Berita Kota Kediri

Susenas 2023 Ungkap Penduduk Miskin Kota Kediri 10 Terendah di Jatim, Tetapi PDRB Tertinggi

jumlah penduduk miskin Kota Kediri di urutan ke-10 terendah di Jawa Timur dan masih lebih rendah dari Jawa Timur

Penulis: Didik Mashudi | Editor: Deddy Humana
surya.co.id/didik mashudi
BPS Kota Kediri melakukan sosialisasi hasil pendataan Susenas 2023 kepada pejabat Pemkot Kediri, Selasa (21/11/2023). 

SURYA.CO.ID, KOTA KEDIRI - Badan Pusat Statistik Kota Kediri telah melakukan Survey Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Tahun 2023 pada Maret dan April 2023. Dari hasil pendataan Susenas, BPS Kota Kediri telah menentukan kondisi sosial dan ekonomi yang telah disosialisasikan kepada jajaran pejabat Pemkot Kediri, Selasa (21/11/2023).

Kepala BPS Kota Kediri, Parjan menjelaskan, Susenas merupakan data yang dikumpulkan dari pendapatan, pengeluaran, pekerjaan dan data pendukung lainnya, sehingga bisa ditentukan jumlah pengangguran, jumlah penduduk miskin.

Juga Indeks Pembangunan Masyarakat (IPM) dari sisi pendidikan, sisi kesehatan dan sisi ketenagakerjaan. "Dengan sosialisasi ini bisa memberikan gambaran tentang kondisi sosial ekonomi di Kota Kediri," ungkap Parjan.

Parjan menjelaskan, dari Susenas pada 2023 jumlah penduduk miskin Kota Kediri berada di urutan ke-10 terendah di Jawa Timur dan masih lebih rendah dari kemiskinan di Jawa Timur yang mencapai 10,35 persen.

Pada 2023 Kota Kediri mengalami penurunan tingkat pengangguran terbuka (TPT), yakni 4.254 jiwa dari 163.821 jiwa atau 4,38 persen di tahun 2022 menjadi 159.567 jiwa atau 4,06 persen tahun 2023.

"Jumlah pengangguran mengalami penurunan dan kesempatan kerja tersedia lebih banyak dibandingkan tahun sebelumnya," jelasnya.

Parjan mengungkapkan perkembangan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kota Kediri terus meningkat dari tahun 2018 hingga 2022.

"Pada 2018 IPM Kota Kediri berada di angka 77,58, tahun 2019 di angka 78,08, di tahun 2020 di angka 78,23, di tahun 2021 di angka 78,60 dan di tahun 2022 di angka 79,59. Angka ini menunjukkan klasifikasi IPM Kota Kediri cukup tinggi," terangnya.

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas harga dasar berlaku (AHDB) dan atas harga dasar konstan (AHDK) pada 2018 hingga 2022. Di mana setiap tahunnya AHDB dan AHDK mengalami kenaikan kecuali di tahun 2020, namun bisa naik di tahun-tahun berikutnya.

Jumlah AHDB Kota Kediri di tahun 2018 sebesar Rp 127.716,77 miliar, tahun 2019 sebesar Rp 139.244,87 miliar, tahun 2020 sebesar Rp 132.406,06 miliar, tahun 2021 Rp 141.467,12 miliar dan tahun 2022 sebesar Rp 152.791,14 miliar.

Sedangkan AHDK Kota Kediri di tahun 2018 sebesar Rp 85.337,68 miliar, di tahun 2019 sebesar Rp 90.001,52 miliar di tahun 2020 sebesar Rp. 84.374,98 miliar, di tahun 2021 sebesar Rp 86.485,59 miliar dan di tahun 2022 sebesar Rp 89.902,16 miliar.

"Meski sempat mengalami penurunan, tetapi perekonomian di Kota Kediri menunjukkan trend pertumbuhan yang baik dan PDRB Kota Kediri ini tertinggi se-Jawa Timur," ujarnya.

Parjan juga telah menginisasi pembinaan Kelurahan cinta statistik (Kelurahan Cantik) untuk membantu desa atau kelurahan dalam menata administrasi pemerintahan. "Melalui pembinaan ini, kita ingin sharing cara pengelolaan data-data di kelurahan agar sesuai dengan standart statistik," ungkapnya.

Diharapkan data-data yang telah dikelola dengan baik, nantinya akan membantu pihak kelurahan ketika diperlukan oleh kepala daerah atau instansi di atasnya, baik kementerian atau lembaga agar tidak saling tumpang tindih.

"Kami ingin berkolaborasi dengan Lurah dan Camat di Kota Kediri dalam membangun desa cinta statistik agar data di kelurahan bisa terkelola dengan baik. Dan tidak perlu turun ke lapangan kembali ketika memerlukan data," jelasnya. ******

Sumber: Surya
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved