Berita Penerbangan

4 Penyebab Ini Yang Membuat Pesawat Harus Delay, Kondisi Cuaca Paling Berpengaruh

Ada beberapa alasan penerbangan delay atau ditunda. Bila merujuk pada Forbes, cuaca termasuk alasan umum mundurnya jadwal penerbangan,

Editor: Wiwit Purwanto
Istimewa
Ilustrasi pesawat 

SURYA.CO.ID – Kondisi cuaca buruk ternyata  bukan satu satunya alasan kenapa penerbangan delay atau ditunda.
 
Ada beberapa alasan penerbangan delay atau ditunda. Bila merujuk pada Forbes, cuaca termasuk alasan umum mundurnya jadwal penerbangan, selain kekurangan pilot atau kru pesawat.
 
Namun Travel+ Leisure, Bila kondisi cuaca buruk, kemungkinan besar penerbangan akan ditunda.
 
Selain itu, pesawat yang terlambat datang atau belum tersedia, juga menjadi alasan penerbangan delay. Dilansir dari CNN, cuaca termasuk penyebab terbesar masalah lalu lintas udara di Amerika Serikat (AS). 

Kyle Struckmann, kepala ahli meteorologi penerbangan untuk National Weather Service, menjelaskan empat cuaca yang paling mungkin mengakibatkan penerbangan delay berikut ini.
 
1.    Badai petir
Badai petir tidak terjadi di musim tertentu. Di Indonesia, kondisi ini sangat mungkin terjadi saat musim hujan (Oktober sampai April), terutama pada liburan akhir tahun.
 
Struckmann menuturkan, badai petir sangat berbahaya bagi perjalanan udara karena mengakibatkan turbulensi hebat akibat arus naik dan turun, serta angin dan hujan es.
 
Turbulensi bisa mengakibatkan guncangan hebat hingga pesawat jatuh akibat kecepatan pesawat yang berubah di ketinggian tertentu. Umumnya dalam beberapa kasus, pesawat memilih rute lebih panjang, berputar mengelilingi area tertentu, demi menghindari bahaya yang disebabkan oleh badai petir.
 
Selama musim hujan, sebaiknya pilih terbang pagi yang biasanya cuaca masih cerah. Cuaca badai biasa terjadi pada siang hingga sore hari.
 
2.    Salju dan es
Di negara dengan empat musim, cuaca ini biasanya datang pada akhir musim gugur hingga puncak musim dingin.
 
Bandara di negara bermusim salju harus segera membersihkan landasan pacu dari salju licin agar pesawat tetap bisa lepas landas dan mendarat dengan baik
 
Sementara itu, bila pesawat sudah lepas landas, pilot harus menjaga agar es salju tidak menumpuk di pesawat.
 
Ketika es menumpuk di sayap, hal itu sangat memengaruhi kinerja pesawat secara signifikan,” kata Struckmann.
 
Terlalu banyak es dapat mengakibatkan pesawat berguling atau bermanuver tak terkendali karena beban terlalu berat. Tetesan air dari awan bisa membeku dan mengakibatkan es menumpuk di pesawat ketika terbang.
 
3.    Kabut tebal
Kabut tebal termasuk kondisi yang mengakibatkan visibilitas atau arah pandang pilot di dalam pesawat kian rendah. Kondisi ini sangat mungkin mengakibatkan penundaan penerbangan karena jarak pandang bisa mendekati nol, bila kabut, hujan, atau salju tebal menutupi arah pandang.
 
Pilot harus bisa melihat landasan pacu dalam pandangan cukup untuk mendeteksi potensi bahaya yang mungkin terjadi.
  
4.    Angin kencang
Menurut Struckmann, pesawat idelanya mendarat dan lepas landas ke arah angin sehingga kecepatan dan arah angin sangat penting diperhatikan. Bila angin terlalu kuat dan bertiup melintasi jalur pesawat, kondisi ini bisa mengakibatkan pendaratan yang sulit atau gagal.

Alasannya, sulit mengeimbangi kekuatan angin dan permukaan tanah saat pesawat akan mendarat atau lepas landas. Sebaliknya, angin sakal atau angin yang bergerak berlawanan arah, akan membantu memberi pesawat daya angkat dan stabilitas saat lepas landas dan mendarat.
 
Jika tidak ada angin ini, pesawat sulit lepas landas atau justru mendarat lebih cepat. Itu sebabnya, landasan pacu di bandara dibangun agar searah angin bandara agar pesawat lepas landas dan mendarat di tengah angin lebih sering.


 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved