Pilpres 2024
Heboh Ide Cak Imin Bangun 40 Kota Selevel Jakarta hingga Dimentahkan Ridwan Kamil, Pakar: Berat
Ide Cak Imin ingin membangun 40 kota baru selevel Jakarta ramai jadi sorotan. Dimentahkan Ridwan Kamil. Lantas apa kata pakar tata kota?
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Putra Dewangga Candra Seta
SURYA.co.id - Ide Muhaimin Iskandar atau Cak Imin ingin membangun 40 kota baru selevel Jakarta ramai jadi sorotan publik.
Salah satunya adalah Mantan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, yang dengan tegas mementahkan ide Cawapres Anies Baswedan itu.
Pasalnya, ide yang dilontarkan Cak Imin dalam Debat Cawapres 2024, Jumat (22/11/2023) malam, tidak realistis.
Lantas, bagaimana menurut pendapat pakar?
Pakar tata kota dari Universitas Trisakti, Yayat Supriatna menilai, gagasan membangun 40 kota selevel Jakarta merupakan langkah yang berat diwujudkan.
Baca juga: Mentahkan Ide Cak Imin Bangun 40 Kota Selevel Jakarta, Ridwan Kamil: Gak Realistis, Pakai Akal Sehat
“Untuk bangun 40 kota seperti Jakarta itu berat sebetulnya karena tiap kota punya tipologi yang berbeda, yaitu kota metropolitan, kota besar, kota sedang, bahkan kota kecil,” kata Yayat, Sabtu (23/12/2023), melansir dari ANTARA.
Ia menjelaskan bahwa saat ini sudah ada 10 kota metropolitan yang disiapkan. Sayangnya, bukan hal yang mudah untuk mencapai level Jakarta karena masalah fiskal.
Menurut Yayat, Jakarta dapat menjadi kota metropolitan karena memiliki kekuatan modal yang mandiri. Agak sulit membangun kota selevel Jakarta dalam waktu singkat.
“Komparasinya tidak apple to apple,” ucapnya.
Yayat mengatakan bahwa Jakarta bahkan belum memenuhi syarat kota layak jika ditilik dari key performance indicator (KPI).
Penyediaan kebutuhan air minum masih kurang, kemacetan masih terjadi, hingga pengelolaan kebutuhan rumah masih terbatas.
"Sebetulnya yang kita ingin bangun adalah kota yang punya kapasitas untuk melayani kebutuhan publik secara lebih terstandarisasi.
Itu yang kita cari, bagaimana kita mengembangkan konsep kota yang betul-betul siap mendukung kualitas hidup yang lebih baik," kata Yayat.
Sebelumnya, Pernyataan Calon Wakil Presiden (Cawapres) nomor urut 2 Muhaimin Iskandar alias Cak Imin yang ingin membangun 40 kota baru selevel Jakarta memantik reaksi banyak pihak.
Rencana Cak Imin itu diungkapkan saat debat Cawapres 2024 yang digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU) di JCC, Jumat (22/12/2023).
Saat itu, cawapres pendamping Anies Baswedan ini ditanya panelis tentang strategi menyiapkan instrumen fiskal dalam mengatasi masalah perkotaan, seperti transportasi publik, sampah, dan kawasan kumuh.
Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini menyebut perkotaan merupakan kebutuhan untuk terus menjadi bagian dari pembangunan nasional.
“Di antara kebutuhan pokok dari perkotaan ini adalah infrastruktur yang memadai,” kata Cak Imin.
Menurutnya, agar tidak terjadi penumpukan penduduk dalam satu perkotaan, maka pembangunan perkotaan harus merata di berbagai tempat.
“Kami memiliki satu tekad bahwa di dalam pemerintahan yang akan datang, minimal harus dibangun 40 kota baru yang selevel dengan Jakarta,” ucapnya.
“Dengan kemampuan menampung jumlah penduduk, memberi sarana prasarana yang memadai, sekaligus kemampuan untuk terjaganya lingkungan yang memungkinkan untuk sehat.”
Termasuk, kata dia, kehidupan yang memberikan kenyamanan bagi seluruh penduduknya.
“Di mana perumahan tidak terlalu jauh dari pusat-pusat pekerjaan, di mana akses pendidikan bisa sampai pada yang membutuhkan.”
“Sementara fiskal yang dibutuhkan, kita harus pandai-pandai mengambil prioritas. Sekali lagi, kita bukan setuju atau tidak setuju IKN, yang paling penting adalah prioritas kepemerataan dan keadilan agar terbangun kota-kota sehingga sarana air bersihnya terwujud,” beber Cak Imin.
Cak Imin kemudian mengaku kasihan pada Kota Balikpapan, Banjarmasin, dan Pontianak, karena kota-kota ini dalam waktu singkat bisa disulap menjadi lebih baik.
“Karena apa? Fiskal yang kita sediakan dirata-adilkan di masing-masing perkotaan.”
Menanggapi hal itu, cawapres nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka menyebut Muhaimin aneh karena ingn membangun 40 kota selevel Jakarta tapi tidak setuju dengan pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.
“Gus Muhaimin ini agak aneh ya, pengen bangun kota selevel Jakarta tapi nggak setuju sama IKN. Tapi yo monggo (ya silakan), lah, nggak apa-apa,” kata Gibran.
“Yang jelas untuk permasalahan perkotaan, kita harus menggarap transportasi umumnya. Kita harus pastikan transportasi umum ini aman, nyaman, terutama untuk kaum lansia, difabel, dan anak-anak.”
Sementara, untuk mengatasi masalah perkotaan seperti kawasan kumuh, diperlukan kolaborasi antara Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Pemda, dan swasta.
Cawapres nomor urut 3 Mahfud MD juga mempertanyakan keinginan Cak Imin yang ingin membangun 40 kota selevel Jakarta.
“Cak Imin, saya agak kaget juga, (Anda) mau membangun 40 kota selevel Jakarta. Apa bisa dilaksanakan 5 tahun (saat) Bapak menjadi presiden dan wakil presiden? Berapa kota dalam lima tahun?”
“Ini IKN saja sudah puluhan tahun (direncanakan), baru dilaksanakan (sekarang), itu pun yang investasi baru dalam bentuk janji, belum ada yang melaksanakan,” ucapnya.
Muhaimin kemudian menanggapi pertanyaan kedua kandidat lain, dan mengatakan bahwa rencana itu merupakan target utama.
“Jadi yang saya sampaikan selevel Jakarta itu target utama, tetapi yang lebih penting dari itu adalah infrastruktur yang dibutuhkan dipersiapkan dari potensi yang sudah ada, sehingga dalam waktu singkat 40 kota itu benar-benar menggunakan potensi yang ada.”
Menurut Cak Imin, yang ia sampaikan seperti Jakarta itu memiliki standar upaya sampai seperti Jakarta.
“Di mana tentu kota-kota yang potensial cukup disentuh dengan beberapa anggaran yang menumbuhkembangkan.”
“Misalnya Pontianak, satu tahun hanya Rp1 triliun. Bagaimana kalau satu tahun kita bisa investasikan pengembangan kota hingga Rp3 triliun, Rp5 triliun, APBN kita cukup,” lanjutnya.
Dimentahkan Ridwan Kamil
Mantan Gubernur Jawa Barat yang juga pakar perkotaan Ridwan Kamil menilai rencana Muhaimin Iskandar itu tidak realistis.
"Menurut saya sih tidak realistis ya. Untuk menjadi Jakarta saja butuh 75 tahun kan prosesnya, dimana ekonomi terpusat di sana," kata Ridwan Kamil alias Kang Emil yang ditemui usai menyaksikan debat Cawapres, dikutip dari Liputan6 SCTV.
Kang Emil yang berada di tim sukses Prabowo- Gibran masih menilai realistis kalau gagasan itu hanya ingin meningkatkan kapasitas kota-kota masih realistis.
"Kalau setara Jakarta tidak realistis,"tegasnya.
Dikatakan Kang Emil, untuk berkampanye harus penuh akal sehat serta menjanjikan sesuatu yang bisa dieksekusi.
"Kita mau ngejar Jakarta versi IKN aja, IKN nya malah dihalang-halangi oleh narasi-narasinya. Jadi agak bertentangan dengan apa yang dinarasikan dan saya sebagai sosok yang sedikit mempunyai keilmuan di bidag perkotaan menurut saya itu tidak realistis," tukasnya.
>>>Ikuti Berita Lainnya di News Google SURYA.co.id
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.