Berita Nasional

Sosok M Qodari yang Punya Ide Gibran Rakabuming Ketua Umum Partai Golkar, Deklarator Jokowi-Prabowo

M Qodari, Direktur Eksekutif Indo Barometer memiliki ide menjadikan Gibran Wakabuming Raka sebagai ketua umum Partai Golkar. 

Editor: Musahadah
kolase instagram/istimewa
M Qodari mengusulkan Gibran menjadi ketua umum Partai Golkar. 

SURYA.CO.ID - Inilah sosok M Qodari, Direktur Eksekutif Indo Barometer yang memiliki ide menjadikan Gibran Wakabuming Raka sebagai ketua umum Partai Golkar. 

Ide M Qodari itu mencuat di tengah bursa ketua umum Partai Golkar yang kini tengah ramai diperbincangkan. 

Saat banyak pihak menjagokan Presiden Jokowi untuk maju dalam bursa tersebut, M Qodari justru punya alternatif tak terduga. 

Menurut Qodari, dalam kontestasi pucuk pimpinan di Partai Golkar kali ini sangat menarik, karena partai besar. 

"Golkar sangat menarik untuk dibahas dan didiskusikan dan karena itu kemudian dikaitkan dengan Pak Jokowi sebagai calon potensial untuk menjadi ketua umum Golkar ke depan,” kata Qodari.

Baca juga: Timnas AMIN Sebut Kemenangan Prabowo-Gibran Hasil Kecurangan TSM, Singgung 3 Lembaga: Terlihat Jelas

“Nah saya mungkin berbeda dengan beberapa pandangan atau analisa yang berkembang, menurut saya Pak Jokowi tidak akan masuk ke Partai Golkar beliau tidak akan menjadi ketua umum dan beliau akan tetap menjadi tokoh yang berada di atas semua partai politik,” sambung Qodari.

Diketahui, sebelumnya Wakil Ketua Umum Partai Golkar, Bambang Soesatyo menyebut sejumlah nama pun muncul menjadi kandidat ketua umum Partai Golkar.

Mereka di antaranya adalah Airlangga Hartarto, Bambang Soesatyo, Bahlil Lahadalia, dan Agus Gumiwang Kertasasmita.

Qodari juga memiliki pandangan berbeda dari sejumlah analisa dan pandangan terkait nama populer yang beredar tersebut.

Dia menyebut satu nama yang potensial di luar nama yang disebutkan Bamsoet, yakni putra sulung Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka.

“Menurut saya di luar 4 nama yang disebutkan oleh Bambang Soesatyo sesungguhnya menurut saya ada satu calon yang juga sangat potensial untuk menjadi ketua umum Golkar ke depan yaitu Gibran Rakabuming Raka,” ujar Qodari.

Qodari menjelaskan dua alasan Gibran sebagai sosok potensial menjadi calon Ketua Umum Partai Golkar.

Pertama, Gibran tidak lama lagi menduduki jabatan posisi strategis sebagai orang nomor dua di Indonesia pada saat dilantik menjadi wakil presiden secara resmi pada Oktober 2024.

Dijelaskan Qodari, selama ini karakteristik Partai Golkar memiliki kecenderungan sebagai partai yang melekat pada pemerintahan tentunya linear dengan Gibran sebagai wapres sekaligus ketua umum Partai Golkar.

“Kita tahu bahwa Partai Golkar punya kecenderungan yang sangat kuat untuk memiliki kaki, memiliki akses di pemerintahan bukan hanya menteri tetapi juga atau bahkan wakil presiden, karena Golkar adalah partai yang ideologinya karya dan kekaryaan dan selalu berorientasi untuk menjadi bagian dari pemerintahan,” ucapnya.

Qodari melihat pengalaman itu terjadi pada wakil presiden (wapres) ke-10 dan 12 Jusuf Kalla (JK) saat menjabat pertama kali pada periode 2004-2009.

Pada saat yang sama, JK juga berhasil menduduki ketua umum Golkar.

“Dan kita sudah melihat presedennya dengan sangat kuat pada saat Pak Jusuf Kalla menjadi Ketua Umum Partai Golkar tahun 2004-2009, ketika beliau terpilih menjadi wakil presiden bagi Pak Susilo Bambang Yudhoyono,” ujarnya.

“Jadi saya kira pengalaman Pak JK itu menjadi sebuah pertanda suasana kebatinan yang sangat kuat di Partai Golkar untuk memiliki kaki atau akses di pemerintahan,” imbuhnya.

Alasan kedua, kata Qodari, Partai Golkar ke depan harus berorientasi terhadap anak muda karena pemilih terbanyak berasal dari kalangan muda.

Sebab itu, tantangannya partai Golkar juga harus diisi oleh banyak anak-anak muda.

“Partai Golkar ini adalah partai yang tua, partai besar dan kalau kita bicara mengenai pemilih pada hari ini dan pemilih di masa yang akan datang, saya kira Partai Golkar mengalami tantangan bagaimana agar partai ini bisa menjadi partai yang punya orientasi kepada anak muda dan punya tokoh yang juga berasal dari anak muda,” katanya.

“Hal ini sebetulnya sudah sangat disadari oleh Partai Golkar, kita lihat adanya regenerasi generasi kedua dan generasi ketiga dari pengurus Golkar kepada anak-anak mereka, misalnya begitu banyak sekali anak-anak muda di Golkar yang merupakan penerus dari orangtuanya yang sudah berkiprah lama di Partai Golkar,” lanjutnya.

Qodari menambahkan, akan sangat menarik jika Golkar memiliki tradisi baru yaitu dipimpin oleh anak muda dalam hal ini Gibran Rakabuming Raka, bukan lagi dari politisi senior sebagai pucuk pimpinannya.

“Dan kita lihat juga iklan media iklan politik, iklan pemilunya Partai Golkar juga ada satu versi khusus yang ditujukan kepada anak muda," ucapnya.

"Nah, tentunya akan sangat menarik bagi Partai Golkar apabila Partai Golkar ini masuk kepada sebuah tradisi baru di mana ketua umumnya betul-betul anak muda, dalam hal ini Gibran Rakabuming Raka setelah bertahun-tahun sebelumnya orientasinya selalu kepada tokoh yang berusia senior atau berusia lanjut,” lanjut Qodari.

Dengan dipimpin anak muda, Qodari menilai peluang partai Golkar secara elektoral naik signifikan di masa depan akan terbuka lebar, melihat pengalaman Pilpres 2024 di mana pasangan Prabowo-Gibran juga begitu dominan di kalangan muda.

“Kita lihat dari berbagai survei dan exit poll bahwa memang pemilih Prabowo-Gibran itu mayoritas di semua kelompok usia tetapi khusus untuk generasi milenial dan generasi Z proporsinya jauh lebih tebal dibandingkan dengan generasi baby boomers atau generasi X, jadi itu satu indikasi menurut saya bahwa Gibran memiliki daya tarik yang sangat kuat pada anak-anak muda,” tandas Qodari.

Sementara itu, Cawapres nomor urut 02, Gibran Rakabuming Raka buka suara soal isu yang menyebutnya akan menjadi ketua umum (ketum) selanjutnya Partai Golkar.

Sembari tertawa, Gibran mempersilakan tokoh yang lebih senior untuk duduk di kursi ketum Partai Golkar.

Putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu menilai banyak tokoh senior yang lebih mampu memimpin partai berlambang pohon beringin tersebut.

“Enggaklah. Ya biar yang senior atau yang lebih berpengalaman,” kata Gibran.

Tak hanya itu, Gibran juga sempat melontarkan candaan di hadapan awak media. Dia sesumbar saat ini kerap ketinggalan berita, termasuk soal isu pencalonan dirinya sebagai ketum Partai Golkar.

“Aku ketinggalan berita banyak banget. Aneh-aneh sekarang ya berita-berita,” ucapnya.

Sebagai mantan kader PDIP, Gibran mengaku tidak mengetahui proses pemilihan ketum di Partai Golkar.

Saat ini, Gibran memilih fokus menyelesaikan pekerjaan sebagai wali kota Solo. Sehingga, dia belum berpikir untuk masuk ke partai mana pun.

“Biar yang berpengalaman ya untuk jadi ketua atau pengurus. Untuk saat ini kami masih fokus dengan pekerjaan yang ada di Solo,” terangnya.

“Saya kan nggak tahu ya prosesnya di Partai Golkar untuk pemilihan ketua umum. Ya pasti terjalin terus dengan Pak Airlangga dengan partai mana pun,” jelas Gibran.

Siapa sebenarnya M Qodari? 

Sosok M Qodari yang Bantah Tudingan Jadi Aktor Konspirasi Hasil Pilpres 2024. Viral di Medsos X.
Sosok M Qodari yang Bantah Tudingan Jadi Aktor Konspirasi Hasil Pilpres 2024. Viral di Medsos X. (Tribunnews)

Mengutip bem.univthamrinaka.com, M Qodari lahir di Palembang pada 15 Oktober 1973.

Ia merupakan lulusan Sarjana Sosial dari Universitas Indonesia.

Kemudian, Qodari melanjutkan studinya di University of Essex, Inggris dengan bidang Political Behaviour (perilaku politik).

M Qodari mendapatkan gelar Doktor Ilmu Politik tahun 2016 di Fisipol, Universitas Gadjah Mada dengan predikat yang sangat memuaskan.

Ia mengangkat "Split-Ticket Voting dan Faktor-Faktor yang Menjelaskannya Pada Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden Indonesia Tahun 2014" di dalam disertasinya.

Pada November 2006, Qodari mendirikan lembaga survei dan menjabat sebagai Direktur Eksekutif Indo Barometer (IB), salah satu lembaga riset independen, yang memotret perilaku sosial-politik masyarakat Indonesia secara berkala.

Sebelumnya, ia sempat menjadi Wakil Direktur Eksekutif Lingkaran Survei Indonesia (LSI) pada Juli 2005 - Oktober 2006.

Dia juga menjadi Direktur Riset Lembaga Survei Indonesia (LSI), Juli 2003 - Juni 2005. 

Ia juga sempat menjadi peneliti di Centre for Strategic and International Studies (CSIS) dan Institut Studi Arus Informasi (ISAI).

Pendidikan M Qodari

- S1 bidang Psikologi Sosial di Universitas Indonesia, Jakarta (1992-1997);

- S2 bidang Political Behaviour di University of Essex, Inggris (2001-2002);

- S3 bidang Ilmu Politik di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta (2008-2016).

Karier M Qodari

- Direktur Eksekutif Indobarometer (IB);

- Wakil Direktur Eksekutif Lingkaran Survei Indonesia (LSI) (Juli 2005-Oktober 2006);

- Direktur Riset Lembaga Survei Indonesia (LSI) (Juli 2003-Juni 2005);

- Chief Editor, Majalah Kandidat, Campaign and Election Magazine (Agustus 2003-Juni 2004);

- Peneliti di Centre for Strategic and International Studies (CSIS) (November 2002-Juli 2003);

- Kolomnis dan Pengamat Politik sejak 1999-sekarang;

- Peneliti di Institut Studi Arus Informasi (ISAI) (Mei 1999-September 2001).

Deklarasikan Jokowi-Prabowo 2024

Beberapa waktu lalu, Qodari mendeklarasikan Joko Widodo (Jokowi) dan Prabowo Subianto untuk maju dalam Pilpres 2024.

 Bukan tanpa alasan, usulan tersebut diajukan Qodari untuk menghindari polarisasi di tengah masyarakat.

"Saya deklarator Jokowi-Prabowo pada 2024 untuk menghindari polarisasi," kata Qodari saat diwawancara di Kompas TV, Selasa (16/3/2021).

Usulan tersebut juga ia ungkapkan saat menghadiri program Mata Najwa pada Kamis (18/3/2021).

Dilansir Tribunnews, Qodari datang mengenakan kaus bergambar Jokowi dan Prabowo.

Saat itu, Qodari mengatakan Jokowi dan Prabowo telah menjadi imajinasi politik masyarakat Indonesia.

"Terus terang saya bukan ngomongin tiga periode, saya bicara mengenai Jokowi dan Prabowo, yang kebetulan pada saat ini dan selama ini, menjadi imajinasi politik orang Indonesia tentang siapa tokoh yang layak memimpin bangsa ini," bebernya.

Soal kaus yang dikenakannya, Qodari mengaku hanyalah gagasan pribadinya saja.

Ia mengatakan, gagasan pribadinya bisa ditolak atau diterima.

"Ini gagasan saya, barang kali diterima, dipikirkan, dan bisa juga ditolak, mengapa tidak?" katanya.

Baru-baru ini, Qodari menggelar acara syukuran peresmian Kantor Sekretariat Nasional Komunitas Jok-Pro 2024 yang terletak di Jakarta Selatan, Sabtu.

Meski begitu, ia menegaskan acara tersebut bukanlah merupakan deklarasi resmi komunitas pendukung Jokowi-Prabowo pada Pilpres 2024.

"Ini memang bukan acara deklarasi ya teman-teman. Makanya enggak ada umbul-umbul, bendera."

"Tadinya cuma buat halal bi halal saja habis Idul Fitri begitu," ungkap Qodari selaku Penasihat Komunitas Jok-Pro 2024, dalam acara syukuran Kantor Sekretariat Nasional Komunitas Jok-Pro 2024 di Jakarta, Sabtu, dilansir Kompas.com.

Sebagian artikel ini telah tayang di WartaKotalive.com dengan judul Ide Gila Qodari Soal Ketua Umum Partai Golkar: Gibran Cocok, Muda dan Punya Jabatan Wapres

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved