Menjaga Ekonomi Jatim

Inovasi Jekmil oleh Puskesmas Bendo Kabupaten Magetan dalam Menurunkan Angka Stunting

Koordinator Program Gizi UPTD Puskesmas Bendo Tia Monica Wulansari menyatakan, inovasi yang dicetuskan dalam penanganan Stunting adalah Ojek Ibu Hamil

|
Penulis: Febrianto Ramadani | Editor: Akira Tandika
pixabay.com
Foto Ilustrasi ibu hamil 

SURYA.CO.ID, Magetan - Berbagai program dan inovasi, digencarkan Puskesmas Bendo, Kabupaten Magetan, demi menurunkan angka Kasus Stunting.

Koordinator Program Gizi UPTD Puskesmas Bendo Tia Monica Wulansari menyatakan, inovasi yang dicetuskan dalam penanganan Stunting adalah Ojek Ibu Hamil (Jekmil).

"Jekmil tidak hanya untuk ibu hamil. Jadi berkembang mengantarkan dan mendampingi balita balita stunting, yang harus dirujuk ke puskesmas. Jekmil berperan serta memberikan pendampingan. Khususnya, ketika dirujuk ke rumah sakit juga didampingi," ujar Tia, Jumat (3/11/2023).

Pihaknya mengklaim, Jekmil berdampak positif terhadap masyarakat sekitar. Menurutnya, program tersebut memunculkan rasa kepedulian. Serta orang tua maupun kaum hawa, merasa ada pendampingan khusus.

Selain Jekmil, Tia menuturkan, ada juga program Permata Berseri. Yakni, inovasi Pemberian Makanan Tambahan (PMT) bersumber dari protein hewani. Program ini dilaksanakan di posyandu berupa penyuluhan.

"Dengan kenaikan dana di desa, berupaya memberikan PMT yang berkualitas. Supaya bisa menjadi contoh kepada orang tua tentang PMT yang bagus. Sehingga bisa diterapkan di rumah," bebernya.

Dengan pelaksanaan kedua inovasi itu, lanjut Tia, Kasus Stunting di Puskesmas Bendo turun dari 145 kasus menjadi 130 kasus. Serta telah merujuk 85 balita stunting ditangani dokter spesialis.

Disatu sisi, Tia juga membeberkan, penanganan Stunting secara teknis sendiri dibagi menjadi Intervensi Gizi Spesifik, dan Sensitif.

Dirinya juga menambahkan, intervensi spesifik dilakukan di bidang kesehatan. Sehingga, tidak hanya program gizi saja yang terlibat, tapi berbagai program.

"Mulai dari perencanaan screening anemia pada remaja putri, termasuk pencegahan stunting. Kalau remaja putri banyak anemia, lalu menjadi ibu hamil, bisa berakibat stunting. Jadi sudah ada pencegahan disana," terangnya.

Kemudian upaya berikutnya program, kata Tia, seperti kelas ibu balita, kunjungan bayi bayi yang bermasalah, kelas ibu ibu hamil, Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K).

"Petugas rutin kunjungan ibu hamil resti, program KB kelas calon pengantin, penyuluhan cek posyandu, dan program kesehatan lingkungan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)," jelasnya.

Pihaknya berpesan kepada orang tua, ikut berperan serta dan penuh kesadaran dalam menangani stunting.

"Kesadaran orang tua kami lihat masih kurang terhadap kasus stunting pada anaknya. Mereka menganggap stunting tidak masalah, karena tidak menunjukkan penyakit, mereka melihat anaknya sehat, padahal tidak," pungkasnya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved