Berita Viral

Kisah Pilu Pak Totok Lansia di Malang Diserahkan Anaknya ke Panti Jompo, Padahal Kondisi Kena Stroke

Kisah pilu seorang lansia di Malang, Jawa Timur, bernama Pak Totok viral. Diserahkan anaknya ke Panti Jompo Padahal sedang sakit stroke.

kolase TikTok
Tangkap layar TikTok Pak Totok saat diserahkan anaknya ke Panti Jompo. Simak kisahnya. 

SURYA.co.id, MALANG - Kisah pilu seorang lansia di Malang, Jawa Timur, bernama Pak Totok viral di media sosial.

Pasalnya, Pak Totok diserahkan oleh kedua anaknya ke panti jompo.

Padahal kondisi Pak Totok saat ini sedang terkena stroke.

Tapi bukannya merawat dengan baik, anak-anak Pak Totok justru menyerahkan ayahnya itu ke Panti Jompo.

Anak-anak Pak Totok bahkan minta tidak dikabari jika sewaktu-waktu sang ayah meninggal dunia.

Baca juga: Kisah Lengkap Liana TKW Bondowoso Jadi Penghuni Panti Jompo, Hasil Kerja 40 Tahun di Malaysia Ludes

Mereka meminta pihak Griya Lansia Husnul Khatimah untuk langsung menguburkan ayahnya saja.

Berikut rangkuman kisahnya melansir dari Tribun Jakarta.

1. Kondisi Stroke

Cerita soal Pak Totok ini viral di media sosial setelah diunggah akun TikTok @arifcamra dan @griyalansiamalang.

Pak Totok dibawa ke panti jombo dalam kondisinya yang sedang sakit stroke.

"Ada dua anak yang menyerahkan bapaknya ke Griya Lansia secara total, kalau meninggal gausah ngabarin," kata Arief Camra yang merupakan pemilik Yayasan Griya Lansia Husnul Khatimah dikutip TribunJakarta.com, Kamis (28/12/2023).

2. Jika meninggal tak perlu mengabari

Dua anak tersebut, dijelaskan Arief, sudah membuat surat pernyataan terbuka.

Isinya, mereka menyerahkan secara total ayahnya bahkan jika ayahnya meninggal tidak perlu dikabari.

"Griya Lansia menerima, saya yang menjemput sendiri," kata Arief.

Arief memperlihatkan proses menjemput Pak Totok dari anak kandung ke Griya Lansia.

Terlihat anak Pak Totok seorang perempuan menggunakan baju berwarna kuning menandatangani sebuah dokumen.

Setelah anak perempuan, anak laki-laki Pak Totok pun melakukan hal yang sama.

Pak Totok kemudian digotong relawan Girya Lansia langsung ke mobil setelah urusan administrasi selesai.

Terlihat Pak Toto mengenakan kaos biru dan celana panjang.

"Ayah mereka dalam kondisi stroke tidak berdaya," tulis Arief.

"Griya Lansia menggolongkan Pak Totok sebagai lansia terbuang," sambungnya.

Sampai di Griya Lansia, Pak Totok langsung dibawa ke kamar perawatan dan disambut baik perawat.

"Para perawat akan melayani seperti orangtua sendiri," tulis Arief.

3. Alasannya Sakit hati

Arief sempat menjelaskan alasan Pak Totok diserahkan anak kandungnya ke panti jompo.

Dua anak Pak Totok mengaku sakit hati karena sejak kecil tak dapat perhatian seorang ayah.

Sebelum diserakan ke panti jompo, Pak Totok ternyata sudah ditelantarkan anak-anaknya.

Ia menumpang di rumah kerabatnya di Rusunawa Bandarejo Sememi Surabaya.

"Ia sesungguhnya terlantar karena anaknya tidak peduli,"

Kisah Pak Totok pun viral di media sosial dan menyita perhatian warganet.

Banyak warganet yang pro kontra dengan keputusan dua anak kandung tersebut.

Kisah Serupa

Sebelumnya, kisah serupa juga dialami Liana, TKW asal Bondowoso yang viral karena nasibnya berakhir jadi penghuni di panti jompo.

Hasil kerja Liana selama 40 tahun menjadi TKW di Malaysia seolah ludes tak tersisa.

Liana justru menghabiskan masa tuanya di sebuah panti jompo di Bondowoso, Jawa Timur.

Menurut isu yang beredar, hasil kerja Liana selama puluhan tahun itu ludes dipakai anaknya.

Adalah Liana binti Anwar, yang sudah mengadu nasib di Malaysia sejak 2008 silam. 

Berdasarkan info di TikTok @Bariah6946, disebutkan bahwa Liana kehilangan hartanya sepulang dari Malaysia. 

Harta Liana ludes diduga dijual oleh anaknya. 

"Uangnya dihabiskan sama anaknya. Rumah dijual, orangtua terlantar. Biar tahu kalau anaknya enggak genah (jelas)," ungkap pemilik akun @Bariah6946.

Pada unggahan lain di akun yang sama, tampak Liana dijemput oleh ambulans yang kemudian membawanya ke panti jompo.

Di momen penjemputan Liana, terlihat sang anak sempat menyaksikannya.

Tampak Liana yang mengenakan daster merah putih dan kerudung oranye itu berjalan dengan tertatih-tatih dibantu petugas menuju mobil ambulans.

Setibanya di panti jompo, Liana langsung terduduk lesu.

Rupanya ia merasa pilu karena di panti jompo tersebut tak ada pendingin udara.

Kendati demikian, Liana tetap diminta untuk tinggal di panti jompo tersebut karena tak ada keluarga yang bersedia menampungnya.

Sementara beberapa waktu lalu, Uya Kuya berkesempatan bertemu langsung dengan Liana. 

Kepada Uya Kuya, Liana bercerita soal awal mulanya bekerja di Malaysia.

Ternyata bukan 40 tahun seperti kabar yang beredar. Liana mengaku bekerja di Malaysia sejak tahun 2008.

Artinya, Liana baru 15 tahun mengadu nasib ke negeri jiran tersebut.

Ia kemudian menceritakan kehidupan selama menjadi TKW di Negeri Jiran.

Awalnya, Liana mengaku pekerjaannya lancar di Malaysia.

Namun beberapa tahun ke belakang, Liana mengalami musibah hingga tak bisa lagi bekerja.

Matanya sebelah kanan sama sekali tak bisa melihat. Sementara mata kirinya hanya sedikit bisa melihat.

Sebelum diselamatkan oleh Uya Kuya, Liana sempat tinggal terkatung-katung di bawah kolong jembatan.

Liana pun sempat kecelakaan karena ditabrak oleh orang tak dikenal hingga akhirnya ditolong polisi Malaysia.

Dari sanalah Liana ditempatkan di shelter penampungan KBRI Malaysia.

"Saya ingin pulang sebab mata saya (enggak bisa melihat) empat tahun, yang sebelah kiri tampak, sebelah kanan enggak tampak," pungkas Liana dalam konten Uya Kuya di bulan April 2023.

Curhat ke Uya Kuya, Liana mengaku berasal dari Bondowoso, kampung Bedian pesantren.

Terkait sosok keluarga, Liana bercerita dirinya punya seorang anak angkat dan menantu.

Namun belakangan Liana tak bisa menghubungi anaknya itu.

"Anak angkat ibu namanya Adi, istrinya Jumati. Anak angkat saya (bilang) 'ibu kalau mau balik kabarin saya hari apa'. Saya telepon aktif tapi tidak diangkat mungkin dia kerja di sawah," kata Liana.

Bingung ditanya alamat lengkap, Liana mengaku tidak ingat.

Selain itu, Liana juga bercerita bahwa dirinya tidak punya keluarga sama sekali alias sebatang kara.

"Suami tak ada, ibu tak ada, adik kakak tak ada, tak punya saudara," imbuh Liana.

Selain tak punya keluarga dan cuma memiliki anak angkat, Liana juga melarat.

Diakui Liana, seluruh harta dan rumahnya telah dikuasai oleh sang anak.

"Rumahnya (saya) diambil anak angkat saya. Rumahnya dijual, uangnya saya bilang simpan di bank. Kata anak saya dibeli sapi, kambing untuk ibu. Setelah itu istrinya buka warung," ujar Liana.

Sementara Kepala Desa Jambisari, Maltub Alhidyah membenarkan Liana merupakan salah satu warganya.

"Ternyata benar. Tadi malam sudah saya ajak berembug di balai desa," kata Maltub, Minggu (16/4/2023).

Kendati begitu, Maltub membantah kabar bahwa Liana hanya memiliki anak angkat dan menantu. 

Menurut Maltub, Liana masih memiliki keluarga yang lengkap.

>>>Ikuti Berita Lainnya di News Google SURYA.co.id 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved