Berita Viral
Sosok Guru SMP Lamongan Botaki Rambut 19 Siswi Diduga gegara Tak Pakai Ciput, Begini Nasibnya Kini
Sosok guru di Lamongan berinsial EN disorot usai membotaki rambut sejumlah siswi. Diduga, tindakan itu dipicu lantaran siswi tak pakai ciput kerudung.
Penulis: Christine Ayu Nurchayanti | Editor: Musahadah
Guru EN lantas menyampaikan permintaan maaf atas tindakannya.
Baca juga: Ikuti Workshop Kurikulum Merdeka, Guru di Situbondo Berperan Tingkatkan Kualitas Pendidikan
Dia juga memberi penjelasan kepada orangtua siswi yang hadir dalam mediasi tersebut.
"Sudah damai melalui mediasi pada tanggal 24 Agustus 2023 kemarin, orangtua siswi (korban pembotakan) menyadari perilaku anaknya serta apa yang telah dilakukan Bu EN dan mereka semua (para orangtua) menerima.
Tadi (hari ini) pembelajaran di sekolah juga sudah berlangsung normal seperti biasa, malah ada yang jadi petugas upacara," kata Harto.
Nasib Guru Kini Tak Lagi Mengajar
Sementara itu diberitakan Surya.co.id, insiden pembotakan terhadap 19 siswi kelas IX SMP Negeri 1 Sukodadi itu direspons Kepala Dinas Pendidikan Lamongan, Munif Syarif.
Munif tidak mengelak dengan insiden yang dilakukan oleh oknum guru tersebut.
"Kami sudah tarik dan stafkan di Diknas, tidak lagi mengajar," kata Munif saat dikonfirmasi SURYA.CO.OID, Selasa (29/8/2023) siang.
Guru tersebut, lanjutnya, sementara sebagai staf di Diknas Lamongan dalam rangka pembinaan. Jadi tidak ada jabatan atau nonjob.
Menurut Munif, seharusnya yang menindak siswa itu menjadi tanggungjawab guru bimbingan konseling (BK) bukan guru mata pelajaran.
Ia mengaku menyayangkan tindakan guru tersebut dan belum tahu sampai kapan dalam proses pembinaan.
"Sementara ini kami stafkan," katanya.
Munif mengatakan, guru berkewajiban memperbaiki karakter anak didik, serrta menciptakan proses belajar anak itu menyenangkan.
Baca juga: Sosok Risa Damayanti Guru SD di Sukabumi, Aksinya Jadi Dirigen Powerfull saat Upacara HUT RI Viral
Sedangkan antara siswa, orang tua murid dengan pihak sekolah sudah selesai, berdamai.
Apa yang terjadi di SMP Negeri 1 Sukodadi, bagi Munif harus menjadi pembelajaran bagi semuanya.
Dan kini, belasan siswi tersebut tetap masuk sekolah dan mengikuti proses belajar mengajar seperti biasa.
>>>Ikuti Berita Lainnya di News Google SURYA.co.id
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.