Berita Pasuruan
Nasib Wiwin Dwi Jayanti Usai Kisahnya Viral, Bikin Orang Singapura Terenyuh, Kini Dapat Rejeki
Beginilah nasib Wiwin Dwi Jayanti setelah kisahnya viral. Bikin orang Singapura terenyuh hingga dapat rejeki nomplok.
Penulis: Galih Lintartika | Editor: Putra Dewangga Candra Seta
Jarak sekolah dan rumahnya memang cukup jauh. Dia perlu jalan kaki untuk keluar ke jalan raya besar yang dilewati angkutan umum. Setelah itu, dia harus naik angkutan umum dan turun di Tutur.
Setelah dari tempat pemberhentian angkutan , ia harus berjalan kaki menuju sekolahnya. Dan itu Itu dilakukannya setiap hari sampai lulus SMP dan lanjut ke SMA. Dia tidak pernah diantar karena memang tidak ada kendaraannya.
Hambatan untuk melanjutkan sekolah lebih tinggi juga kembali datang. Saat duduk di bangku kelas 3 SMA, ia dijidohkan oleh orang tuanya dengan seorang pria yang sudah berumur dan mapan.
“Kalau ukuran orang mapan di desa itu sudah bekerja dan mendapatkan penghasilan setiap bulannya. Saya tidak boleh melanjutkan sekolah sampai lulus, tapi disuruh nikah saja,” ungkap dia.
Saat itu, batinnya memberontak. Ia tidak ingin menikah dini seperti gadis yang ada di lingkungannya. Ia tetap ingin sekolah sampai setinggi - tingginya. Ia menyadari, memang di lingkungannya jarang ada yang sekolah tinggi.
“Saat itu saya dibantu bu Elok dan pak Dedy, guru saya di sekolah. Saya dibantu menjelaskan ke kedua orang tua saya. Intinya, ya meminta saya diberikan izin untuk menuntaskan sekolah dan lulus SMA,” ujar dia.
Hingga akhirnya, kedua orang tuanya pun bisa memahami penjelasan gurunya di sekolah. Wiwin batal nikah. Namun, setelah lulus SMA, Wiwin diminta untuk segera mencari kerja dan tidak dianjurkan melanjutkan kuliah.
Tekat Wiwin sudah bulat. Secara diam - diam, tanpa sepengetahuan kedua orang tuanya, dia dan dibantu dua gurunya mendaftar kuliah di UM dengan jalur bidik misi. Di sisi lain, ia juga melamar sebuah pekerjaan.
Kebetulan, pengumuman diterima jalur bidik misi lebih dulu sehingga ia memilih untuk kuliah dengan jurusan kimia. Orang tuanya kembali mengkhawatirkan biaya pendidikan Wiwin selama kuliah.
Wiwin kembali berhasil meyakinkan orang tuanya bahwa semua biaya pendidikan dan hidup ditanggung negara. Ia akhirnya diberi restu untuk kuliah. Kepada Surya, ia mengaku serinh memanfaatkan waktu untuk kerja.
“Utamanya saat libur semester. Biasanya saya cari kerja part time. Lumayan buat tambah - tambah uang jajan. Tapi kalau waktu kuliah, saya fokus kuliah saja. Saya kerja saat libur kuliah saja,” ungkapnya.
Wiwin berhasil menyelesaikan kuliahnya S1 tepat waktu. Setelah itu, ia kembali mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan S2. Saat ini, Wiwin sedang menyelesaikan sekolah doktoral atau S3.
Sebelumnya, perempuan yang menjadi guru tidak tetap SMA Kristen Bhaitani Tutur berhasil menorehkan prestasi di tingkat nasional. Dia baru saja meraih medali emas dalam ajang Sains Merdeka Indonesia 2023.
Dia berhasil menjadi juara pertama kejuaraan antar guru se - Indonesia dalam kompetisi yang digelar oleh National Science and Social Competition (NSSC) Divua Cahaya Prestasi beberapa waktu lalu.
>>>Ikuti Berita Lainnya di News Google SURYA.co.id
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.