Menjaga Ekonomi Jatim

Pemkab Sumenep Optimis Bisa Turunkan Angka Stunting 14 Persen Tahun ini

Pemkab Sumenep melalui Dinkes P2KB, menargetkan angka kasus stunting di wilayahnya bisa turun dari 21,6 persen menjadi 14 persen tahun ini.

|
Penulis: Ali Hafidz Syahbana | Editor: Akira Tandika
SURYA.CO.ID/Ali Hafidz Syahbana
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat (Kabid Kesmas) Dinkes P2 KB Sumenep, drg. Ellya Fardasah saat ditemui di ruang kerjanya, Kamis (2/11/2023). 

SURYA.CO.ID, SUMENEP - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep melalui Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinkes P2KB) Sumenep menargetkan angka kasus stunting di wilayahnya bisa turun dari 21,6 persen menjadi 14 persen tahun ini.

Meskipun target 14 persen penurunan angka stunting itu jadi target nasional tahun 2024 mendatang, namun angka tersebut menjadi perhatian serius untuk bisa dicapai pada tahun 2023 ini.

Pernyataan itu disampaikan langsung Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat (Kabid Kesmas) Dinkes P2 KB Sumenep, Ellya Fardasah saat ditemui TribunMadura.com di ruang kerjanya.

"Target penurunan angka stunting pada tahun ini di bawah angka target nasional 14 persen, walaupun itu menjadi target nasional 2024 semuga kita bisa mencapainya pada tahun 2023 ini," tutur Ellya Fardasah dengan optimis, Kamis (2/11/2023).

Ellya sapaan akrap Ellya Fardasah menerangkan, bahwa berdasarkan survei Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) angka stunting Kabupaten Sumenep mencapai 21,6 persen tahun 2022.

Rinciannya, dari tahun 2019 sebesar 34,34 persen dan tahun 2021 menjadi 29,0 persen. Pada rilis terakhir yang dikeluarkan SSGI, angkanya turun 7,4 persen di tahun 2022.

Dengan demikian kata Ellya, angka stunting Kabupaten Sumenep tinggal 21,6 persen.

Pihaknya berharap, langkah-langkah taktis yang dilakukan pemerintah dalam rangka penurunan angka stunting lebih maksimal. Bahkan, pihaknya terus melakukan upaya percepatan penanggulangan stunting dengan cara program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) bagi balita.

Program PMT itu lanjutnya, sebagai salah satu upaya untuk pencegahan sekaligus percepatan penurunan stunting di Kota Keris.

"Sudah banyak yang dilakulan oleh kita dalam penurunan angka stunting ini," katanya.

Persoalan penurunan angka stunting ini tambahnya, bukan cuman dari dinas kesehatan saja. Namun, menjadi tanggung jawab bersama dalam penurunan kasus stunting tersebut.

Dalam penurunan stunting ini kata Ellya, memang ada beberapa intervensi, diantaranya intervensi gizi sensitif dan intervensi gizi spesifik.

"Khusus yang dinaungi dinas kesehatan, itu disebut intervensi spesifik seperti pemberian PMT (Pemberian Makanan Tambahan) berbahan lokal yang diberikan pada balita dengan gizi kurang dan pemberian pada ibu hamil yang kekurangan energi kronis," paparnya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved