SURYA Kampus

Ikut Program IISMA, Arya Mahasiswa Unair Kuliah di Kampus Para Presiden Prancis, Top 3 Dunia

Arya Ahmad Afani mahasiswa Universitas Airlangga (Unair) berkesempatan berkuliah di Sciences Po Paris, Prancis, begini kisahnya.

Unair.ac.id
Arya Ahmad Afani, mahasiswa Universitas Airlangga (Unair) yang berkuliah di Sciences Po Paris, Prancis. 

SURYA.CO.ID - Kisah inspiratif datang dari salah satu mahasiswa Universitas Airlangga (Unair), Arya Ahmad Afani.

Melalui program Indonesian International Student Mobility Awards (ISMA), Arya Ahmad Afani mahasiswa Unair dapat mengikuti perkuliahan salah satu kampus terbaik di Prancis.

Kini, Arya Ahmad Afani mahasiswa Unair tengah mengikuti study outbound di Sciences Po Paris, Prancis.

IISMA merupakan salah satu program pemerintah yang memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk belajar selama satu semester di kampus luar negeri.

Salah satu mahasiswa yang beruntung dapat mengikuti program tersebut yakni Arya Ahmad Afani.

Dirinya tercatat sebagai mahasiswa di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) Unair.

Sejak Agustus 2023, Arya memulai perkuliahannya di Sciences Po Paris, Prancis.

Ia akan belajar di Kota Mode hingga Desember Mendatang.

Kampus Para Presiden

Dilansir Surya.co.id dari Unair.ac.id, memiliki peringkat top 3 di dunia dalam bidang politik menjadikan Arya memilih Sciences Po Paris sebagai kampus tujuannya dalam program IISMA.

Terlebih, lima dari delapan mantan presiden, bahkan Emmanuel Macron presiden saat ini merupakan alumni dari kampus tersebut.

Seperti kampus pada umumnya, seluruh mahasiswa juga mengikuti orientasi.

Namun uniknya para peserta wajib memakai pakaian tradisional dari negara asalnya.

Tak tanggung-tanggung, hadir dalam acara itu Walikota Le Havre yang pernah menjabat sebagai perdana menteri Prancis 2017-2020, Édouard Philippe.

Eduaord sendiri merupakan salah satu alumni Sciences Po Paris.

Kegiatan belajar di Sciences Po Paris terdiri dari tiga jenis.

Pertama yaitu lecture di mana mahasiswa mendapatkan pembekalan materi untuk kelas seminar.

Kedua yaitu kelas seminar atau kelas yang wajib mahasiswa ikuti dengan jumlah yang lebih sedikit.

Serupa dengan seminar, di kampus ini juga mengadakan workshop yang bersifat optional.

“Salah satu hal terbaru yang saya dapatkan adalah pengalaman belajar bersama mahasiswa terbaik di Prancis.

Baca juga: Kisah Angie Mahasiswi Unair, Belajar di Australian National University Australia Berkat IISMA

Semua mahasiswa di sini memiliki antusiasime tinggi untuk belajar dan sangat suportif satu sama lain,” ucap Arya.

“Diskusi dalam kelas juga sangat aktif dan dinamis karena setiap mahasiswa selalu melakukan readings terlebih dahulu sebelum kelas dimulai.

Saya jadi terpacu untuk keep up dengan dinamika pembelajarannya,” imbuh mahasiswa FISIP UNAIR itu.

Selain itu, para mahasiswa diajak untuk historical tour ke Rouen yang merupakan tempat Joan d’Arc dieksekusi dan tour ke desa Montivilliers untuk belajar berinteraksi dengan para native speaker.

Perkaya Perspektif Global

Bagi Arya, Program IISMA berperan penting dalam upaya mencapai karier impiannya.

Pengalaman ini memupuk kompetensi budaya, kemampuan beradaptasi, dan keterampilan bahasa, sehingga meningkatkan daya saing dirinya untuk berkarir sebagai diplomat.

Dengan keterlibatannya dalam sistem dan budaya pendidikan di luar negeri, Arya berharap dapat memperkaya perspektif secara global.

Ia juga berharap dapat memberikan kontribusi positif terhadap almamater dan Indonesia secara signifikan.

“Semoga cerita saya dapat memotivasi banyak mahasiswa Indonesia yang ingin belajar di luar negeri,” tutupnya pada akhir wawancara.

Kisah Leony Sutanto Halim, Mahasiswa Unair yang Tempuh Pendidikan di University of Szeged Hungaria

Selain Arya, Leony Sutanto Halim, juga berkesempatan mengikuti program IISMA.

Kini, mahasis Unair tersebut  tengah berkuliah di University of Szeged Hungaria.

Universitas Szeged merupakan salah satu perguruan tinggi yang terletak di kota Szeged, Hungaria yang merupakan Kota terbesar ketiga di Hungaria.

Universitas ini merupakan salah satu universitas terpenting di negara tersebut. 

Leony Sutanto Halim merupakan mahasiswi Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Unair.

Leony Sutanto Halim, mahasiswi Universitas Airlangga yang berkuliah di Hungaria (Laman Unair)
Leony Sutanto Halim, mahasiswi Universitas Airlangga yang berkuliah di Hungaria (Laman Unair) (Laman Unair)

Pada mulanya, ada dua universitas yang ia tuju, yaitu Palacký University Olomouc dan University of Szeged.

Ia memilih kedua kampus itu karena menyediakan minat keilmuan yang sama.

Oleh sebab itu, dapat mengonversi mata kuliahnya di FIB Unair

“Dua universitas tersebut punya mata kuliah paling cocok sama minatku yang sekiranya tetap bisa konversi ke prodi,” ungkap Leony kepada tim redaksi pada Sabtu (23/9/2023), dilansir Surya.co.id dari unair.ac.id.

Kultur Masyarakat Szeged

Ketika pertama kali sampai di Szeged, ia mengaku terkesan pada semua hal yang terdapat di sekelilingnya karena tampak tertata dengan rapi.

Ia juga sempat mengeluarkan candaan dengan mengatakan jika penataan yang rapi itu juga berlaku pada awan-awan di langit.

“Kesan pertama waktu pertama kali sampai adalah negaranya sangat tertata, seperti semuanya sudah sangat terencana dengan baik.

Bahkan, bentuk awannya pun seperti sudah tertata,” sebutnya.

Leony juga mengungkapkan kekagumannya pada kultur masyarakat yang tinggal di Kota Szeged itu. Sebagai seorang perantau, ia banyak melakukan perjalanan dengan jalan kaki dan saat momen itulah ia merasa jadi prioritas banyak orang.

“Pejalan kaki jadi prioritas, aku selalu merasa spesial tiap nyebrang jalan.

Mobil pasti akan berhenti dan membiarkan kita jalan duluan,” jelasnya.

“Terus,” sambung Leony, “motor sangat jarang dan sangat aman juga. Jalan kaki malam-malam ga takut kriminal.”

Artikel ini telah tayang di Unair.ac.id

>>>Ikuti Berita Lainnya di News Google SURYA.co.id

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved