Berita Viral

Biodata Zhafirah Korban Erupsi Gunung Marapi yang Meninggal, Sempat Dirawat, Videonya Terjebak Viral

Inilah profil dan biodata Zhafirah Zahrim Febrina, korban erupsi Gunung Marapi yang baru saja meninggal dunia setelah beberapa hari dirawat.

kolase instagram
Kolase foto Zhafirah Korban Erupsi Gunung Marapi yang Meninggal. Sempat dirawat beberapa hari. Simak profil dan biodatanya. 

SURYA.co.id - Inilah profil dan biodata Zhafirah Zahrim Febrina, korban erupsi Gunung Marapi yang baru saja meninggal dunia setelah beberapa hari dirawat.

Diketahui, Zhafirah awalnya merupakan salah satu pendaki yang selamat dari erupsi Gunung Marapi Sumatera Barat (Sumbar) pada Minggu (3/12/2023).

Video Zhafirah saat terjebak erupsi hingga wajahnya dipenuhi abu vulkanik viral di media sosial.

Zhafirah tertolong berkat video viralnya itu. Ia kemudian mendapatkan perawatan intensif di Rumah Sakit Ahmad Mochtar (RSAM) Bukittinggi.

Ia lalu dirujuk ke RSUP. M. Djamil Padang.

Beberapa hari dirawat, nyawa Zhafirah justru tak tertolong.

Melansir dari instagram Politeknik Negeri Padang, Zhafirah menghembuskan nafas terakhirnya pada Minggu (17/12/2023).

"Innalillahiwainna ilaihirojiun

Telah berpulang kerahmatullah Zhafirah Zahrim Febrina (Ife) Mahasiswa Politeknik Negeri Padang korban Erupsi Gunung Merapi sore ini sekira pukul 17.45 Wib di RSUP. M. Djamil Padang setelah menjalani perawatan akibat luka bakar yang menimpa beliau. Mari kita doakan, semoga Almarhumah diampuni dosanya, diterima seluruh amal ibadahnya, dan ditempatkan di Surganya Allah SWT. Aamiinn" tulis @politekniknegeripadang_pnp.

Zhafirah Zahrim Febriana merupakan mahasiswa semester tiga Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Padang (PNP) yang kini berusia 19 tahun.

Ia merupakan warga Kota Padang yang tinggal di Perumahan Belimbing Permai, Kecamatan Kuranji.

Di perkuliahan Ife dikenal sebagai mahasiswa yang cukup aktif dengan mengikuti berbagai kegiatan kampus. Selain itu Ife juga diketahui seorang atlet silat.

Menurut pengakuan bibi Zhafirah, Rani Radelani keponakannya ini mendaki gunung marapi baru yang pertama kalinya.

Sebelumnya, Rani bilang Ife pernah trekking, namun tak pernah ke gunung.

Sebagaimana diketahui, Zhafirah sempat viral dimedia sosial pasca-erupsi lantaran video ia minta tolong kepada ibunya dengan kondisi wajah penuh abu.

Tampak kondisi Zhafirah Zahrim mengalami luka bakar di sekujur tubuhnya hingga wajah penuh tertutup abu erupsi.

Mahasiswi Politeknik Negeri Padang itu berusaha menarik nafasnya dalam-dalam lantaran sudah tersesak akibat terjebak erupsi di Gunung Marapi.

Pada akhir video, wanita itu terlihat menyampaikan suatu pesan namun sayangnya tidak terdengar dengan jelas apa yang disebutkannya.

Namun, ia sempat meminta pertolongan.

"Ibu tolong saya, begini keadaan saya terakhir disini," ucap Zhafirah di dalam video saat meminta tolong.

Video yang viral tersebut merupakan video yang dikirim Zhafirah kepada ibunya untuk mengabarkan dirinya yang terjebak di Gunung Marapi.

Setelah itu, video yang memperlihatkan ia digendong oleh seorang anggota TNI tengah malam untuk turun gunung juga viral.

Kondisi Sempat Membaik

Rani Radelani, bibi korban sempat mengungkap kondisi Zhafirah saat ini terbaring lemah dengan luka bakar di area wajah.

"Alhamdulillah, bisa ngomong sedikit-sedikit, namun tak kami paksakan juga menceritakan kronologinya," ujarnya, Senin (4/12/2023).

Ia menyampaikan, pihak keluarga saat ini sudah bersama Zhafirah di rumah sakit.

Ayah, paman, dan keluarga lainnya sudah sampai sejak pagi tadi.

"Awalnya dapat kabar dari live TikTok sekitar pukul 04.00 WIB, ada yang ngabarin juga.

Kebetulan saya di Padang, yang sudah ke sana ayah, paman, dan keluarga yang lain," ujar Rani.

"Mereka standby sejak tadi malam, sejak lost kontak dengan Ife (panggilan Zhafirah di rumah), ayahnya dan pamannya langsung ke sana," kata dia.

Dari video yang beredar di grup WhatsApp media BKSDA Sumbar, tubuh perempuan 19 tahun itu dipenuhi abu vulkanik.

Dalam video itu, ia tampak lemas dan sempat meminta pertolongan.

Rani Radelani, etek (bibi) Zhafirah membenarkan bahwa video yang beredar itu merupakan anaknya.

Kata Rani, barang-barang anaknya telah hilang. Video itu, kata dia, dikirim oleh Zhafirah melalui telepon pintar pendaki lain yang tercecer.

“Barang dia hilang semuanya, jadi ada hand phone orang dapat sama dia. Ada sinyal dan bisa dibuka hand phone-nya (dikirim kondisinya),”ujar Rani, Minggu (3/12/2023).

“Tangannya patah, luka-luka. Tidak kuat lagi katanya,” tambah dia.

Selain itu, ujar Rani, badan Zhafirah dipenuhi abu vulkanik.

Rani mengatakan, sebelumnya Zhafirah mendaki bersama teman-teman kampusnya sejak Jumat (1/12/2023) dan berencana pulang hari ini, Minggu (3/12/2023).

>>>Ikuti Berita Lainnya di News Google SURYA.co.id 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved