Pilpres 2024

Biodata Guntur Soekarnoputra yang Kritikannya Dianggap Merendahkan Jokowi, Pernah Beri Pujian Ini

Inilah profil dan biodata Mohammad Guntut Soekarnoputra, putra pertama Presiden Soekarno atau Bung Karno yang mengkritik keras Presiden Jokowi.

Editor: Musahadah
kolase tribunnews/surya.co.id
Guntur Soekarnoputra dianggap merendahkan Presiden Jokowi karena pernyataannya ini. 

SURYA.CO.ID - Inilah profil dan biodata Mohammad Guntut Soekarnoputra, putra pertama Presiden Soekarno atau Bung Karno yang mengkritik keras Presiden Jokowi.

Guntur Soekarnoputra bahkan mempersilahkan saja melakukan apapun terhadap Presiden Jokowi, jika pasangan calon (paslon) nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud MD nantinya terpilih di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 dan berkuasa di Tanah Air. 

Pernyataan Guntur Soekarnoputra soal Jokowi itu muncul saat di acara Rock N Roll Bersama Ganjar pada Senin (29/1/2024).

Awalnya, Guntur berbicara terkait ajaran Bung Karno agar jangan menunda-nunda pekerjaan penting.

Salah satu hal yang dicontohkan Guntur yakni agar relawan tak menunda memenangkan Ganjar-Mahfud sebagai presiden dan wakil presiden dalam pemilihan umum (Pemilu) 14 Februari 2024 mendatang.

Baca juga: IMBAS Mahfud MD Mau Mundur dari Menkopolhukam, Ini Beda Tanggapan Presiden Jokowi dan Maruf Amin

Menurut Guntur, jika Ganjar dan Mahfud terpilih sebagai presiden dan wakil presiden, keduanya akan memiliki hak prerogatif untuk memutuskan sesuatu.

"Kalau itu sudah tercapai kekuasaan dan dan hak prerogatif ada di Ganjar dan Mahfud MD, baru yang lain mau kita apa-apain gampang, termasuk Jokowi mau kita apain, nantilah," ujar Guntur yang disambut riuh para relawan, Senin.

Bahkan, Guntur juga menyinggung berbagai isu yang belakang menerpa eks Wali Kota Solo itu seperti terkait isu pemakzulan.

Namun, pria 79 tahun itu meminta agar relawan Ganjar-Mahfud untuk melupakan sejenak perihal adanya isu permintaan pemakzulan Jokowi.

Ia meminta agar para relawan fokus untuk memenangkan paslon nomor urut 3.

"Yang penting sekarang menurut ajaran Bung Karno, yang penting enggak bisa ditunda-tunda, menangkan dulu Ganjar dan Mahfud MD sebagai Presiden Republik Indonesia dan Wakil Presiden Republik Indonesia 2024," ujarnya.

Pernyataan Guntur ini,  menurut Pengamat politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia, Ujang Komarudin, sebagai sebuah bagian dari 'serangan' PDI Perjuangan (PDIP).

Pernyataan Guntur dinilai seperti mengejak dan terlalu merendahkan Kepala Negara RI yang masih aktif menjabat itu.

“Yang dilakukan oleh Guntur itu bagian dari ‘serangan’ PDI-P kepada Jokowi yang dianggap sudah tidak sejalan lagi dengan garis partai," kata Ujang Komarudin.

"Tapi, apapun itu, kita sudah sama-sama tahu, bahwa Jokowi punya pilihan, PDIP juga punya pilihan dan pilihannya berbeda, maka suka tidak suka dalam konteks Pilpres 2024, ya bertempur antara PDIP dengan Jokowi,” sambungnya.

“Pernyataan itu bentuk kritikan yang keras dari Guntur. Sejatinya, kritikannya jangan seperti itu, karena (pernyataan) itu seperti mengejek Jokowi, terlalu merendahkan Jokowi,” tambah Ujang lagi.

Ujang lantas berpendapat, bahwa pernyataan Guntur itu berpotensi memberikan dampak negatif, baik untuk Guntur sendiri maupun PDIP.

 “Apa yang dilakukan oleh Guntur sangat keras, terlalu keras, dan itu bukan hanya merugikan Guntur sendiri, tetapi juga PDI-P, karena Jokowi pun bisa marah."

"Jokowi pun bisa ‘mengganjal’, bisa menghadang PDIP maupun Ganjar-Mahfud untuk bisa unggul,” jelasnya.

Ujang pun berharap, setiap politikus dapat bersaing secara sehat dan rasional, serta menahan diri mereka, salah satunya dengan tidak merendahkan pihak manapun.

Menurut Ujang, politik itu harus mampu menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.

“Berpolitik harus bersaing dengan sehat, harus bersaing dengan rasional. Jangan marah, jangan manas-manasin. Berpolitik harus menjaga persatuan dan kesatuan," ucapnya.

Ujang mengatakan, pernyataan Guntur itu bisa membuat para pendukung Jokowi marah.

Bahkan, bisa saja mereka membalas hal tersebut, entah kepada Guntur maupun PDIP.

Sehingga, hal itulah yang dikhawatirkan nantinya mambuat kondisi politik tidak kondusif lagi.

"Ucapan Guntur tersebut bisa saja membuat pendukung-pendukung Jokowi marah."

"Bisa saja membuat loyalis-loyalis bisa membalas pada Guntur maupun PDI-P. Ini yang membuat nanti tidak kondusif,” pungkas Ujang.

Terpisah, Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo Gibran, Nusron Wahid turut buka suara mengenai pernyataan Guntur tersebut.

“Kalau Prabowo Gibran menang, semua tokoh yang saat ini berseberangan, termasuk Bu Mega, Pak Ganjar, Pak Mahfud, Mas Anies dan Gus Imin akan kita ajak rekonsiliasi."

"Tidak akan diapa-apain, justru kita akan ajak kerjasama membangun bangsa.” kata Nusron Wahid saat ditanya wartawan, Senin (29/1/2024).

Dikatakan Nusron, Pilpres ini hanyalah kompetisi, setelahnya Indonesia harus bersatu kembali untuk membangun bangsa bersama-sama.

“Pak Prabowo dan Mas Gibran sadar, untuk membangun Indonesia tidak bisa sendirian, tapi butuh kebersamaan antar semua elemen bangsa."

"Apalagi di pihak sebelah, di partai sebelah, kan juga merupakan putra-putra terbaik bangsa.” lanjutnya.

Selebihnya, Nusron mengaku tak bisa berkomentar lebih jauh mengenai pernyataan Guntur tersebut.

Pernyataan Guntur tersebut, kata Nusron, merupakan bagian dari hak individu di zaman demokrasi ini.

Nusron mengatakan, ia menyerahkan sepenuhnya kepada masyarakat agar menilai hal tersebut.

“Itu hak beliau sebagai pribadi dan ini zaman demokrasi. Apakah pernyatan yang menyebut Presiden Jokowi itu berlebihan apa tidak, apakah pas atau tidak, biarkan rakyat Indonesia yang menilai, rakyat kita sudah cerdas kok."

"Kita (Prabowo Gibran) fokus pada upaya pemenangan satu putaran saja.” jelasnya.

Dalam hal ini, Nusron hanya menekankan, rakyat Indonesia saat ini sangat mencintai Presiden Jokowi.

Hal bisa dilihat baik dalam data survei maupun dari fakta-fakta yang dia temui di lapangan.

“Rakyat sangat mencintai Pak Jokowi, kepuasannya mencapai 75-80 persen. Artinya, bahkan yang memilih paslon lain pun ada yang cinta terhadap Pak Jokowi. Dan kemanapun Pak Jokowi berkunjung, disambut meriah oleh rakyat.” jelasnya.

“Justru saat ini rakyat sedang bersedih, karena periode Pak Jokowi akan segera berakhir. Rakyat yang mencintai Pak Jokowi sadar betul bahwa pembangunan yang sudah ada harus dilanjutkan, dan itulah yang hari ini diusung oleh Pasangan Prabowo Gibran.” pungkas Nusron.

Siapa sebenarnya Guntur Soekarnoputra?

Putra bung Karno, Guntur Soekarno (kiri) bersama putrinya, Puti Guntur Soekarno yang kini menjadi salah satu bacawagub Jatim.
Putra bung Karno, Guntur Soekarno (kiri) bersama putrinya, Puti Guntur Soekarno yang kini menjadi salah satu bacawagub Jatim. (surabaya.tribunnews.com/bobby constantine koloway)

Baru-baru ini, melalui sebuah opininya di Harian Kompas yang diterbitkan pada Sabtu (30/9/2023), Guntur Soekarnoputra berharap Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjadi Ketua Umum PDIP penerus Megawati Soekarnoputri.

Guntur menuangkan pikirannya itu dalam artikel yang berjudul Indonesia, Jokowi, dan Megawati Pasca-2024.

Menurutnya, Jokowi tetap dibutuhkan untuk berada dalam lingkaran kekuasaan dan pemerintahan, paling tidak sebagai ketua umum partai politik.

"Mengingat pemikiran dan pengalamannya yang tentu masih sangat dibutuhkan oleh bangsa dan negara ini, hal itu perlu dipertimbangkan," kata Guntur.

Ia pun mengusulkan Jokowi untuk menjadi Ketua Umum PDIP mengingat usia Megawati tidak lagi muda.

"Apakah tak mungkin Jokowi meneruskan estafet kepemimpinan di PDIP sebagai ketua umum PDIP dan Megawati menjadi ketua dewan pembinanya?" ucap Guntur.

Menurut Guntur, Jokowi merupakan anak ideologis Bung Karno karena selama menjabat di pemerintahan mampu melaksanakan ide-ide Bung Karno.

"Yang berarti selama 22 tahun di pemerintahan, Jokowi konsisten melaksanakan ide-ide Bung Karno," ungkap Guntur.

Karenanya, Guntur menilai langkah Jokowi untuk menjadi ketua umum PDIP sangat dimungkinkan dan sudah barang tentu kalau mau dilakukan melalui suatu kongres luar biasa yang benar-benar demokratis.

"Dalam hal ini, jika nanti disetujui Megawati akan menjadi ketua dewan pembina, dapat saja kepada Megawati diberikan lagi hak prerogatif layaknya sebelumnya. Masalahnya adalah, apakah Megawati, Jokowi, dan partai mau?" imbuhnya.

Biodata Guntur Soekarnoputra

Mohammad Guntur Soekarnoputra lahir pada 3 November 1944.

Ia adalah anak dan putra pertama dari Soekarno dan Fatmawati.

Guntur merupakan kakak dari Megawati Soekarnoputri, Rachmawati Soekarnoputri, Sukmawati Soekarnoputri, dan Guruh Soekarnoputra.

Dilansir TribunManado.co.id, Guntur Soekarnoputra dipanggil 'Tok' oleh ayahnya (Bung Karno) dan 'Bujang' oleh ibunya (Fatmawati).

Guntur Soekarnoputra merupakan lulusan Institut Teknologi Bandung (ITB) tahun 1966.

Sementara itu, sejak masa kecilnya, Guntur memiliki banyak cita-cita. Namun, tidak banyak yang kesampaian.

Sewaktu duduk di sekolah rakyat atau SR (sekarang sekolah dasar atau SD), ia sempat bercita-cita untuk menjadi seorang pelukis.

Semasa duduk di bangku SMA hingga perguruan tinggi, Guntur juga tergabung dalam sebuah band yang dibentuknya bersama teman-temannya.

Namun, tidak seperti adik-adiknya, Guntur tidak tertarik dengan dunia politik.

Guntur menikah dengan Henny Emilia Hendayani dan memiliki seorang putri bernama Puti Guntur Soekarno.

Puti Guntur Soekarno sendiri menjabat sebagai anggota DPR RI periode 2019-2024 dari Daerah Pemilihan Jawa Timur I.

Sebelumnya ia pernah menjabat sebagai anggota DPR RI periode 2009-2014 dan 2014-2019 dari Daerah Pemilihan Jawa Barat.

Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Pengamat Soroti Pernyataan Guntur soal Jokowi, Sebut Sebagai 'Serangan' PDIP: Presiden Bisa Marah

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved