Menjaga Ekonomi Jatim

Penanganan Stunting Kian Maksimal, RSUD dr Soedono Bentuk Tim Koordinasi Antar Faskes

RSUD dr Soedono Magetan bentuk tim untuk koordinasi antar faskes guna menangani stunting.

|
Penulis: Febrianto Ramadani | Editor: Akira Tandika
Shutterstock via Tribunnews
Ilustrasi stunting. 

SURYA.CO.ID, Magetan - Sejumlah daerah mempunyai cara tersendiri, dalam mengatasi persoalan Stunting.

Kendati demikian Dokter Spesialis Anak RSUD dr. Soedono Provinsi Jatim, dr. Iin Fatimah, Sp.A., M.Ked.Klin, berpendapat, perlu membentuk sebuah tim, yang benar benar memiliki kerjasama matang dan solid.

"Tim ini nantinya harus gerak cepat, komunikasi ke Fasilitas Kesehatan (Faskes) tingkat 1, 2, dan 3," ujar dr Iin, Jumat (3/11/2023).

Jika dilakukan tidak maksimal, lanjut dr Iin, makan berdampak terhadap di salah satu penanganan.

"Kalau data rujukan kurang lengkap, maka mau tidak mau, harus mengulang dari awal. Apalagi kondisi pasien juga berbeda beda," terangnya.

"Pasien ada yang paham dan tidak paham dengan alur informasi penanganan. Jadi penting sekali koordinasi itu," sambungnya.

Menurutnya, hal yang wajib ditekankan pendampingan terhadap orang tua, maupun ibu dari balita.

"Pendampingan lewat satu kader lebih efektif karena mereka terus melakukan penyuluhan, kepada masing masing orang tua atau ibu balita. Pendampingan jangan hanya sekedar teori," ucapnya

dr Iin menilai, diperlukan inovasi atau program baru yang lahir dari setiap puskesmas, agar ikut terlibat penanganan stunting.

"Jika setiap puskesmas punya inovasi, maka bisa mengurangi kasus yang perlu dirujuk ke faskes tingkat selanjutnya. Inti penanganan kembali lagi ke Faskes Pertama," tegasnya.

Sebab,dr Iin menjelaskan, jika faskes 1 aktif melakukan perbaikan dan evaluasi, maka otomatis, ikut mengurangi angka stunting dan membantu faskes 2 dan 3, sebagai rujukan penanganan lebih lanjut.

"Kalau masuk faskes tinggi, rata rata sudah dinyatakan gizi buruk, dan perlu penanganan intensif mengembalikan berat badan jadi normal. Jadi, lebih baik dicegah di faskes 1," terangnya.

"Sekali lagi, setiap inovasi pasti dibutuhkan, penanganan stunting tidak bisa berjalan sendiri. Mulai dari yang paling bawah seperti faskes pertama atau puskesmas," bebernya

Ketika ditanya soal Upaya Penanganan Stunting di Kabupaten Magetan, dr Iin menyebut, program yang dijalankan berjalan dengan baik.
Mulai dari program Pemberian Makanan Tambahan (PMT), pemberian susu kalori tinggi gratis dari Dinas Kesehatan, sampai merancang program khusus serta pencegahan stunting.

"Tentunya adalah rujukan pertama seorang anak, yang mengalami masalah Stunting badan di posyandu atau puskesmas terlebih dahulu, karena dari situ ditemukan hasil penimbangannya tidak naik, lalu pihak posyandu harus merujuk ke puskesmas guna ditangani lebih lanjut," pungkasnya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved