Berita Viral
SOSOK Nenek Sumini, Ikhlas Beri Air Bersih ke Warga Purworejo selama 20 Tahun, Pahlawan saat Kemarau
Inilah Nenek Sumini yang ikhlas beri air ke warga Purworejo selama 20 tahun terakhir, pahlawan di tengah musim kemarau.
Penulis: Christine Ayu Nurchayanti | Editor: Musahadah
SURYA.CO.ID - Inilah Nenek Sumini (61), sosok yang ikhlas memberikan air bersih ke warga Purworejo, Jawa Tengah.
Nenek Sumini memberikan air bersih miliknya kepada warga Purworejo secara cuma-cuma alias gratis.
Tak ayal, Nenek Sumini dianggap pahlawan oleh warga Purworejo yang kekurangan air bersih.
Diketahui, kawasan Purworejo telah dilanda kekeringan selama beberapa bulan terakhir.
Masyarakat pun mengalami kesulitan untuk memperoleh air bersih.
Pasalnya, sumur-sumur warga mulai mengering. Airnya pun sudah tidak cukup untuk sehari-hari.
Di tengah kelangkaan air, sosok Nenek Sumini hadir sebagai pahlawan.
Ia dengan ikhlas membiarkan warga mengambil air yang bersumber dari sumur bor miliknya.
Nenek Sumini mempersilakan siapa saja untuk mengambil air bersih dari rumahnya.
Dirinya mulai mempersilakan warga untuk air bersih sejak 2003 atau sudah 20 tahun.
Kemudian, sumur tersebut aktif untuk dropping air sekitar lima tahun lalu.
"Sumur itu ada sejak 20 tahun lalu. Tapi mulai aktif diambil untuk droping air baru sekitar lima tahun ke belakang.
Biasanya yang ambil dari relawan Sar Sigap dan Paguyuban Warga Bagelen (PWB)," ungkap Sumini kepada Tribunjogja.com, Kamis (12/10/2023).
Sumur bor milik Sumini terletak di depan kamar mandi.
Sumur bor itu memiliki pipa berukuran 4 inci yang didalamnya terdapat 3 pralon kecil berukuran tiga per empat inci dan 1,5 inci.
Satu pipa pralon berukuran 3/4 inci disalurkan untuk memenuhi kebutuhan air bagi 4 rumah warga dengan 6 kepala keluarga (KK) di sekitar rumah Sumini.
Satu pipa pralon 3/4 lainnya untuk memenuhi kebutuhan air di rumah Sumini dan anaknya.
Sedangkan, pipa pralon berdiameter 1,5 inci disalurkan keluar rumah Sumini untuk mengisi kebutuhan air tangki dan toren yang dibawa para relawan, sebelum disalurkan ke warga lain.

Panjangnya sekitar 16 meter dari lokasi sumur bor.
Adapun, untuk memompa air dari sumur bor itu, Sumini menggunakan mesin sanyo yang diletakkan di luar rumah.
Seluruh peralatan untuk memompa dan menyalurkan air dari sumur bor adalah inisiatif dari Sumini dan anak-anaknya.
"Saya tahu betapa sulitnya hidup tanpa akses air bersih dan saya ingin membantu mengatasi masalah tersebut sebisa mungkin," kata Sumini, dilansir Kompas.com.
Wanita kelahiran 1962 itu bercerita, sejak dulu banyak orang yang meminta air ke rumahnya ketika musim kekeringan.
Sumini dan anak-anaknya selalu mempersilahkan orang-orang untuk mengambil air di sumurnya.
Hal tersebut pun menjadi kebiasaan.
Sehingga setiap musim kemarau melanda, banyak warga sekitar yang datang membawa jerigen atau ember kosong untuk meminta air.
Hebatnya, Sumini tidak pernah memungut biaya sepersen pun kepada warga. Ia justru mengratiskan air-air itu.
"Dari dulu saya selalu bilang, kalau ada orang mau meminta air boleh, silakan datang ke rumah.
"Mau ambil pakai jerigen, ember, atau kalau punya tangki penampungan air (toren) juga boleh, silakan ambil gratis," katanya.
Sumini pun mengaku tidak ada niatan untuk memberikan tarif kepada orang yang mengambil air.
Sebab, ia meyakini air adalah rejeki dari Yang Maha Kuasa.
Baca juga: Terdampak Kekeringan, 900 KK di 7 Kecamatan di Jember Alami Krisis Air Bersih
Dan rejeki tersebut harus dibagikan kepada mereka yang membutuhkan.
"Yang seharusnya diberi terima kasih itu relawan.
"Karena mereka yang telah memfasilitasi pendistribusian air untuk warga terdampak kekeringan.
"Kalau saya cuma kebetulan mata airnya deras jadi bisa dimanfaakan," ucapnya.
Sumini menyebut, hampir setiap hari para relawan bisa mengambil air di sumurnya bolak-balik hingga lima kali menggunakan kendaraan mobil mengangkut tangki atau toren air.
Adapun jika dihitung secara kapasitas volume bisa mengambil sekitar 17-20 ribu liter air dalam sehari.
Setiap hari, puluhan warga dari berbagai lapisan masyarakat datang ke rumah Sumini dengan jeriken kosong untuk mengisi air bersih.
Tak jarang, para relawan juga mengambil air di sumur milik Sumini untuk didistribusikan ke warga lainnya.
Sumur bor milik Sumini, yang memiliki kedalaman 30 meter, telah menjadi salah satu solusi bagi masyarakat di sekitarnya.
"Sejak dulu saya tidak pernah memungut biaya apa pun, semuanya gratis dan siapa pun boleh mengambil air.
Setiap tahun, saat musim kekeringan, banyak relawan dan pemerintah yang datang untuk mengambil air," ujar Sumini.
Muhlasin, salah satu relawan, mengatakan bahwa ia dan teman-temannya sering datang ke rumah Sumini untuk mengambil air.
Mereka mengangkut air sebanyak 4 hingga 10 kali per hari, dengan jumlah total ribuan liter.
"Kami sudah mengambil air dari Bu Sumini selama sekitar 5 tahun, dan hingga saat ini airnya tidak pernah habis," tambahnya.
"Kami membutuhkan lebih banyak relawan dan individu seperti Bu Sumini yang bersedia berbagi air demi kelangsungan hidup banyak orang," tambah Muhlasin.
Baca juga: Terdampak Kekeringan, 900 KK di 7 Kecamatan di Jember Alami Krisis Air Bersih
Sumur bor dengan kedalaman sekitar 32 meter itu menjadi penopang utama kebutuhan warga, karena airnya tak pernah surut meskipun musim kemarau melanda.
Bahkan dikatakan, sumur bor itu telah menjadi sumber air bersih yang biasa diambil para relawan untuk melakukan droping ke sejumlah desa terdampak kekeringan.
Antara lain Desa Bapangsari, Desa Tlogokotes, Desa Somorejo, Desa Hargorejo, Desa Semono, Desa Semagung, Desa Durensari, hingga Desa Soko Agung di Kecamatan Bagelen, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah.
Artikel ini diolah dari TribunJogja.com dan Kompas.com
>>>Ikuti Berita Lainnya di News Google SURYA.co.id
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.