Pilpres 2024
Rekam Jejak Wiranto Jenderal yang Disebut Mencla-Mencle Oleh Ganjar Pranowo, Pernah Maju Pilpres
Inilah rekam jejak Wiranto yang disebut mencla-mencle oleh Ganjar Pranowo. Pernah maju di Pilpres 2004.
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Putra Dewangga Candra Seta
SURYA.co.id - Rekam jejak Wiranto mendadak jadi sorotan seiring dengan pernyataan capres nomor urut 3, Ganjar Pranowo.
Diketahui, Ganjar menyebut ada tiga jenderal yang disebut mencla-mencle.
Mereka salah satunya adalah mantan Panglima ABRI Jenderal TNI (Purn) Wiranto.
Alasan Ganjar mengatakan mencla-mencle karena menurutnya, mereka terbukti tidak satu kata, antara pikiran, perkataan, dan perbuatan.
Ganjar lalu mengungkap, kesimpulan para jenderal itu mencla-mencle itu sesuai catatannya yang berkaitan dengan pemilu sebelumnya.
Baca juga: Biodata 3 Jenderal yang Disebut Mencla-Mencle Oleh Ganjar Pranowo, Luhut Balik Serang Capres 3: Dia
Di mana, pada pemilu sebelumnya, ada tiga jenderal yang mengajak untuk tidak memilih seorang pemimpin yang dulu pernah dipecat saat aktif di militer.
Lantas, seperti apa rekam jejak Wiranto?
Selepas purna tugas di militer, Wiranto pernah menjabat sebagai menteri beberapa kali.
Wiranto sempat menjadi Menteri Pertahanan dan Keamanan Kabinet Reformasi (1998-1999).
Kemudian ia menjabat lagi pada zaman reformasi yakni era Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur).
Pada era Presiden ke- 4 Indonesia, Wiranto menjabat sebagai Menteri Koordinasi Politik dan Keamanan (Menkopolkam).
Dikutip dari wikipedia.org, Wiranto sempat mengundurkan diri dengan mengirimkan surat resmi yang kemudian mendapat balasan dari Gus Dur.
Wiranto kemudian menempuh karir politiknya di Parta Golkar.
Pada 2004 Wiranto maju sebagai kandidat presiden.
Saat itu Wiranto menggandeng Salahuddin Wahid sebagai calon wakil presiden.
Namun langkah Wiranto terhenti di putaran pertama.
Pada 21 Desember 2006 ia mendeklarasikan Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura).
Wiranto menjadi Ketua Umum Partai Hanura.
Kemudian pada 2009 Wiranto maju lagi sebagai Cawapres.
Namun sayangnya, JK dan Wiranto gagal memenangi Pemilu Legislatif 2009.
Pada 2014 Wiranto sempat akan maju lagi dalam pemilihan presiden berpasangan dengan Hary Tanoesoedibjo.
Namun rencana itu tak dapat dilanjutkan karena minimnya perolehan Hanura pada Pemilu 2014.
Wiranto kembali menjabat sebagai menteri pada era Presiden Joko Widodo di periode pertama.
Pria 72 tahun ini dipercaya menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam).
Tak hanya di politik, Wiranto juga sempat merasakan asam garam di bidang militer.
Berikut jabatan militer yang pernah dipegang Wiranto:
Danton Yonif 712/Wiratama
Danton Yonif 713/Satyatama
Danki Yonif 712/Wiratama
Danki Yonif 713/Satyatama
Wadan Yonif 712/Wiratama
Wadan Yonif 713/Satyatama
Karoteknik Ditbang Pussenif (1983)
Kadep Milnik Pussenif (1984)
Kasbrigif-9 Kostrad (1985)
Waasops Kaskostrad (1987)
Asops Kasdivif-2 Kostrad (1988)
Ajudan Presiden Republik Indonesia (1989-1993)
Kasdam Jaya (1993)
Pangdam Jaya (1994)
Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) (1996)
Kepala Staf TNI Angkatan Darat (Kasad) (1997)
Panglima Angkatan Bersenjata (Pangab) RI (1998).
Jenderal Mencla-mencle
Diketahui, ada tiga jenderal yang disebut mencla-mencle oleh calon presiden nomor urut 1, Ganjar Pranowo.
Ketiga jenderal itu adalah Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan, mantan Panglima ABRI Jenderal TNI (Purn) Wiranto dan mantan Menteri Pertahanan Jenderal TNI (Purn) Agum Gumelar.
Alasan Ganjar mengatakan 3 jenderal mencla-mencle karena menurutnya, mereka terbukti tidak satu kata, antara pikiran, perkataan, dan perbuatan.
Ganjar lalu mengungkap, kesimpulan 3 jenderal itu mencla-mencle itu sesuai catatannya yang berkaitan dengan pemilu sebelumnya.
Di mana, pada pemilu sebelumnya, ada tiga jenderal yang mengajak untuk tidak memilih seorang pemimpin yang dulu pernah dipecat saat aktif di militer.
"Dua pemilu lalu, jenderal bintang 4 mengatakan 'Dia, saya yang pecat'. Begitu katanya."
"Satu dalam diskusi kecil disampaikan, 'Bagaimana orang memilih itu, catatan sejarahnya begini, psikologinya begini dan dipecat," kata Ganjar di hadapan keluarga Purnawirawan TNI/Polri seluruh Jawa Tengah, yang mendukungnya, di Karanganyar, Jawa Tengah, Rabu, dikutip dari Wartakotalive.com.
Mantan Gubernur Jawa Tengah ini juga mengatakan, ada satu jenderal lain yang bahkan terang-terangan menyebut pensiunan TNI bodoh, apabila memilih calon pemimpin yang dulunya pernah dipecat.
"Satu lagi mengatakan, 'Hei, pensiunan TNI, Anda bodoh kalau milih orang yang kita pecat," ujar Ganjar.
Dari situlah, Ganjar kemudian mengaku heran, karena tiga jenderal itu pada pemilu saat ini malah mendukung calon pemimpin yang pernah mereka pecat.
"Dan tiga-tiganya orang yang ngomong itu (jenderal) sekarang berada pada kubu di sana," kata Ganjar lagi.
Ganjar pun berkomitmen, tidak akan pernah menjadi pribadi yang mencla-mencle.
Dia bahkan menyampaikan, sifat mencla-mencle itu akan dicatat oleh sejarah hingga anak cucu mereka.
Maka dari itu, Ganjar mengajak semua hadirin yang keluarga Purnawirawan untuk tidak memiliki sifat yang sama dengan tiga jenderal tersebut.
"Hai orangtua kami, kami tidak mau anak cucu kami, cicit kami kelak akan mencatat sejarah orangtuanya, kakeknya mencla mencle. Hanya karena apa? Jabatan. Hanya karena apa? Uang. Maaf," ujar Ganjar.
Ganjar juga menekankan, sangat penting bagi anak-anak purnawirawan untuk berlaku konsisten di setiap langkah hidupnya.
"Saya bukan anak pemberontak. Saya anak patriot republik ini. Catatan pertama yang ingin saya sampaikan, sekali lagi konsistensi."
"Ketika kemudian republik ini berjalan, sejarah demi sejarah kita lalui. Maafkan saya pada orangtua saya kalau saya memberikan catatan," ungkapnya.
Lalu, baru setelah itu Ganjar mengatakan tiga jenderal yang menurutnya mencla-mencle itu adalah purnawirawan.
"Kalau saya lihat, ada Pak Wiranto, ada Pak Agum, terakhir Pak Luhut kalau tidak salah menyampaikan dukungannya," kata Ganjar saat ditemui selepas acara deklarasi keluarga purnawirawan di Karanganyar, Rabu.
>>>Ikuti Berita Lainnya di News Google SURYA.co.id
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.