Musisi Surabaya Tewas
Penjelasan Dokter yang Teliti Kandungan Minuman 3 Musisi Surabaya Berujung Maut
dr Abdul Aziz, Kepala Instalasi Kedokteran Forensik RSUD dr Soetomo mengatakan, minuman keras dicampur alkohol jenis metanol banyak di masyarakat
Penulis: Tony Hermawan | Editor: Fatkhul Alami
SURYA.co.id | SURABAYA - dr Abdul Aziz, Kepala Instalasi Kedokteran Forensik RSUD dr Soetomo mengatakan, minuman keras dicampur alkohol jenis metanol banyak dijumpai di masyarakat.
Padahal risikonya sangat besar. Lima persen zat tersebut apabila masuk ke dalam darah bisa menyebabkan kematian.
"Secara simpelnya metanol lebih berbahaya daripada etanol. Metanol itu seperti spirtus," ucapnya saat ditemui di RSUD dr Soetomo, Jumat (29/12).
Dalam banyak refrensi ilmiah, sebanyak 10 militer atau kira-kira dua sendok metanol apabila masuk ke dalam tubuh bisa menimbulkan risiko kebutaan. Nah, tiga kali lipatnya bisa mengakibatkan kematian. Namun, minuman keras oplosan banyak ditemukan di masyarakat.
"Sering kali pesta miras ditambah obat nyamuk dan spiritus," jelas dr Abdul Aziz.
Kasus tiga musisi yang tewas usai manggung dari Bar Vasa Hotel Surabaya ditangani dr Abdul Aziz beserta timnya. Hal itu untuk memastikan yang minuman alkohol yang dikonsumsi terdapat kandungan metanol atau tidak.
Penelitian tersebut melibatkan ahli toksikologi dan tim laboratorium forensik Polda Jatim. Semua tim ahli medis itu bertugas mulai dari mengautopsi jenazah, memeriksa sisa-sisa minuman keras, serta rekam medis tiga korban.
dr Abdul Aziz mengaku, semua pemeriksaan secara cermat dan kehati-hatian. Agar hasil yang keluar akurat. Pihak polisi sendiri memprediksi semua hasil bisa keluar kira-kira 20 hari ke depan.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.