Pilpres 2024
PROFIL Desa Wisata Ketapanrame Mojokerto yang Disinggung Gibran saat Debat Cawapres, Ini Keunikannya
Inilah profil desa wisata Ketapanrame, Kecamatan Trawas, Kabupaten Mojokerto yang disebut GUbran saat debat cawapres.
SURYA.CO.ID, MOJOKERTO - Inilah profil desa wisata Ketapanrame, Kecamatan Trawas, Kabupaten Mojokerto yang disebut calon wakil presiden (cawapres) GIbran Rakabuming dalam debat cawapres di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, pada MInggu (21/1/2024) malam.
Gibran Rakabuming Raka menyebut desa wisata di Mojokerto itu pernah dikunjungi belum lama ini.
"Saya pernah ke Mojokerto di situ ada desa desa wisata nomor 1 Se-Indonesia kemarin dapat penghargaan dari Pak Sandiaga Uno. Intinya adalah itu ini adalah desa wisata dibangun dengan masyarakat desa, punya saham di apa destinasi wisata tadi, jadi ini salah satu contoh yang baik cara bagaimana agar masyarakat desa tidak meninggalkan desa atau mencari pekerjaan di kota," kata Gibran.
Lalu, bagaimana wujud desa wisata ini?
Kepala Desa Ketapanrame Zainul Arifin menyampaikan, salah satu daya tarik wisata yang diunggulkan di Desa Wisata Ketapanrame ialah wisata terbuka hijau dan wisata alam.
Baca juga: Imbas Aksi Gibran Cawapres Prabowo saat Debat: Hasto Kristiyanto Kaget, Yenny Wahid Sebut Melecehkan
Di sana terdapat wahana permainan untuk kalangan anak dan dewasa. Serta, ada pusat kuliner dan oleh-oleh bagi wisatawan.
Selain itu, Desa Wisata Ketapanrame juga punya wisata alam berupa lembah dan sawah terasering yang bisa dimanfaatkan untuk menarik wisatawan dengan aktivitas alam.
Seperti edukasi pertanian, bercocok tanam, dan berbagai kegiatan petualangan alam lainnya.
Desa ini juga sudah memiliki langkah solutif mengatasi sampah dengan menciptakan program pengolahan sampah terpadu ramah lingkungan dan kebersihan desa.
Zainul Arifin menjelaskan pihaknya membentuk di unit BUMDes Mutiara Welirang tentang kebersihan lingkungan dan sampah desa.
"Dalam pengelolaannya sampai hari ini, petugas BUMDes mengambil sampah dari rumah-rumah warga, termasuk di area wisata Desa Ketapanrame dan tempat penginapan seperti vila dan hotel," bebernya, Senin (25/9/2023).
Zainul optimistis pengelolaan sampah lingkungan dapat menjadi solusi terbaik untuk membebaskan sisi negatif peningkatan volume sampah akibat dampak keberadaan desa wisata di Ketapanrame.
Apalagi, masyarakat setempat juga dilibatkan secara masif dalam pengelolaan sampah tersebut.
"Mulai sekarang sampah-sampah dari rumah warga, wisata dan penginapan yang ada di Desa Ketapanrame, kita olah menjadi satu di tempat pengolahan sampah hingga nol residu," jelasnya.
Ia mengungkapkan pengolahan sampah non organik maupun organik itu menggunakan mesin pemilah dan pencacah sampah hingga proses akhir.
Pemdes menggunakan mesin untuk memusnahkan limbah sampah hingga tidak ada residu.
"Semua warga di Desa Ketapanrame ikut semua program ini atau konsumen. Mereka turut berkontribusi dengan iuran sampah setiap bulan untuk biaya operasional pengolahan sampah ramah lingkungan," ungkapnya.
Biaya iuran sampah di Desa Ketapanrame berbeda-beda, untuk sampah ramah tangga hanya Rp.8 ribu per bulan. Sedangkan, iuran pengolahan sampah untuk skala usaha rumah atau warung sekitar Rp.20 ribu hingga Rp.30 ribu.
Paling banyak jasa pengolahan sampah untuk hotel maupun vila mencapai antara Rp.100 ribu sampai Rp.30 ribu per bulan.
Tentunya, pengolahan sampah ramah lingkungan ini dapat menjadi salah satu sumber pendapatan asli desa.
"Ada beberapa hotel dan vila yang kita kelola sampahnya bisa sampai Rp.50, Rp.100 sampai Rp.300 ribu per bulan. Kalau warga cuma Rp.8 ribu per bulannya," ucap Zainul.
Ditambahkannya, pihaknya juga menggunakan mesin pirolisis untuk mengubah limbah sampah non organik terutama plastik yang tidak terurai menjadi bahan bakar cair. Hasil bahan bakar dari pengolahan mesin pirolisis itu untuk BBM mesin rumput.
"Hasil dari pengolahan limbah sampah menjadi BBM itu terbatas hanya untuk mesin potong rumput, tidak bisa dijualbelikan karena kita belum punya standar atau SNI," terangnya.
Zainul mengakui meski mendapat iuran kelola sampah dari masyarakat ternyata tidak dapat menutup biaya operasional secara keseluruhan.
Operasional pengolahan sampah mencapai Rp.20 juta hingga Rp.30 juta.
"Untuk menutup biaya operasional terkadang tidak cukup dari iuran maupun penjualan hasil sampah non organik. Sehingga nanti kedepannya kita akan Kembangkan pengolahan sampah untuk dijadikan produk berbahan plastik yang bernilai ekonomi lebih," pungkasnya.
Direktur BUMDes Mutiara Welirang Herwanto menambahkan operasional pengolahan sampah di Desa Ketapanrame sudah maksimal hingga nol residu. Bahkan sampah non organik berupa benda plastik yang tidak laku dijual diolah menggunakan mesin pirolisis.
"Hasil pengolahan sampah non organik dari plastik yang tidak laku dijual kita oleh dengan mesin pirolisis, asap dari menyublim jadi cair menjadi bahan bakar itu," paparnya.
Dia mengatakan pengolahan sampah melibatkan masyarakat yang mencapai 60-70 ton per bulan. Program pengolahan sampah itu diikuti serentak oleh sekitar 5.000 jiwa atau 1.900 KK di tiga dusun yakni Dusun Slepi, Dusun Sukorame dan Dusun/ Desa Ketapanrame. Termasuk penginapan hotel dan vila di wilayah Trawas.
"Untuk iuran kelola sampah seluruhnya sekitar Rp. 12 juta. Iya masih minus untuk biaya operasional sekitar Rp.5-10 juta. Sehingga nanti kedepannya kita akan ajukan bantuan anggaran dari Pemdes," tandasnya.
Bupati Sebut Desa Cantik

Desa wisata Ketapanrame di Kecamatan Trawas juga dicanangkan sebagai Desa Cantik (Cinta Statistik).
Melalui Desa Cantik itu nantinya akan menyajikan data-data yang dapat digunakan Pemda untuk dasar membuat kebijakan.
Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati mengatakan, Desa Cantik merupakan produk kinerja BPS untuk mendampingi Pemdes mensukseskan pendataan sosial, ekonomi termasuk inflasi.
"Jadi kami di Pemda kalau butuh apa-apa pasti tanya ke desa, kita akan berdiskusi dan merumuskan langkah-langkah apa saja. Misalnya untuk pengendalian harga, apalagi kita segera menyongsong Nataru 2024," ucap Bupati Ikfina dalam keterangan tertulis yang diakses, Kamis (26/10/2023).
Ia menjelaskan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) memantau kondisi terkini ketersediaan dan harga-harga pokok melalui Sinergi Smart. Inflasi relatif terkendali di Kabupaten Mojokerto.
"Kita ada Sinergi Smart yang disinkronkan dengan Siskaperbapo. Melalui itu lami memantau semua harga-harga di seluruh pasar Kabupaten Mojokerto. Jadi untuk pemantauan harga kita sudah punya sistem sendiri," bebernya.
Kepala BPS Kabupaten Mojokerto, Dwi Yuhenny menambahkan pergerakan inflasi di daerah dapat diketahui dari Desa Cantik. Tentunya dapat membantu pemerintah dalam menentukan arah kebijakan dan tindakan.
"Di seluruh Indonesia, terdapat 90 kab/kota penghitung catatan inflasi. Meskipun Kabupaten Mojokerto bukan termasuk namun tingkat inflasi kita bisa mengacu ke sister city yakni Kediri yang kondisinya hampir sama," pungkasnya.
Sebelumnya, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa bersama Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati juga meresmikan Desa Ketapanrame menjadi Gerakan Nasional Desa Industri melalui program desa model binaan Dharma Bhakti Nagari.
Desa Ketapanrame diharapkan mampu menjadi model dalam pengembangan manajemen desa terbaik di Indonesia.
Desa Ketapanrame
Desa Wisata
Desa Wisata di Mojokerto
Gibran Rakabuming
Debat Cawapres 2024
SURYA.co.id
surabaya.tribunnews.com
Habib Najib : Kiai Kampung se-Indonesia Akan Gelar Doa Bersama, Doakan Pemerintahan Baru |
![]() |
---|
Megawati Belum Tentukan Sikap Politik PDIP di Pemerintahan Prabowo-Gibran, Ini Alasannya |
![]() |
---|
Sumber Kekayaan Raffi Ahmad yang Digadang-gadang Masuk Bursa Menteri Prabowo dan Cawagub Jateng |
![]() |
---|
Kekayaan Eko Patrio Politisi asal Nganjuk yang Disiapkan Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran |
![]() |
---|
Rekam Jejak Eko Patrio yang Disiapkan Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran, Asal Nganjuk Jatim |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.