Pilpres 2024

Dinilai Terjadi Anomali Politik di Pemilu 2024, Suara Pilpres dan Pileg Tak Linier

Kontestasi Pemilu 2024 dinilai terjadi anomali politik. Sebab, hasil Pilpres tidak linier dengan perolehan suara partai pengusung pasangan calon.

Penulis: Yusron Naufal Putra | Editor: Cak Sur
Istimewa/Tangkapan layar Youtube SURYA Online
Talkshow Politik Tribun Series pada Rabu (14/2/2024) malam. 

SURYA.CO.ID, SURABAYA - Kontestasi Pemilu 2024 dinilai terjadi anomali politik. Sebab, hasil Pilpres nampaknya tidak linier dengan perolehan suara partai pengusung pasangan calon.

Kondisi ini, setidaknya tergambar dari hasil hitung cepat atau quick count sejumlah lembaga survei.

Dari Litbang Kompas misalnya. Untuk suara Pilpres per 17.01 WIB dengan data masuk sekitar 95 persen, pasangan calon Prabowo-Gibran unggul dengan persentase 58,51 persen. Angka ini tidak linier dengan perolehan suara Partai Gerindra.

Dikutip dari data yang sama, Partai besutan Prabowo Subianto itu berada di urutan ketiga dengan persentase 13,55 persen.

Gerindra berada di bawah dibawah PDI Perjuangan pada posisi teratas dan Partai Golkar di posisi kedua.

Pengamat Komunikasi Politik Universitas Airlangga Surabaya, Suko Widodo memandang kondisi ini menggambarkan anomali politik.

Pernyataan ini disampaikan Suko saat menjadi salah seorang narasumber dalam Talkshow Politik Tribun Series pada Rabu (14/2/2024) malam.

"Jadi tidak ada pengaruh signifikan antara Pilpres dan Pileg," kata Suko dalam talkshow yang dipandu oleh Direktur Pemberitaan Tribun Network sekaligus Pemimpin Redaksi Harian Surya Febby Mahendra Putra.

Dalam kacamata Suko, kondisi ini bisa jadi karena mesin partai politik sibuk urusan caleg ketimbang Pilpres. Sehingga, hasilnya pun tidak signifikan.

Keunggulan Prabowo berdasarkan hasil hitung cepat itu, lebih dipandang pada faktor investasi politiknya yang panjang. Di samping dukungan tokoh kepada paslon tersebut.

Suko menyebut, hasil Pilpres 2024 tidak terlalu mengejutkan dirinya. Hanya saja, yang cukup bikin kaget adalah perolehan suara Prabowo-Gibran yang unggul signifikan dari dua lawannya.

Sebab sebelumnya banyak yang memprediksi, meskipun menang angka, Prabowo-Gibran akan berkisar di 52 persen.

Dalam kesempatan yang sama, Pengamat Politik UIN Sunan Ampel Surabaya Abdul Quddus Salam mengatakan mesin politik parpol berbeda dengan mesin politik Pilpres.

Pada Pemilu kali ini, dia memandang hampir semua mesin parpol tidak optimal bergerak. Dia senada juga memandang anomali politik.

Namun, dia cukup kaget dengan perolehan PKB, sebagai parpol pengusung Anies-Muhaimin.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved