Berita Malang Raya

Upaya Pemulangan Prasasti Sangguran, Peninggalan Kerajaan Mataram Kuno yang Ada di Skotlandia

Prasasti Sangguran saat ini berada di wilayah Roxburgshire Skotlandia karena dulunya dibawa Kolonel Colin Mackenzie kepada Sir Thomas Stamford Raffles

Penulis: Dya Ayu | Editor: Titis Jati Permata
Foto Istimewa Humas Pemkot Batu
Pj Walikota Batu Aries Agung Paewai foto di samping Prasasti Sangguran di Skotlandia. 

SURYA.CO.ID, BATU - Pj Wali Kota Batu Aries Agung Paewai saat ini berada di Skotlandia dalam rangkaian kegiatan di United Kingdom atau Inggris Raya.

Aries Agus Paewai juga mendapat tugas dari Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa , untuk melakukan kunjungan bersama mahasiswa Indonesia di London, mengunjungi Minto Estate yang merupakan lokasi the Minto Stone (Prasasti Sangguran).

Tempat tersebut merupakan lokasi Prasasti Sangguran yang merupakan peninggalan bersejarah dari Kerajaan Mataram kuno, dan ditemukan di ngandat daerah Malang, yang saat ini Desa Mojorejo, Kecamatan Junrejo, Kota Batu.

Prasasti Sangguran saat ini berada di wilayah Roxburgshire Skotlandia karena dulunya dibawa Kolonel Colin Mackenzie kepada Sir Thomas Stamford Raffles, Gubernur Jenderal Hindia Belanda saat itu.

 

Kemudian, Raffles menghadiahkan Prasasti Sangguran yang juga disebut sebagai Minto Stone ini kepada Lord Minto yang merupakan Gubernur Jenderal Inggris di India, pada tahun 1812.

Prasasti Sangguran berukuran tinggi 1,61 meter, lebar 1,22 meter, tebal 32 centimeter, dengan berat sekitar 3,5 ton.

Pada bagian depan prasasti berisi 38 baris tulisan, bagian belakang sebanyak 45 baris, dan pada bagian kiri terdapat 15 baris tulisan.

Dua baris pertama dari isi Prasasti Sangguran ditulis menggunakan bahasa Sanskerta. Sedangkan seluruh bagian lainnya menggunakan bahasa Jawa Kuno.

Menurut sejarawan Indonesia, Prasasti Sangguran merupakan sumber informasi penting bagi Kerajaan Mataram Kuno, terutama terkait pergeseran ibu kotanya ke Jawa Timur.

“Saya diperintahkan ibu Gubernur untuk melihat secara langsung Prasasti Sangguran yang dulu pernah di Malang tepatnya di wilayah Kota Batu. Benda bersejarah ini dulu dibawa oleh Jenderal Raffles ke Inggris," kata Aries Agung Paewai, Rabu (30/8/2023).

“Semoga dengan kunjungan ini apa yang dicita-citakan untuk membawa kembali Prasasti Sangguran yang sudah dimulai sejak lama akan membawa hasil yang baik dan lancar,” tambahnya.

Lebih lanjut Aries mengatakan, dalam mencari lokasi Minto Stone atau Prasasti Sangguran tersebut, Aries dibantu The Earl of Minto atau yang mempunyai nama asli Gilbert Timothy George Lariston Elliot-Murray-Kynynmound.

Untuk menuju Eidenburg, Aries membutuhkan waktu 5 jam perjalanan dari London, ditambah 3 jam lagi untuk sampai ke lokasi tepatnya prasasti karena sudah dipindahkan dari tempat semula di rumah tua, ke halaman perkebunan Minto.

"Setelah berkeliling dalam waktu yang cukup lama, alhamdulillah kami terkesan dengan Minto Stone. Perjalanan yang panjang namun membuahkan hasil. Kami juga bertemu keturunan Lord Minto yang sekarang menjadi Ministery of Regulation Reform di UK," ujarnya.

Berdasarkan cerita The Earl of Minto, prasasti tersebut terakhir dipindahkan sekitar 15 tahun yang lalu, namun tetap berada di area Minto Estate dan dilengkapi dengan pondasi aluminium.

"Sesuai dengan catatan sejarah, Thomas Raffles mengirimkan the Minto Stone ke Lord Minto hingga kini berada di Skotlandia. Prasasti ini sudah lebih dari 1000 tahun sejak diukir di zaman Kerajaan Mataram dan 200 tahun berdiri di tanah Skotlandia," jelasnya.

Selain itu Aries mengatakan, menurut cerita Mr Timothy masih banyak peneliti dalam bidang bahasa Jawa kuno, dan akademisi Indonesia yang mengunjungi Minto Stone.

"Beliau juga bercerita beberapa bulan lalu berkomunikasi dengan Duta Besar Indonesia. Saya juga mengundang the Earl of Minto untuk mampir di Kota Batu dan melihat lokasi ditemukannya Prasasti Sangguran pertama kali. Kunjungan ini membawa hasil baik, dimana kami diundang seminar untuk membahas soal Prasasti Sangguran pada 18 dan 19 September 2023 mendatang. Mudah-mudah ini menjadi langkah baik untuk kami bisa membawa kembali Prasasti Sangguran,” pungkas Aries.

Aries menambahkan kunjungan meninjau prasasti sangguran ini salah satunya untuk menjajaki kemungkinan dibawa kembali ke Indonesia.

Pasalnya hal tersebut sudah diinisiasi sejak tahun 2004 silam, namun hingga saat ini belum terwujud.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved