnya masyarakat bola-- di seluruh penjuru tanah air."

Untuk itu, Azrul menganggap bahwa peristiwa penundaan Liga 1 untuk kepentingan Timnas Indonesia U23 di Piala Asia U23 2024 ini merupakan sebuah ujian untuk menuju lebih baik.

"Untuk menuju lebih baik, semua pasti akan menghadapi ujian. Sekarang, kita kembali menghadapi ujian common sense (kewarasan?) menyikapi sepak bola Indonesia. Dari level tertinggi, semua yang terlibat di dalamnya, hingga masyarakatnya."

2. Adu Performa Dua Kiper Persebaya

Persebaya Surabaya seakan tak kehabisan stok penjaga gawang mumpuni.

Dua penjaga gawang yang kini mencuri perhatian tentu saja adalah Ernando Ari dan Andhika Ramadhani.

Keduanya sudah menjadi andalan di bawah mistar gawang Bajul Ijo dalam tiga musim terakhir.

Ernando Ari diplot menjadi penjaga gawang utama Persebaya Surabaya, sedangkan Andhika Ramadhani merupakan pelapis utamnya.

Ernando Ari saat memperkuat Timnas Indonesia melawan Vietnam di Kualifikasi Piala Dunia 2026
Ernando Ari saat memperkuat Timnas Indonesia melawan Vietnam di Kualifikasi Piala Dunia 2026 (Nandoariiiis)

Nando, sapaan akrab Ernando meski diplot sebagai penjaga gawang utama namun tampil lebih sedikit dari pelapisnya.

Ini karena penjaga gawang asal Semarang itu kerap mendapatkan panggilan Timnas Indonesia.

Tak cuma itu, Nando juga harus berjibaku dengan sejumlah cedera yang menerpanya musim ini.

Membuat menit bermainnya makin berkurang.

Hingga memasuki pekan ke-31 Liga 1 2023/2024, Ernando Ari baru mencatatkan total 14 penampilan. 

Ia mencatatkan total 3 kali nirbobol dan 21 kebobolan sepanjang musim ini.

Sementara Andhika Ramadhani yang menjadi pelapis tampil lebih banyak dengan 18 penampilan, 14 kebobolan dan 7 kali nirbobol.

Baik Ernando Ari maupun Andhika Ramadhani sama-sama mencuri perhatian dengan caranya masing-masing.

Ernando Ari berhasil tampil gemilang saat memperkuat Timnas Indonesia.

Terbaru, ia berhasil mencatatkan sejumlah penyelamatan gemilang kala tim besutan Shin Tae-yong menundukkan Vietnam 3-0 pada lanjutan Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia.

Sementara Andhika Ramadhani yang mengisi kekosongan posisi yang ditinggalkan oleh Ernando berhasil tampil gemilang di Derbi Jatim melawan Arema FC.

Ia berhasil melakukan setidaknya 10 penyelamatan, termasuk 1 diantaranya menggagalkan penalti yang dieksekusi oleh Dedik Setiawan.

Penampilan gemilang oleh Andhika Ramadhani itu berhasil membawa Persebaya meneruskan dominasi atas Arema FC dengan kemenangan 1-0.

Melihat statistik ciamik dari kedua kiper yang dimiliki, Paul Munster merasa puas karena adanya persaingan.

“Ini ada kompetisi sendiri di dalam tim kami untuk kiper. Kami punya dua kiper terbaik,” ucap Paul Munster.

Meski berhasil tampil memukau, Andhika berupaya tetap membumi.

Ia yakin bisa sampai berada di titik ini berkat kepercayaan yang diberikan seluruh anggota tim.

“Dari saya pribadi saya terima kasih kepada tim khususnya pelatih Paul Munster untuk mempersiapkan mental kami,” ucap penjaga gawang asal Surabaya itu.

Ia juga mengungkap kiat sukses membendung penalti pemain Arema.

“Di setiap malam saya selalu koreksi diri apa yang harus dibenahi. Alhamdulillah dikasih rejeki save (penyelamatan penalti) dan kemenangan juga,” tutur pemain jebolan kompetisi internal Persebaya itu.

Statistik Andhika Ramadhani

Pertandingan: 18

Kemasukan: 14

Nirbobol: 7

Kartu Kuning: 1

Menit Bermain: 1402

Kebobolan Per Pertandingan: 0,7

Statistik Ernando Ari

Pertandingan: 14

Kemasukan: 21

Nirbobol: 3

Kartu Kuning: 0

Menit Bermain: 1242

Kebobolan Per Pertandingan: 1,5

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved