Berita Tulungagung

BPJS Kesehatan Tulungagung Urai Antrean di RSUD, Maksimalkan Dokter Spesialis di Rumah Sakit Lain

Agung mengungkap, di rumah sakit paling besar kunjungan sebelum pandemi Covid-19 rata-rata 800 pasien rawat jalan per hari

Penulis: David Yohanes | Editor: Deddy Humana
surya/david yohanes
Kepala BPJS Kesehatan Cabang Tulungagung, Agung Priyono. 

SURYA.CO.ID, TULUNGAGUNG - Jumlah kunjungan ke rumah sakit mengalami lonjakan setelah pandemi Covid-19 berlalu. Lonjakan kunjungan ini juga membawa berdampak pada panjangnya antrean di rumah sakit rujukan BPJS Kesehatan.

Karena itu BPJS Kesehatan berupaya mengurai antrean pasien di rumah sakit rujukan yang menjadi sumber keluhan masyarakat. “Harus diakui selama ini pasien banyak menumpuk di RSUD dr Iskak (Tulungagung), karena di sana rumah sakit Tipe B,” ujar Kepala BPJS Kesehatan Cabang Tulungagung, Agung Priyono, Selasa (3/10/2023).

Agung mengungkap, di rumah sakit paling besar kunjungan sebelum pandemi Covid-19 rata-rata 800 pasien rawat jalan per hari. Saat pandemi jumlah kunjungan turun sekitar 500 orang pasien rawat jalan per hari.

Kini jumlah kunjungan tembus 1.200 orang pasien rawat jalan per hari, dan antre di Poli. “Di lain sisi ini menggembirakan, karena masyarakat percaya kepada medis. Namun antrean juga meningkat,” lanjut Agung.

RSUD dr Iskak paling banyak dikunjungi pasien karena statusnya Tipe B sehingga punya layanan sub spesialisnya. Sub spesialis ini biasanya untuk menangani tingkat keparahan yang lebih tinggi.

Karena itu RSUD ini menjadi rujukan dari rumah sakit lain. “Bahkan RSUD dr Iskak menjadi rujukan jantung untuk wilayah selatan Jatim. Pasien dari daerah lain dirujuk ke sini,” ucap Agung.

Untuk mengurai antrean di Polri, BPJS Kesehatan akan berupaya memeratakan pasien ke rumah sakit lain. Hal ini didasarkan bahwa dokter spesialis juga tersebar di rumah sakit lain.

Agung menegaskan, pihaknya akan bekerja sama dengan Dinas Kesehatan untuk melihat kembali kompetensi rumah sakit Tipe C. “Artinya rumah sakit rujukan tidak harus ke RSUD dr Iskak. Ada dokter spesialis tersebar di banyak rumah sakit,” ungkap Agung.

Rujukan akan dibuat berdasarkan rumah sakit terdekat berdasar keberadaan dokter spesialis. Dengan cara ini pasien nantinya tidak menumpuk di RSUD dr Iskak.

Saat ini ada 13 rumah sakit yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan, dan juga menjadi tempat praktik dokter spesialis. Namun cara ini memang tidak akan berlaku jika pasien membutuhkan layanan sub spesialis, seperti penunjang medis, alat dan laboratoriumnya.

Karena itu BPJS Kesehatan bersama RSUD dr Iskak mengambangkan sistem kecepatan registrasi. “Sekarang masih berproses,” pungkas Agung. *****

Sumber: Surya
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved