Pemilu 2024

Riangnya Emak-Emak di Ponorogo Melipat Surat Suara, Mengisi Waktu Luang Bisa Raup Duit Besar

Diperkirakan pelipatan suara selesai pada tanggal 11 Februari 2023. Jadwal tersebut singkron dengan jadwal Dian merias.

Penulis: Pramita Kusumaningrum | Editor: Deddy Humana
surya/pramita kusumaningrum (pramita)
Kegiatan pelipatan surat suara Pemilu di gudang logistik KPU Ponorogo, yang sebagian besar dilakukan warga perempuan, Kamis (4/1/2024). 


SURYA.CO.ID, PONOROGO - Periode menuju Pemilu memang memutar perekonomian orang kecil, salah satunya sebagai tenaga penyortiran dan pelipatan surat suara. Jangan dipandang remeh, dari melipat surat suara ini warga yang dilibatkan bisa mendapatkan pemasukan lumayan besar.

Karena setiap warga mendapatkan upah per satu lembar surat suara yang dilipatnya, lalu ditotal berapa upah total dari jumlah pelipatan yang sudah diselesaikan.

Untuk pekerjaan padat karya ini, warga mendapatkan upah Rp 280 per surat suara DPRD Kabupaten, DPRD Provinsi, DPR RI maupun DPD. Sedangkan untuk surat suara Pilpres, mereka diupah Rp 200 per surat suara.

Karena itulah, suasana riuh dan kelakar terdengar dari gudang logistik Komisi Pemilihan Umum (KPU) Ponorogo, Kamis (4/1/2024) siang. Terlihat ratusan orang melipat surat suara, yang kebanyakan adalah emak-emak.

Hampir 80 persen dari 200 petugas pelipat surat suara adalah emak-emak. Mereka terlihat telaten melipat surat suara, sesekali mereka bercerita tentang banyak hal.

Walaupun begitu, mereka juga sesekali menghitung sudah berapa surat suara terlipat. Harus teliti, karena pendapatan mereka tergantung berapa banyak surat suara yang berhasil dilipat.

“Sudah sering jadi petugas pelipat surat suara, empat kali ini. Pemilu sebelumnya dapat sekitar Rp 1 juta. Itu kan Pilkada (pemilihan kepala daerah), ini bisa lebih,” ujar salah satu emak, Sundari.

Warga Kelurahan Pakunden ini mengaku sudah sering menjadi petugas pelipat surat suara. Mulai melipat surat suara di Gedung Sasana Praja, Pabrik Mori hingga di Gudang Bulog Ponorogo.

“Bisa untuk pemasukan sampingan. Saya ibu rumah tangga, jadi pekerjaan rumah bisa dikerjakan malam, pagi di sini. Lumayan, per surat suara Rp 280, kalau Pilpres Rp 200,” bebernya.

Pelipat lainnya, Dian Restu mengaku baru pertama kali ini terlibat pekerjaan keroyokan melipat surat suara. Ia memang menerima pekerjaan musiman itu untuk mengisi waktu luang karena jadwalnya kosong. “Saya kan perias. Ini pas tidak ada kerjaan, jadi saya mencoba jadi petugas pelipat surat suara,” jelas Dian.

Diperkirakan pelipatan suara selesai pada tanggal 11 Februari 2023. Jadwal tersebut singkron dengan jadwal Dian merias.

“Dari pada di rumah tidak ngapa-ngapain karena saya sudah terbiasa ke sana-sini banyak kegiatan. Ya lumayan per surat suara Rp 280, untuk Pilpres Rp 200,” tegasnya.

Sementara Ketua KPU Ponorogo, Munajat mengatakan sebenarnya target petugas pelipat surat suara 300 orang. Namun yang hadir hanya 200 orang. “Dari 200 itu kami bagi menjadi 20 tim. Rinciannya 1 tim ada 10 orang. Setiap kelompok diketuai satu orang, sehingga bisa koordinasi pelipatan,” ungkap Munajat.

Munajat menjelaskan bahwa petugas pelipat suara kebanyakan memang emak-emak. Menurutnya, berkaca Pemilu sebelumnya, emak-emak memang berpengalaman melakukan sortir dan pelipatan.

“Kami libatkan mereka yang sudah berpengalaman, sebagian masi baru untuk pelipatan, dan warga sekitar sini,” pungkasnya. ****

Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved