Siswi SMK Dirudapaksa Tentara

5 Fakta Siswi SMK Dirudapaksa Oknum TNI: Berawal dari Tunggu Teman, Disiksa di Kamar Hotel

Berikut sejumlah fakta mengenai kasus siswi SMK dirudapaksa oleh oknum anggota TNI yang terjadi di Surabaya.

Penulis: Akira Tandika Paramitaningtyas | Editor: Adrianus Adhi
Kolase Surya.co.id
Inilah sejumlah fakta mengenai kasus rudapaksa yang dialami siswi SMK di dilakukan oleh oknum anggota TNI. 

SURYA.CO.ID - Berikut sejumlah fakta mengenai kasus siswi SMK dirudapaksa oleh oknum anggota TNI yang terjadi di Surabaya.

AA (16) siswi SMK menjadi korban rudapaksa oleh oknum anggota TNI setelah dirinya berniat menolong.

Niat baik AA rupanya disalahgunakan oleh pelaku.

Baca juga: Sosok Oknum TNI Diduga Rudapaksa Siswi SMK di Surabaya hingga Sempoyongan dan Syok, Begini Nasibnya

Dia dibawa ke salah satu hotel di kawasan Pasar Kembang sebagai pemuas nafsu.

Merangkum laporan reporter Surya.co.id di lapangan, berikut selengkapnya.

1. Bermula dari tunggu teman

Ayahanda korban, LSA (54) mengatakan, dirinya baru mengetahui peristiwa yang dialami anaknya itu setelah ditelepon oleh polisi untuk segera datang ke Mapolsek Sawahan, sekitar pukul 10.00 WIB.

Ternyata, berdasarkan cerita yang didengar dari mulut sang anak langsung, LSA mengungkapkan, sang anak tidak mengenal pelaku sama sekali.

Namun, pertemuan keduanya bermula saat sang anak sedang duduk di pinggir jalanan dekat Monumen Kapal Selam (Monkasel) kawasan Jalan Pemuda No 39, Embong Kaliasin, Genteng, Surabaya.

Saat itu, sang anak berencana mengambil uang tabungan beasiswa bulanan senilai Rp 200 ribu dari Progam Beasiswa Pemuda Tangguh milik Pemkot Surabaya.

Sang anak kemudian keluar sekolah untuk menunggu seorang teman di dekat area Monkasel tersebut.

Namun, sang teman tak kunjung datang. Malah si pelaku yang mengendarai sepeda motor Honda Scoopy datang menghampiri korban lalu bercakap-cakap yang ternyata meminta bantuan untuk diberi petunjuk lokasi sebuah kantor bank terdekat.

LSA menjelaskan, si pelaku berdalih bukan warga Kota Surabaya dan sedang kebingungan untuk mencairkan uang ke sebuah kantor bank tertentu guna membeli tiket bioskop.

Karena menganggap pelaku memang sedang kebingungan dan membutuhkan bantuan, korban akhirnya mau dibonceng dan mengikuti pelaku untuk membantu memberi petunjuk arah lokasi sebuah kantor perbankan yang dicari-cari pelaku.

"Pelaku bilang minta tolong ke bank BNI, karena dia bukan orang sini. Katanya (pelaku) mau mencairkan uang untuk beli tiket ke bioskop atau apa gitu. Lalu diantarkan sama anak saya, pelaku sudah menentukan, BRI atau BNI-lah," jelas LSA.

Baca juga: Staf Hotel Tolong Siswi SMK yang Dirudapaksa Oknum TNI, Bantu Tenangkan Korban dan Pesan Ojol

2. Korban dibawa ke hotel

Keanehan pun mulai muncul dan mulai disadari oleh si korban. LSA menjelaskan, tujuan si pelaku ke kantor perbankan nyatanya hanya modus semata.

Korban malah diajak berbelanja ke sebuah minimarket kawasan Jalan Pasar Kembang, Surabaya. Sepanjang berbelanja, tubuh sang anak sempat dipegang-pegang oleh pelaku.

Korban merasa risih dan mulai mencurigai gelagat aneh si pelaku. Namun, belum juga berani melakukan perlawanan.

Setelah dari minimarket, pelaku kembali membonceng korban untuk kembali melanjutkan perjalanan.

Ternyata, pelaku membawa korban ke sebuah area parkir hotel di kawasan Jalan Pasar Kembang, lalu mengajak korban ke salah satu kamar yang sebelumnya sudah disewa pelaku.

"Langsung habis itu, masuk ke hotel. Karena dia (pelaku) sudah menginap di situ sebelumnya. Jadi bukan daftar (awal). Jadi dia langsung masuk. karena sudah punya kamar di situ. Begitu lah kejadiannya," ungkap LSA.

3. Disiksa di kamar hotel

Setelah dibawa ke dalam kamar hotel, LSA mengatakan, sang anak mengalami kekerasan seksual hingga membuat bagian organ vital kewanitaannya mengalami pendarahan.

Selain itu, sang anak juga kesulitan berteriak meminta pertolongan kepada pihak petugas hotel, karena pelaku sempat memiting menggunakan salah satu lengannya ke bagian leher sang anak.

"Anak saya masih pendarahan. Luka di kelaminnya. Katanya kan dipiting besar orangnya," jelasnya.

Baca juga: Update Detik-detik Penangkapan Oknum Tentara yang Merudapaksa Siswi SMK di Surabaya

4. Ditolong staf hotel

Semula, RP (25) dan beberapa orang teman karyawan hotel mendadak dikagetkan dengan seorang wanita salah satu penghuni kamar, yang merupakan si korban rudakpaksa, berjalan keluar dengan sempoyongan dan menangis.

Merasa ada yang tak beres, para karyawan hotel mempersilakan si wanita untuk menenangkan diri dengan duduk di depan sofa kantor pelayanan resepsionis hotel.

Sepanjang duduk di tempat tersebut, korban masih terus menerus menangis dan menginginkan untuk dapat segera pulang ke rumah.

Mengingat si korban tidak membawa kendaraan apa pun. Salah satu karyawan hotel membantu korban dengan memesankan layanan jasa antar ojek online (ojol).

Setelah si korban dibawa oleh driver ojol yang telah dipesan oleh pihak karyawan hotel, RP sudah tidak mengetahui bagaimana kelanjutan nasib dari si korban setelah.

Baca juga: BREAKING NEWS Siswi SMK di Surabaya Dibawa ke Hotel dan Dirudapaksa Oknum Tentara Sampai Pendarahan

5. Tim gabungan gerebek kamar hotel

Kemudian, sekitar 30 menit setelah momen tersebut, RP menambahkan, sekitar 10 orang personel aparat gabungan berdatangan ke hotel.

Ia mengingat ada beberapa anggota Bhabinkamtibmas wilayah permukiman setempat yang dikenalnya, tampak ikut dalam momen penangkapan tersebut.

Kemudian, tampak pula sejumlah petugas berseragam cokelat bertuliskan Satpol PP dan beberapa orang petugas berseragam warna biru dari petugas Dishub turut dalam momen tersebut.

Menurut RP, anggota kepolisian yang berpakaian sipil berupaya menuju ke kamar hotel yang disewa pelaku.

Kemudian, pelaku sempat dimintai keterangan di kamarnya. Bahkan, pihak anggota kepolisian berupaya memastikan status si pelaku yang sempat diduga sebagai anggota Tentara.

Namun, lanjut RP, si pelaku terus menerus berkelit dan enggan menunjukkan kartu anggotanya.

Oleh karena itu, anggota kepolisian lantas meminta si pelaku untuk menjalani pemeriksaan di Mapolsek Sawahan.

"Enggak. Enggak ada perlawanan. Saat ditanya polisi anggota apa bukan, dia enggak mau ngaku, awal-awalnya," jelasnya.

RP memastikan bahwa sosok pelaku yang diamankan itu, tetap bersikap kooperatif. Selain tidak ada perlawanan kepada para petugas kepolisian. Pelaku juga tidak merusak benda atau inventaris apapun dari fasilitas hotel.

"Enggak merusak apa-apa. Enggak diborgol, karena orangnya enggak melawan apa-apa. Orangnya nurut," kata karyawan yang telah bekerja selama delapan tahun di hotel tersebut.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved