Berita Sidoarjo

Masuk Sekolah Dasar Harus Menyenangkan, Ning Sasha: Jangan Ada Tes Calistung di Sidoarjo

Bunda PAUD Kabupaten Sidoarjo, Saadah Ahmad Muhdlor mengingatkan pentingnya menerapkan PPDB transisi dari PAUD ke SD yang menyenangkan.

Penulis: M Taufik | Editor: Cak Sur
SURYA.CO.ID/M Taufik
Bunda PAUD Saadah Ahmad Muhdlor bersama Kepala Dinas Pendidikan Sidoarjo saat berkunjung ke beberap sekolah dasar di Sidoarjo, Jumat (15/9/2023). 

SURYA.CO.ID, SIDOARJO - Masuk ke sekolah dasar (SD) harus menyenangkan bagi anak-anak. Transisi anak PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) ke SD jangan ada tes Calistung (baca menulis dan berhitung).

Demikian disampaikan Bunda PAUD Kabupaten Sidoarjo, Saadah Ahmad Muhdlor saat meninjau beberapa Sekolah Dasar Negeri di Kabupaten Sidoarjo, Jumat (15/9/2024).

Dalam kunjungannya ke SDN Lemahputro 1 Sidoarjo dan SDN Pagerwojo Sidoarjo, perempuan yang akrab disapa Ning Sasha itu mengingatkan pentingnya menerapkan PPDB transisi dari PAUD ke SD yang menyenangkan. Sebagaimana arahan Kememdikbud, tidak boleh ada tes calistung.

"Saya harapkan transisi dari PAUD ke SD harus ditumbuhkan pengenalan dan rasa cinta terhadap Kabupaten Sidoarjo dan terhadap Indonesia," pesannya.

Sekarang, banyak generasi muda yang kehilangan rasa cinta budaya dan nasionalisme akibat globalisasi, sehingga hal ini harus menjadi pekerjaan ekstra sekolah, khususnya SD negeri.

“Proses yang menyenangkan, dengan pengenalan pemimpin serta pengenalan dongeng atau legenda akan menjadikan SD negeri bersaing. Anak usia dini bisa mengenal dengan baik negaranya, daerahnya, pemimpin-pemimpinnya serta pengenalan moral pada selipan dongeng dan legenda daerah. Lokal wisdom itu harus jadi unggulan," pesannya.

Sementara, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sidoarjo, Tirto Adi mengatakan transisi PAUD ke SD menyenangkan memang menjadi salah satu capaian yang diharapkan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) pada 28 Maret 2023 lalu.

"Transisi PAUD ke SD yang menyenangkan ini, merupakan sebuah gerakan bersama dengan tiga target perubahan. Yang pertama adalah menghilangkan tes baca, tulis, hitung dari proses PPDB pada SD/MI/sederajat. Kedua, pengenalan lingkungan belajar yang nyaman. Ketiga, penerapan pembelajaran untuk membangun enam kemampuan fondasi anak," urainya.

Tirto menambahkan, kemampuan fondasi anak yaitu, mengenal nilai agama dan budi pekerti, keterampilan sosial dan bahasa untuk berinteraksi.

Kemudian, kematangan emosi untuk kegiatan di lingkungan belajar, kematangan kognitif untuk melakukan kegiatan belajar seperti kepemilikan dasar literasi dan numerasi, pengembangan keterampilan motorik dan perawatan diri untuk berpartisipasi di lingkungan belajar secara mandiri dan pemaknaan terhadap belajar yang positif.

Kepala Sekolah SDN Lemahputro 1 Sidoarjo, Sri Hariyani mengatakan, sekolahnya sudah menerapkan PPDB transisi sesuai Kemendikbudristek.

Bahkan, saat ini sekolah juga menerima siswa inklusi dengan total sebanyak 35 murid dari kelas 1 hingga 6 SD.

"Selain PPDB dari jalur zonasi dan afirmasi, kami juga menerima siswa inklusi. Sementara dalam proses belajar mengajarnya, kami tak melulu mengejar kognitif saja, namun juga afektif dan psikomotor dengan proses yang seimbang agar siswa tidak bosan," ujarnya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved