Berita Lamongan

Upaya Cegah DBD di Lamongan, Dinkes Gencarkan PSN

Awal musim penghujan, Dinas Kesehatan Kabupaten Lamongan gencar melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) untuk mencegah Demam Berdarah Dengue (DBD)

Penulis: Hanif Manshuri | Editor: Cak Sur
SURYA.CO.ID/Hanif Manshuri
Gerakan upaya Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) oleh Dinkes Lamongan untuk mencegah Demam Berdarah Dengue (DBD), Rabu (7/2/2024). 

SURYA.CO.ID, LAMONGAN - Awal musim penghujan, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Lamongan gencar melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) untuk mencegah Demam Berdarah Dengue (DBD).

Gerak cepat Dinkes tersebut, setelah mendapat data dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) yang mengungkapkan bahwa Februari 2024 menjadi puncak musim hujan.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dikes Lamongan dr Mafidhatul Laely mengatakan, gerakan PSN tertuang dalam surat edaran kewaspadaan DBD kepada seluruh puskesmas dan kecamatan yang ada di Kabupaten Lamongan.

"Kami membuat surat edaran untuk puskesmas dan kecamatan di seluruh Kabupaten Lamongan," tutur dr Mafidhatul Laely, Rabu (7/2/2024).

Di dalamnya berisi imbauan gencarkan PSN dan menggiatkan 3M+ (Menguras tempat penampungan air, menutup tempat penampungan air dan mengubur barang bekas) karena sangat efektif membunuh nyamuk dan jentiknya.

Adapun inovasi yang dikembangkan oleh masing-masing puskesmas untuk menerapkan 3M+. Seperti yang dilakukan oleh Puskesmas Mantup, yakni penanamanan serai.

Begitu juga dengan Puskesmas Turi yang mencetuskan inovasi pemeliharaan ikan cupang di masing-masing rumah warga untuk membunuh jentik-jentik nyamuk.

Diungkapkan, program inovasi tersebut sangat berdampak signifikan yang dapat dilihat dari rendahnya angka kasus di daerah pencetus inovasi.

"Dampak dari menggiatkan PSN itu sangat signifikan. Seperti contohnya daerah Turi yang giat mengimbau warga memelihara ikan, berdampak pada kasus DBD sedikit, hanya ada tiga kasus dalam setahun. Kami juga meminta agar puskesmas daerah lain melakukan hal serupa agar dapat mencegah kasus DBD di Kabupaten Lamongan secara menyeluruh," ungkap dr Mafidhatul Laely.

Data Dinkes Lamongan menunjukkan, hingga awal Februari 2024, kasus DBD di Kabupaten Lamongan dilaporkan ada 24 kasus.

Dengan rincian Januari ada 21 kasus dan Februari dua kasus. Berdasarkan perhitungan insiden rate (IR) (jumlah kasus DBD dibagi jumlah penduduk dikalikan seratus ribu penduduk), jumlah kasus di Kabupaten Lamongan terhitung rendah pada 2023 IR 16/100.000 jumlah penduduk dan pada tahun 2024 IR 1,9/100.000 jumlah penduduk.

Namun demikian, tetap harus dilakukan pencegahan dengan maksimal.

"Kasus DBD di Kabupaten Lamongan memang mengalami penurunan dari tahun 2022 tercatat ada 416 kasus, pada 2023 terdapat 193 kasus, dan semoga di tahun 2024 dapat lebih terkendali lagi dan tidak ada kasus kematian," ungkap dr Mafidhatul Laely.

Pencegahan juga dilakukan dengan fogging oleh puskemas maupun mandiri oleh desa.

Selain itu penyelidikan epidemiologi (PE) DBD juga dilakukan untuk penderita DBD.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved