Berita Entertainment

Tangis Bella Bonita Pecah usai Lahiran dan Belum Bisa Bertemu Bayinya, Ucapnya: Maaf Sayang

Bella Bonita tak henti menahan tangis ketika anak pertamanya dengan Denny Caknan lahir ke dunia.

Penulis: Akira Tandika Paramitaningtyas | Editor: Adrianus Adhi
Instagram/denny_caknan
Denny Caknan dan Bella Bonita dikaruniai anak pertama. 

Isu kehamilan Bella Bonita itu ramai di media sosial karena saat prosesi akad nikah, kembar mayang tidak diangkat tinggi laiknya pengantin jawa dalam prosesi akad nikah di Sun Hotel Madiun, Jumat (7/7/2023).

Kembar Mayang adalah sepasang rangkaian hiasan dari beberapa dan, buah dan bunga.

Kembar Mayang dipercaya sebagai bagian dari sebuah ritual, dan sarana pada temu pengantin Jawa. Maknanya sebagai perlambang terbentuknya keluarga baru.

Bunga mayangnya merupakan bunga pinang yang sedang mekar, berurai indah dan berbau wangi. 

Baca juga: DOA Happy Asmara untuk Pernikahan Denny Caknan Terungkap, Singgung Mimpi dan Permintaan Maaf

Pada sebagian masyarakat Jawa jika pengantinnya sudah berbadan dua, maka kembar mayang tidak boleh diangkat melebihi kepala, dan harus di bawah. 

Menanggapi tudingan miringtersebut. penyelenggara acara pernikahan Denny Caknan dan Bella Bonita pun angkat bicara.

Project Manager Asra Event Planner, Androz Legho, mengatakan, selaku pihak Wedding Organizer, mengaku senang atas respon netizen.

Menurutnya, lewat hal ini publik menjadi tahu detail dari adat Jawa.

“Kembar mayang terdapat perbedaan pandangan adat. Ada yang dibawa atau pun diangkat dan juga ada pula yang diletakkan begitu saja," kata Androz, Minggu (9/7/2023).

Pihaknya berpendapat, dugaan tersebut sebenarnya adalah jawaban, atas kegalauan netizen yang mengamati prosesi injak telur. Padahal itu ada filosofi, atas ritual akad nikah.

"Soal kembar mayang tidak diangkat, karena perbedaan adat pernikahan yang telah digunakan.  Kesultanan besar di Jawa tidak hanya satu yang dijadikan kiblat, dari tata cara pernikahan," tutur Androz.

Kemudian dia juga membeberkan, petunjuk berikutnya ada di paes, dari mempelai wanita yang menggunakan khas Surakarta atau Solo. 

Sehingga, setiap daerah mempunyai tradisi dan tata cara yang berbeda beda. Demikian pula setiap Pemandu adat juga mempunyai pakem yang berbeda beda. 

"Kami sebelumnya sudah bekerja sama dengan Pemandu Adat. Supaya prosesi bisa berjalan dengan baik dan lancar," pungkasnya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved