Pilpres 2024

Tom Lembong Blak-blakan Bongkar Hubungannya dengan Gibran, Pernah Disopiri Lihat Peluang Bisnis

Tom Lembong membeber hubungan sebenarnya dengan calon Wakil Presiden (cawapres) nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka.

Editor: Musahadah
kolase youtube kompas TV
Tom Lembong mengungkap hubungan sebenarnya dengan Gibran Rakabuming Raka. 

Luhut lalu membeberkan dampak hilirisasi nikel terhadap kondisi negara.

"Tom harus ngerti, kalau harga nikel terlalu tinggi, itu sangat berbahaya. Kita harus belajar dari kasus cobalt, tiga tahun lalu harganya begitu tinggi. Orang akhirnya mencari bentuk baterai lain. itu salah satu lahirnya lithium ferro phosphate (LFT) itu. Jadi ini kalau kita bikin harga ketinggian, orang akan mencari alternatif lain, teknologi berkembang sangat cepat.," terang Luhut. 

Oleh karena itu, lanjutnya, pemerintah mencari keseimbangan benar supaya betul-betul nikel masih dibutuhkan sampai beberapa belas tahun yang akan datang.

"Tapi ingat lithium battery itu bisa recycling, tapi LFP tidak bisa recycling sampai hari ini. Tapi sekali lagi, teknologi itu terus berkembang.

"Dan kita bersyukur, LFP juga kita kembangkan dengan tiongkok dan lithium battery juga kita kembangkan dengan tiongkok maupun negara-negara lain," tegasnya. 

3. Minta Tom Lembong hentikan cerita yang tidak baik di luar

Tom Lembong (kiri) Luhut Binsar Pandjaitan (kanan)
Tom Lembong (kiri) Luhut Binsar Pandjaitan (kanan) (KOLASE IST/KOMPAS)

Terkait hilirisasi ini, Luhut lalu menitip titip pesan pada Tom Lembong.

"Walaupun tidak digoverment lagi jangan menceritakan yang tidak baik, padahal tidak sepenuhnya benar di luar. Ceritakan lah memang apa yang bagus. 

"Pernah kita inflasi di awah 3 persen? kan baru sekarang.
Pernah 44 bulan kita surplus ekspor? kan baru sekarang.
Apa itu, ya hilirisasi.

"Kita bisa maintain growth masih 5 persen. ditengah 2 keadaan ekonomi dunia begitu, dan kita masih berupaya di atas 5 persen, mungkin 6 persen pada tahun depan dan seterusnya sampai 2030, kita berharap masih trajectory kitaa bisa income per kapita kita 10 ribu US dollar. Dan kita masih berharap dan yakin untuk bisa besaran GDP kita sekitar 3 triliun US dollar atau lebih.
Jadi downstreaming itu akan membuat indonesia lebih bagus".

4. Bantah pernyataan Tesla tak pakai nikel 

Luhut membantah jika pabrik mobil listrik Tesla di Sanghai kini menggunakan 100 persen LFP.

"Mereka masih menggunakan baterai nikel. Jadi Seperti suplai nickel based baterai itu bukan oleh LG Korea Selatan untuk model mobil listrik yang diproduski tesla di Shanghai. Memang ada yang mulai LFP,"katanya. 

Luhut mengaku suatu ketika, tidak menutup kemungkinan nikel ini makin kurang penggunaannya, karena itu, harus digenjot, tapi dengan cara yang terukur.

"Sekarang kalau kita lihat hilirisasi kita di Katoda dan di banyak lagi bagian dari lithium baterai sudah sangat manju, yang membuat ekspor kita tidak hanya bergantung lagi pada ekspor raw materialnya," tukasnya.

5. Minta Tom Lembong Tidak Geer 

Terakhir Luhut mengomentari terkait pernyataan Tom Lembong yang mengaku 7 tahun memberikan contekan untuk Presiden Jokowi. 

Luhut membantah jika Tom Lembong-lah yang membuat contekan untuk Presiden Jokowi.

Luhut lantas blak-blakan mengenai sosok yang paling banyak memberikan contekan ke Presiden.

Menurut Luhut, orang tersebut adalah Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.

"Anda jangan geer juga bilang kasih note kepada ayahnya Mas Gibran (Presiden Jokowi), memang hanya Tom Lembong saja? Yang paling banyak kasih note kepada Pak Presiden adalah Bu Menlu Bu Retno," ucap Luhut.

Ia lantas menegaskan, bahwa memberikan catatan atau contekan kepada atasan atau pimpinan merupakan hal yang lazim dilakukan pada pemerintahan negara manapun.

Terlebih, pemberian catatan dari Tom Lembong kepada Presiden Jokowi dilakukan ketika Tom sedang menjabat menjadi Menteri Perdagangan pada Agustus 2015-Juli 2016 dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) pada Juli 2016-Oktober 2019.

"Itu bukan terjadi pada Presiden Jokowi saja, semua kepala negara itu kalau bilateral pasti ada yang di belakang ngasih note."

"Apakah karena anda hebat melakukan itu? Tidak, itu tugas anda sebagai pembantu Presiden, sebagai Menteri Perdagangan waktu itu sebagai Kepala BKPM," kata Luhut.

 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved