Berita Surabaya

Gandeng PMI, Dindik Jatim Hidupkan PMR Sekolah SMA/SMK

Dindik Jatim menggandeng Palang Merah Indonesia (PMI) untuk memperkuat Penguatan Palang Merah Remaja (PMR) di tingkat SMA/SMK.

Penulis: Sulvi Sofiana | Editor: irwan sy
ist
Penandatanganan MoU Dindik Jatim dengan PMI Jatim dalam SMA Award pekan lalu. 

SURYA.co.id | SURABAYA - Dinas Pendidikan (Dindik) Jatim menggandeng Palang Merah Indonesia (PMI) untuk memperkuat Penguatan Palang Merah Remaja (PMR) di tingkat SMA/SMK.

Kepala Dindik Jatim,B Aries Agung Paewai mengungkapkan komunitas PMR hampir mati suri di setiap sekolah padahal komunitas ini memiliki bekal softskill yang bermanfaat bagi para siswa.

"Kami mau menghidupkan kembali jiwa kemanusiaan kepemimpinan sehingga mereka bergerak membantu bersama menghidupkan sosial mereka dengan kegiatan palang merah karena tidak punya tendesi apapun selain kemanusiaan," ujarnya, Minggu (10/12/2023).

Dengan berbekal jiwa sosial yang sudah tertanam sejak dini, saat dewasa para siswa yang tergabung dalam organisasi PMR akan memberikan dampak baik bagi lingkungan masyarakat dan lingkungan sosial lainnya.

"Kerja sama dilaksanakan sejak MoU ini di tandatangani (awal Desember 2203). Jadi tiap sekolah harus memiliki PMR. Penguatan ini agar mereka betul-betul memberikan dampak positif bagi lingkungan," tegasnya.

Penguatan PMR melalui kerjasama dengan PMI ini disambut baik oleh satuan pendidikan.

Salah satunya diungkapkan Kepala SMKN 6 Surabaya, Bahrun.

Dikatakannya kerja sama yang dilakukan oleh Dindik Jatim ini akan memperkuat komunitas PMR yang sudah terbentuk sejak lama di sekolah.

"Dengan kerjasama ini kan nantinya bisa lebih banyak pelatihan-pelatihan tentang PMR dan diberikan keterampilan khusus, serta dibekali penanganan yang lebih intensif sehingga bisa dijalankan dengan baik," ungkap Bahrun.

Menurutnya, peran PMR sangat vital dalam struktur keorganisasian sekolah.

Sebab, yang memiliki keahlian pertolongan pertama pada saat kegiatan upacara atau kegiatan lain di sekolah adalah PMR.

"Kita sudah mengikuti berbagai lomba-lomba PMR. Karena pengalaman ini memang sangat dibutuhkan. Terutama bagaimana menangani ada siswa mengalami pingsan atau sakit. PMR sangat sigap. Proses evakuasi mereka juga menguasai," jelasnya.

Bahrun juga mengakui, pihaknya telah bekerja sama dengan PMI Surabaya untuk pelatihan dasar penanganan pertama saat ada permasalahan kesehatan siswa.

Total anggota PMR di sekolahnya minimal berjumlah 20 siswa.

Sementara itu, organisasi PMR rupanya belum dimiliki SMAN 14 Surabaya.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved