Pilpres 2024

Banyak Baliho Penolakan Pada Gibran di Jatim, TKD Prabowo-Gibran : Tak Mewakili Mayoritas Masyarakat

Karenanya, pihaknya tetap memastikan proses kampanye berjalan sesuai jadwal dari Komisi Pemilihan Umum (KPU).

surya/bobby constantine koloway
Sekretaris TKD Prabowo-Gibran Jatim, Indra Nur Fauzi ketika dikonfirmasi di Surabaya beberapa waktu lalu. 

SURYA.CO.ID, KOTA SURABAYA - Sejumlah baliho penolakan terhadap Calon Wakil Presiden (Cawapres) nomor urut 02, Gibran Rakabuming Raka terlihat di beberapa kawasan di Jawa Timur, di antaranya di Madura. Tim Kampanye Daerah (TKD) Prabowo-Gibran Jatim pun angkat bicara.

TKD Jatim memastikan pemasangan baliho tersebut tiaak mempengaruhi rencana kehadiran Prabowo maupun Gibran di Jawa Timur. "Kami sebatas hanya mendengar (ada penolakan)," kata Sekretaris TKD Prabowo-Gibran Jatim, Indra Nur Fauzi di Surabaya, Selasa (30/1/2024).

"Kami yakin masyarakat memahami bahwa ini masa kampanye. Sudah ada ketentuan tentang pemasangan dan kita serahkan kepada KPU ada Bawaslu dan teman-teman relawan maupun tim kampanye di daerah," tambahnya.

Pihaknya meyakini, penolakan tersebut tidak mewakili mayoritas suara masyarakat. Karenanya, pihaknya tetap memastikan proses kampanye berjalan sesuai jadwal dari Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Termasuk kampanye Prabowo-Gibran di Madura dan sekitarnya. "Kita lakukan seperti ketentuan yang ada. Kalau ada rapat umum terbuka, kita juga akan dapat umum terbuka," ia melanjutkan.

Indra juga menjelaskan ada kampanye yang melalui media, kampanye tertutup yang tetap di akukan. Pihaknya akan mematuhi dan sesuai ketentuannya. Ada kampanye yang dijadwalkan oleh tim baik di tingkat daerah, kabupaten masing-masing, provinsi, maupun nasional.

Masing-masing spanduk penolakan tersebut diduga dipasang oleh pendukung salah satu pasangan calon. Serta berkaitan dengan debat cawapres yang baru saja dilaksanakan KPU RI beberapa waktu lalu.

Wakil Komandan Tim Kampanye Nasional (TKN) Fanta Prabowo-Gibran, Hendy Setiono memandang dinamika masyarakat tersebut sebagai hal yang biasa. Hendy mengatakan, Gibran memang terlihat menguasai tema debat dibandingkan acwapres lainnya.

"Saya pikir ini hal biasa. Namun Mas Gibran memang sudah membuktikan bahwa yang awalnya dikira cupu, ternyata suhu. Materi selama debat justru mendapat dukungan suara dari anak muda yang memasukkan Mas Gibran dalam deretan pemimpin masa depan," kata Hendy ketika dikonfirmasi terpisah.

Sebelumnya, keberadaan sejumlah spanduk sebagai alat peraga kampanye (APK) dengan beragam pesan politik sudah menjadi pemandangan biasa dalam masa kampanye Pemilu 2024 saat ini.

Namun ada sebaran spanduk-spanduk yang terpasang dengan narasi peringatan lengkap dengan foto Cawapres 02 Gibran di sejumlah titik di Kabupaten Bangkalan.

Pantauan SURYA, pesan dalam Bahasa Madura itu dikemas menjadi tiga narasi berbeda namun diawali dengan tulisan, ‘Warga Madura Pecinta Mahfud MD : Gibran, Tengate Cong (Hati-hati Nak), Menghina Mahfud Berarti Menghina Kita Semua’.

Berikutnya, ‘Warga Madura Pecinta Mahfud MD : Tekkak Anaen Presiden, Mon Korang Ajer, Paggun Ebeles (Meski Anak Presiden, Kalo Kurang Ajar Tetap Dibalas)’, serta ‘Warga Madura Pecinta Mahfud MD : Mon Tretan La Ecokoco, Tekkak Anaen Presiden Elaben (Kalau Saudara Dipermainkan, Meski Anak Presiden Tetap Kita Lawan). ****

Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved