Berita Viral

Tabiat Mulia Bocah yang Tewas Dibanting Ayah Kandung Buat Tetangga Nyesek: Tulang Punggung Keluarga

Terungkap tabiat Awan, bocah berusia 10 tahun yang tewas dibanting ayah kandungnya di Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara. 

Editor: Musahadah
kolase tribun jakarta/istimewa
Awan (10), anak yang tewas usai dibanting ayah kandungnya ternyata berhati mulia. 

SURYA.CO.ID - Terungkap tabiat Awan, bocah berusia 10 tahun yang tewas dibanting ayah kandungnya di Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara. 

Awan yang memiliki keterbatasan fisik (disabilitas) ini ternyata berhati mulia. 

Meninggalnya Awan membuat luka mendalam bagi tetangga sekitar yang merasakan kebaikan sang bocah. 

Awan meninggal dunia setelah dianiaya dan dibanting ayahnya, Usman (44) akibat aduan tetangga. 

Sebelum peristiwa penganiayaan terjadi, Awan sempat menabrak salah satu anak tetangga secara tidak sengaja saat bermain sepeda di lingkungan rumahnya.

Baca juga: Sosok Pemilik Pondok Nuswantoro Viral Imbas Pasien Tewas di Toilet, Dulu Heboh dengan Pesulap Merah

Hal ini membuat kaki anak yang ditabrak sepeda itu memar. 

Melihat hal itu, lantas orangtua anak yang ditabrak langsung menegur Awan.

Rupanya teguran itu kemudian sampai kepada sang ayah, Usman hingga membuatnya naik pitam.

Awan yang kala itu masih asyik bermain dengan teman sebayanya, tiba-tiba didatangi pelaku.

Awan diminta untuk berdiri oleh ayahnya itu dan dipukul beberapa kali.

Berdasar rekaman CCTV, aksi pemukulan itu terjadi di depan umum.

Usman juga sempat memukul wajah korban.

Selain itu, korban juga sempat jatuh tersungkur akibat ditendang oleh ayahnya itu.

Seakan belum puas, Usman yang masih emosi langsung membanting tubuh mungil bocah 10 tahun itu ke aspal.

Mendapat perlakuan sadis itu, Awan langsung tidak sadarkan diri.

Hidungnya mengeluarkan darah akibat luka berat yang dialaminya usai dipukuli dan dibanting ayahnya.

Nyawanya pun tak tertolong meski sempat dilarikan ke rumah sakit.

Saat menghadiri pemakaman Awan, pada Kamis (14/12/2023), salah satu tetangga menyebut bocah tersebut sangat disayangi oleh warga.

"Dia lebih-lebih dari artis kayaknya. Karena kita sayang sama dia. Kalau dibilang peduli, pedulian tetangganya kali daripada bapaknya,” kata salah satu tetangga.

Tetangga tersebut lalu mengaku heran dengan ibunda H yang tidak menangis.

“Salut saya sama ibunya, dia enggak nangis. Lah, kita yang enggak punya hubungan darah malah nangis,” ucap warga yang matanya membengkak saat mengenang sosok A dalam kesehariannya.

Meski merupakan penyandang disabilitas karena kesulitan berbicara, A selalu berinisiatif mencari uang untuk keluarganya.

“Wah aktif banget dia. Jadi, dia ini kayak ‘tulang punggung keluarga’. Maksudnya, dia mau bekerja untuk membantu keluarganya,” kata Istri Ketua RT setempat bernama Haria (39).

“Misalnya dia dikasih uang atau makan sama orang, dia selalu bawa pulang, kasih ke ibunya dan adiknya yang paling kecil. Dia selalu prioritaskan buat ibunya dari uang imbalan yang dia dapatkan,” imbuh dia.

Seorang petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) Kelurahan Penjaringan bernama Juanda membenarkan, hampir setiap hari A bermain di Kantor Kelurahan Penjaringan.

Di matanya Awan adalah anak yang sangat baik.

“Sumpah, dia baik banget sama kita-kita. Saya pun heran. Pernah, kita lagi kumpul, tiba-tiba A beli air mineral, banyak banget, terus kasih ke kita. Itu pakai uang dia sendiri,” ungkap Juanda.

Dalam satu kesempatan, Awan sempat mengaku kepada petugas PPSU Kelurahan Penjaringan bahwa dia ingin sekali menjadi petugas pemadam kebakaran.

“Dia paling senang nonton damkar di YouTube. Karena dia cita-citanya pengin jadi petugas damkar,” pungkas Juanda.

Siapa sebenarnya Awan?

Awan adalah anak ketiga dari empat bersaudara. 

Keterbatasan fisik yang dialami itu akibat sempat tersiram air panas saat usianya masih delapan bulan.

“Waktu usia delapan bulan, dia kan belajar jalan, sedang merembet, ada dispenser, nah ditariklah dan tersiram. Untungnya kemaluannya enggak kena,” ungkap Haria.

Hal ini lah yang menyebabkan Awan kesulitan berbicara sampai akhir hayatnya.

Awan mengatakan, anaknya menjalani perawatan kurang lebih satu tahun setelah tersiram air panas.

Setelahnya, Awan sempat menjalani terapi berbicara.

Namun, hasilnya tidak memuaskan sehingga A kesulitan berinteraksi secara verbal terhadap orang lain.

Sementara itu, Awan juga pernah mengemban pendidikan di salah satu sekolah dasar (SD).

Namun, Awan tidak melanjutkan pendidikan setelah beberapa minggu berjalan.

“Keluar (dari sekolah). Nah, dioper ke sekolah luar biasa (SLB). Cuma, karena kejauhan, faktor yang antar enggak ada, enggak selesai,” ungkap Haria.

“Dia (Awan) sarafnya juga sudah enggak bisa menyangkut pelajaran,” timpal H.

Sosok Ayah Pecandu Narkoba

Usman dikenal sebagai sosok yang sulit mengontrol emosinya.

Ketua RT setempat, Sudiono mengatakan, Usman sehari-harinya memiliki sifat yang pemarah.

"Orang tuanya Awan itu temperamen, orangnya pemarah, begitu dia tahu anaknya nyerempet anak lain, dipukul langsung si Awan," kata Sudiono di lokasi, Kamis (14/12/2023).

Sebelum kasus tewasnya sang anak, kata Sudiono Usman juga sempat terlibat masalah dengan salah satu tetangganya.

Usman sempat bertengkar dengan tetangganya hingga kemudian didamaikan oleh Ketua RT.

Usman akhirnya diminta untuk menandatangani surat perjanjian agar tidak mengulangi perbuatannya.

"Kejadian sebelumnya sempat ribut juga sama anak tetangga lain, jika melakukan kekerasan terhadap anak lain, akan dilaporkan polisi," ucap Sudiono.

"Kejadiannya ternyata terhadap anak sendiri. Ini sudah dua kali," tandasnya

Belakangan terkuak bahwa Usman, ayah pelaku penganiayaan terhadap anak kandung itu adalah seorang pecandu narkoba.

Hal ini diungkap oleh Kapolsek Penjaringan, Kompol M Probandono Boby Danuardi.

"Bapaknya ini memang tempramen karena pecandu narkoba," kata Boby dikutip dari Kompas.com, Kamis (14/12/2023).

Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Usman Ayah yang Banting Anak Hingga Tewas Dikenal Pemarah, Ternyata Pecandu Narkoba

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved