Pilpres 2024
Setelah Ide Cak Imin Bangun 40 Kota Selevel Jakarta Dimentahkan, Timnas AMIN Ralat: Salah Sebut
Pernyataan Muhaimin Iskandar atau Cak Imin soal membangun 40 kota selevel jakarta berbuntut panjang. Kini diralat Timnas AMIN.
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Putra Dewangga Candra Seta
SURYA.co.id - Pernyataan cawapres nomor urut 1, Muhaimin Iskandar atau Cak Imin soal membangun 40 kota selevel jakarta berbuntut panjang.
Pernyataan Cak Imin itu akhirnya diralat oleh Juru Bicara Timnas Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Amin), Sulfikar Amir.
Amir mengakui bahwa membuat 40 kota baru se-level Jakarta bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan.
Ia lantas menyebut Muhaimin Iskandar (Cak Imin) kepleset lidah saat menyampaikan pernyataan tersebut dalam debat cawapres beberapa waktu lalu.
Baca juga: Mentahkan Ide Cak Imin Bangun 40 Kota Selevel Jakarta, Ridwan Kamil: Gak Realistis, Pakai Akal Sehat
Mulanya, Amir mengatakan waktu yang diberikan kepada cawapres dalam debat sangatlah terbatas.
"Jadi memang waktunya itu tidak cukup untuk Gus Imin mengelaborasi, apa sih sebenarnya yang dimaksud dengan 40 kota.
Jadi 40 kota ini adalah sebuah program pembangunan dan upgrading kota-kota yang sudah ada di Indonesia," ujar Amir saat ditemui di Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (29/12/2023) malam, melansir dari Kompas.com.
Amir menyebut Cak Imin sebenarnya kepleset lidah saat memaparkan program soal 40 kota baru se-level Jakarta.
Yang Cak Imin maksud, kata dia, adalah mengembangkan kota-kota yang sudah ada untuk ditingkatkan lagi levelnya.
"Jadi mungkin Gus Imin salah sebut ketika beliau mengatakan 40 kota baru, enggak, itu slip of tongue ya.
Yang mestinya beliau katakan itu adalah pembangunan dan upgrading 40 kota yang sudah ada di seluruh Indonesia. Dan ini adalah program yang akan kita lakukan 5 sampai 10 tahun ke depan," tuturnya.
Menurut Amir, dari 40 kota itu, 14 kota di antaranya menjadi prioritas pasangan Anies-Cak Imin untuk dikembangkan menjadi titik pertumbuhan baru.
Amir mengatakan 14 kota tersebut berada di luar Pulau Jawa.
Pengembangan itu pun akan menggunakan anggaran yang sebenarnya sudah dialokasikan untuk Ibu Kota Nusantara (IKN).
"Di mana kita akan mengalokasikan anggaran yang tadinya dipakai untuk IKN, lalu kita pindahkan, kita realokasikan untuk meng-upgrade 14 kota di luar Pulau Jawa sebagai bagian dari program 40 kota tadi.
Dan ini akan menjadi satu upaya untuk mencapai pemerataan pertumbuhan secara lebih efektif," kata Amir.
"Karena ada 14 titik baru yang akan kita angkat dibandingkan dengan satu titik di tengah hutan yang kita belum tahu gimana kita menghidupnya," sambungnya.
Sementara itu, Amir menekankan kota-kota yang akan dikembangkan ini tidak mungkin se-level dengan Jakarta.
Amir menegaskan level Jakarta sudah terlalu tinggi jika dibandingkan dengan kota-kota lain di Indonesia.
"Saya juga perlu sedikit klarifikasi mengenai kota se-level Jakarta, karena Jakarta itu satu-satunya kota yang punya level terlalu tinggi untuk kota-kota lain, dilihat dari level populasi, dilihat dari level luas wilayah, dilihat dari level APBD, dan dilihat dari PDRB, yang sebesar Rp 100 triliunan lebih gitu.
Jadi akan sangat sulit untuk menjadikan kota-kota lain se-level Jakarta," terangnya.
"Tetapi yang ingin kita lakukan adalah mengangkat kota-kota lain seperti Jakarta dalam arti bersifat citizen oriented, berorientasi pada warga kota.
Dan itulah yang dilakukan oleh Anies Baswedan selama menjadi gubernur, di mana layanan-layanan publik seperti transportasi kemudian ruang publik, ruang hijau, seperti taman.
Lalu kemudian apa namanya, fasilitas kesehatan dan sebagainya itulah yang kemudian kita upgrade di kota-kota ini supaya mereka bisa memiliki tingkat kenyamanan yang lebih baik," imbuh Amir.
Sebelumnya, Pernyataan Calon Wakil Presiden (Cawapres) nomor urut 2 Muhaimin Iskandar alias Cak Imin yang ingin membangun 40 kota baru selevel Jakarta memantik reaksi banyak pihak.
Rencana Cak Imin itu diungkapkan saat debat Cawapres 2024 yang digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU) di JCC, Jumat (22/12/2023).
Saat itu, cawapres pendamping Anies Baswedan ini ditanya panelis tentang strategi menyiapkan instrumen fiskal dalam mengatasi masalah perkotaan, seperti transportasi publik, sampah, dan kawasan kumuh.
Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini menyebut perkotaan merupakan kebutuhan untuk terus menjadi bagian dari pembangunan nasional.
“Di antara kebutuhan pokok dari perkotaan ini adalah infrastruktur yang memadai,” kata Cak Imin.
Menurutnya, agar tidak terjadi penumpukan penduduk dalam satu perkotaan, maka pembangunan perkotaan harus merata di berbagai tempat.
“Kami memiliki satu tekad bahwa di dalam pemerintahan yang akan datang, minimal harus dibangun 40 kota baru yang selevel dengan Jakarta,” ucapnya.
“Dengan kemampuan menampung jumlah penduduk, memberi sarana prasarana yang memadai, sekaligus kemampuan untuk terjaganya lingkungan yang memungkinkan untuk sehat.”
Termasuk, kata dia, kehidupan yang memberikan kenyamanan bagi seluruh penduduknya.
“Di mana perumahan tidak terlalu jauh dari pusat-pusat pekerjaan, di mana akses pendidikan bisa sampai pada yang membutuhkan.”
“Sementara fiskal yang dibutuhkan, kita harus pandai-pandai mengambil prioritas. Sekali lagi, kita bukan setuju atau tidak setuju IKN, yang paling penting adalah prioritas kepemerataan dan keadilan agar terbangun kota-kota sehingga sarana air bersihnya terwujud,” beber Cak Imin.
Cak Imin kemudian mengaku kasihan pada Kota Balikpapan, Banjarmasin, dan Pontianak, karena kota-kota ini dalam waktu singkat bisa disulap menjadi lebih baik.
“Karena apa? Fiskal yang kita sediakan dirata-adilkan di masing-masing perkotaan.”
Dimentahkan Ridwan Kamil
Mantan Gubernur Jawa Barat yang juga pakar perkotaan Ridwan Kamil menilai rencana Muhaimin Iskandar itu tidak realistis.
"Menurut saya sih tidak realistis ya. Untuk menjadi Jakarta saja butuh 75 tahun kan prosesnya, dimana ekonomi terpusat di sana," kata Ridwan Kamil alias Kang Emil yang ditemui usai menyaksikan debat Cawapres, dikutip dari Liputan6 SCTV.
Kang Emil yang berada di tim sukses Prabowo- Gibran masih menilai realistis kalau gagasan itu hanya ingin meningkatkan kapasitas kota-kota masih realistis.
"Kalau setara Jakarta tidak realistis,"tegasnya.
Dikatakan Kang Emil, untuk berkampanye harus penuh akal sehat serta menjanjikan sesuatu yang bisa dieksekusi.
"Kita mau ngejar Jakarta versi IKN aja, IKN nya malah dihalang-halangi oleh narasi-narasinya. Jadi agak bertentangan dengan apa yang dinarasikan dan saya sebagai sosok yang sedikit mempunyai keilmuan di bidag perkotaan menurut saya itu tidak realistis," tukasnya.
>>>Ikuti Berita Lainnya di News Google SURYA.co.id
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.