Berita Surabaya

Gandeng Generasi Muda, LG Ikut Atasi Persoalan Food Waste

Kulkas LG InstaView Door-in-Door menyajikan makanan sementara pada saat berbarengan, memungkinkan untuk memperpanjang umur bahan makanan

Penulis: Sri Handi Lestari | Editor: irwan sy
LG
Herman Andryanto, Co-Founder FoodCycle Indonesia, bersama melihat kulkas LG InstaView Door-in-Door yang mencerminkan misi perusahaan membantu pemiliknya menyajikan makanan dan camilan lezat, sementara pada saat berbarengan, memungkinkan untuk memperpanjang umur bahan-bahan. 

SURYA.co.id | SURABAYA - Food waste atau makanan yang terbuang dan menjadi sampah ini juga berkontribusi pada total emisi gas rumah kaca secara internasional.

Menyadari hal ini, LG berkomitmen untuk turut mengatasi persoalan food waste and insecurity sebagai isu penting dalam kehidupan sehari-hari.

Presiden PT LG Electronics Indonesia (LG), Lee Tae-Jin, mengatakan LG secara aktif mendorong kolaborasi cerdas dan lebih baik untuk mengatasi masalah-masalah penting secara berkelanjutan.

"Dan kami juga bekerjasama dengan pemerintah dan masyarakat Indonesia secara luas," kata Lee Tae-Jin, Jumat (1/3/2024).

Sebagai perusahaan perangkat elektronik global, LG berperan dalam meminimalkan pangan terbuang ini melalui pengembangan inovasi pada perangkat kulkas miliknya.

Penciptaan kondisi sempurna untuk menjaga kesegaran dan rasa yang menjadi fokus utama inovasi ini, tak lepas dari keberadaannya sebagai komponen kunci dalam mengurangi jumlah makanan yang mesti terbuang.

Kulkas LG InstaView Door-in-Door membantu pemiliknya menyajikan makanan, sementara pada saat berbarengan, memungkinkan untuk memperpanjang umur bahan-bahan.

Kulkas LG InstaView Door-in-Door secara signifikan mengurangi kehilangan udara dingin dengan menyimpannya di tempat paling penting, yaitu di dalam ruangan.

Semakin banyak udara dingin berarti semakin tenang bahwa makanan Anda akan tetap segar lebih lama.

Menampilkan inovasi mutakhir seperti teknologi LinearCooling™ dan DoorCooling+™, meningkatkan kesegaran makanan yang disimpan dan berkontribusi terhadap pengurangan pangan terbuang secara efektif.

"Pengembangan usaha ini sebagai salah satu upaya LG untuk turut berkontribusi pada pengurangan food waste dan sekaligus kerawanan pangan (food insecurity) inilah yang kemudian menjadi dasar perusahaan dalam mengembangkan kampanye “Better life for all”, jelas Lee Tae-Jin.

Menyasar generasi muda dengan fokus pada penanaman budaya pangan berkelanjutan, LG bekerjasama dengan organisasi nirlaba FoodCycle Indonesia.

Sebagai sebuah gerakan penyadaran, kampanye ini mendorong tindakan-tindakan sederhana seperti memanfaatkan kembali buah-buahan yang bentuknya kurang baik menjadi sebuah hidangan lezat dan bergizi.

Upaya-upaya ini bertujuan menumbuhkan kesadaran dan tanggung jawab diantara individu, sekaligus mendorong dampak positif pengurangan sampah dan mendukung masa depan berkelanjutan.

Selaras dengan misi LG, Herman Andryanto, Co-Founder FoodCycle Indonesia, mengatakan, pihaknya senang dapat berkolaborasi dengan LG Indonesia dalam mempromosikan edukasi mengenai pentingnya praktik pangan berkelanjutan.

"Kampanye ini, sejalan dengan filosofi untuk memutus siklus kelaparan pada komunitas kurang mampu. Kami optimis, inisiatif ini dapat memberikan contoh nyata kepada masyarakat, khususnya generasi muda, tentang cara memerangi food waste and insecurity secara berkelanjutan," ungkap Herman.

Kampanye 'Better life for all' merupakan bagian komitmen perusahaan terhadap Tata Kelola Lingkungan, Sosial dan Perusahaan (Environment, Social and Governance - ESG) di bawah pilar 'LG Loves and Cares'.

"Kampanye inspiratif ini menunjukkan komitmen LG memperluas janji merek Life’s Good kepada masyarakat luas dengan meningkatkan kualitas hidup melalui inisiatif tanggung jawab sosial. Kami meyakini perlunya mengambil tindakan secara lokal untuk melakukan perubahan secara global,” pungkas Lee Tae-Jin.

Indonesia menghadapi peningkatan jumlah food waste atau makanan yang terbuang dan menjadi sampah, yang mengkhawatirkan. Laporan dari sebuah badan di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa, United Nations Environment Programme (UNEP), melalui UNEP Food Waste Index Report 2021, menunjukkan negara ini menempati peringkat kedua secara global dan teratas di Asia Tenggara dengan menghasilkan 20,93 juta ton food waste setiap tahunnya.

Di sisi lain, Perencanaan Pembangunan Nasional (Kemen PPN/Bappenas) melaporkan, pembuangan limbah makanan nasional ini berdampak antara lain pada kerugian ekonomi yang mencapai Rp 213 – 551 triliun per tahunnya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved