Berita Viral

Kisah Fatir Bocah SD di Bekasi, Kaki Diamputasi usai Di-sliding Teman, Ternyata Sering Diolok-olok

Seorang bocah SD bernama Fatir harus rela kakinya diamputasi usai di-sliding temannya. Ternyata, ia sering diolok-olok di sekolah.

Penulis: Christine Ayu Nurchayanti | Editor: Adrianus Adhi
Istimewa
Fatir, bocah SD di Bekasi yang kakinya harus diamputasi usai di-sliding teman. 

SURYA.CO.ID - Kisah pilu datang dari seorang bocah sekolah dasar (SD) bernama Fatir (12).

Di usianya yang masih belia, Fatir sang bocah SD harus kehilangan kakinya.

Kaki Fatir diamputasi usai dirinya menjadi korban bullyung bocah SD yang lain.

Diketahui, Fatir merupakan salah satu siswa SD negeri di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.

Saat di sekolah, rupanya ia kerap diolok-olok oleh teman-temannya.

Informasi tersebut disampaikan oleh ibunda Fatir, Diana (40).

Diana mengatakan, aksi perundungan tersebut membuat Fatir down.

Sang ibu juga menceritakan awal mula kaki anaknya diamputasi.

Diana mengatakan bahwa Fatir harus kehilangan kakinya usai di-bully oleh temannya.

Kala itu, Fatir di-sliding hingga terjatuh.

Aksi bullying itu pun berimbas fatal. 

Akibat cidera tersebut, kaki Fatir terpaksa harus diangkat alias diamputasi

"Sebelum itu (di-sliding) sering diolok-olok 'Anak Mama', 'Sok kegantengan', kayak gitu," imbuh Diana saat dihubungi, Selasa (31/10/2023), dilansir Surya.co.id dari Kompas.com.

Diana menilai, kata-kata tersebut menjatuhkan mental anaknya.

Padahal, Fatir selalu maju ke depan kelas saat pembelajaran.

"Anak saya sering maju kalau di kelas. Jadi ya itu menjatuhkan mental," ujarnya.

Diana berujar, anaknya terbilang siswa yang aktif, bahkan jika ada acara, Fatir ikut andil di dalamnya.

"Jadi seringlah (dapat olok-olok) perkataan yang terkena mental," ujar dia.

Meski sering mendapat ejekan teman, Fatir tidak pernah menceritakan hal yang dialaminya itu ke pihak sekolah.

Ilustrasi bullying. Siswa SD di bekasi harus menjalani amputasi kaki usai di-bully temannya.
Ilustrasi bullying. Siswa SD di bekasi harus menjalani amputasi kaki usai di-bully temannya. (Shutterstock)

"Fatir enggak pernah cerita diolok-olok, tapi sebelum kejadian itu saya sempat bilang ke Wali Kelasnya yang terjadi sama anak didiknya, tapi itu bukan kuasa saya (menghentikan olok-olok)," ucapnya.

Sebelumnya diberitakan, kaki kiri Fatir harus diamputasi usai di-sliding oleh temannya.

Peristiwa bermula saat Februari 2023, Fatir dan kelima temannya ingin jajan di luar sekolah saat jam istirahat.

Salah satu teman Fatir melakukan aksi sliding kepadanya.

Fatir kemudian terjatuh, kakinya terlihat memar, tetapi tidak ada luka luar.

Singkatnya, tiga hari kemudian Fatir merasakan sakit pada kakinya.

Diana memaksa sang anak untuk bercerita.

"Dirontgen dan dirujuk ke MRI, didiagnosis ada infeksi dalam.

Itu pada akhir Maret, karena prosesnya enggak cepat, kami berusaha obati dulu," imbuh Diana.

Berbagai upaya pengobatan medis dilakukan, tapi tidak kunjung membuahkan kesembuhan, bahkan kondisi Fatir semakin memburuk.

Puncaknya pada Agustus 2023, dokter melakukan tindakan operasi amputasi, karena kondisi kaki Fatir yang dalam observasi terakhir didiagnosis kanker tulang.

"Informasi dari dokter, benturan dan cedera yang dialami Fatir memicu aktif munculnya kanker tulang dan sekarang sudah menyebar dan terjadi pendarahan, jadi harus diamputasi," imbuh Diana.

Baca juga: Miris Guru Bully Siswa hingga Nangis Sesenggukan, Diejek Gegara Gendut, Ortu: Banjir Tersedu-sedu

Dirawat di HCU RS Kanker Dharmais Jakarta

Usai tindakan amputasi, Fatir kini dirawat di HCU RS Kanker Dharmais Jakarta karena kondisnya yang menurun.

"Mohon doanya, saat ini anak saya sedang di HCU RS Kanker Dharmais karena kondisinya menurun pasca operasi amputasi kaki," ujar Diana Novita dalam keterangannya, dilansir Surya.co.id dari BangkaPos.com.

"Saya dan keluarga terpukul dengan kejadian ini, apalagi anak saya masih berusia anak-anak dan masa depannya masih panjang. Saya berharap keadilan atas kasus yang menimpa anak saya," ucap Diana.

Tidak sampai di situ, Diana yang berstatus single parent dengan dua orang anak ini harus kehilangan pekerjaannya, karena harus mendampingi Fatir untuk menjalani pengobatan dan perawatan.

Upaya mencari keadilan juga telah dilakukan mulai dari melaporkan ke pihak sekolah hingga ke Polres Metro Bekasi.

"Saya sudah lapor ke Polres Metro Bekasi pada 17 April 2023.

Laporan ini karena saya tidak mendapatkan keadilan dan jalan keluar dari pihak sekolah maupun keluarga pelaku atas aksi bullying dan dampaknya yang sedang dialami anak saya," jelas warga Jatimulya ini.

>>>Ikuti Berita Lainnya di News Google SURYA.co.id

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved