Truk Tabrak Pengunjung Karnaval

FAKTA BARU Truk Tangki Air Tabrak Pengunjung Karnaval Pacet: Pengakuan Sopir dan Penyebab Kecelakaan

Inilah sederet fakta baru kecelakaan maut truk tangki air tabrak pengunjung karnaval di Pacet, Mojokerto. Pengakuan Sopir dan Penyebab Kecelakaan.

kolase SURYA.co.id
Sopir truk tangki air yang tabrak pengunjung karanaval di Pacet (kiri). Simak rangkuman fakta baru kasusnya. 

Laporan Wartawan SURYA.co.id, Mohammad Romadoni

SURYA.co.id, MOJOKERTO - Terungkap sederet fakta baru kecelakaan maut truk tangki air tabrak pengunjung karnaval di Pacet, Mojokerto.

Salah satu fakta terbarunya yakni pengakuan sopir truk tangki air, Anton Dwi Aryatama (33).

Ia menceritakan detik-detik sebelum kecelakaan maut di Pacet itu terjadi.

Selain itu, fakta baru juga diungkap Penyidik Unit Gakkum Satlantas Polres Mojokerto.

Polres Mojokerto akan melibatkan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) dalam penyidikan kasus kecelakaan maut ini.

Berikut ulasan selengkapnya.

1. Pengakuan Sopir

Sopir truk tangki, Anton Dwi Aryatama (33) mengaku sempat menghentikan kendaraannya sebelum terjadi kecelakaan maut di jalan turunan Simpang Tiga Karlina, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto.

Pria asal Tambakmayor Baru Timur, Kelurahan/Kecamatan Asemrowo, Kota Surabaya itu berhenti sekitar 10 menit untuk menghindari keramaian karnaval yang finish sekitar 200 meter dari pertigaan Karlina, Pacet.

"Sebelum belok ke kiri (Pertigaan Karlina) itu saya berhenti 10 menit karena kondisi di bawah kan keramaian. Saya juga kira-kira rem saya cukup apa tidak," ucap Anton di hadapan penyidik Unit Gakkum Satlantas Polres Mojokerto, Jumat (25/8/2023).

Anton menceritakan detik-detik sebelum kecelakaan maut itu terjadi. Kendaraannya melaju pelan usai berhenti sekitar 10 menit.

2. Ketika Rem Blong

Posisi persneling gigi 1, saat melaju pelan di keramaian penonton karnaval dari arah selatan menuju Simpang Tiga Karlina. Ketika mendekati persimpangan, girboks truk tangki itu sudah dalam posisi gigi 2.

Ia sempat menginjak pedal kopling bermaksud memindahkan persneling dari gigi 2 ke gigi 1 di jalan turunan tersebut.

"Saya lihat sepeda motor itu berhenti, jadinya rem saya sempat gak ngatasi akhirnya langsung menabrak. Motor berhenti posisinya, karena terdorong muatan kalau kondisi remnya gak kuat kan ngeblong begitu," jelasnya.

Ia sudah berupaya mengarahkan kendaraannya yang mengalami rem blong dengan membantu setir ke arah kiri.

Sebab, kerumunan pengunjung karnaval paling banyak berada di sisi kanan jalan.

"Iya saya menghentikan laju ke kiri soalnya, kalau saya lurus korban malah lebih banyak pak.

Makanya saya belokkan ke kiri, ada motor dan mobil Avanza yang posisinya parkir pak," ujar Anton sembari menahan tangis.

Dikatakan Anton, kondisi saat itu di turunan Karlina ramai dari arah atas maupun arah bawah Desa Sajen yang menuju ke Pacet.

"Hampir penuh macet, arah atas dan ke bawah itu sama padatnya," terangnya.

Anton meminta maaf, terutama terhadap keluarga korban terkait kejadian kecelakaan yang mengakibatkan korban meninggal.

"Saya minta maaf, saya belasungkawa," pungkasnya.

3. Polisi Libatkan KNKT

Penyidik Unit Gakkum Satlantas Polres Mojokerto akan melibatkan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) dalam penyidikan kasus kecelakaan maut yang merengut dua korban meninggal dan belasan korban luka-luka di Pacet, Kabupaten Mojokerto, Kamis (24/8/2023).

Keterlibatan tim ahli dari KNKT itu guna mengecek kondisi hingga kelayakan kendaraan, terutama fungsi rem truk tangki air yang menabrak pengunjung karnaval di jalan turunan Simpang Tiga Karlina, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto.

Hasil kajian dari tim ahli nantinya akan digunakan untuk melengkapi alat bukti dan berkas pemeriksaan terhadap sopir truk, Anton Dwi Aryatama (33) warga Asemrowo, Surabaya yang telah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus kecelakaan tersebut.

"Kami akan datangkan tim ahli yaitu KNKT dalam penyidikan kasus kecelakaan di Pacet," ucap Waka Polres Mojokerto, Kompol Afmer Pangaribuan, Jumat (25/8/2023).

Afmer mengatakan dari pengakuan sopir tiba-tiba rem kendaraan tidak berfungsi atau rem blong saat melewati jalan turunan.

Sopir truk, Anton sempat mengoper persneling dari gigi 2 ke gigi 1 namun gagal.

"Mungkin karena momentumnya terlalu cepat ketika mengalihkan (Persneling) dari 2 ke gigi 1. Saat kejadian menuju 1 karena saat mengoper dari 2 ke 1 macet. Ditambah harus dengan rem, tapi remnya tidak berfungsi," bebernya.

Kanit Gakkum Satlantas Polres Mojokerto, Iptu Wihandoko menambahkan pihaknya telah bersurat ke KNKT untuk ikut terlibat dalam mengungkapkan fakta sebenarnya penyebab kecelakaan maut di Pacet.

"Kita masih bersurat ke KNKT, kemungkinan Senin depan kita masih menunggu jawaban dari sana (KNKT)," ungkapnya.

Wihandoko mengungkapkan dari keterangan tersangka sebelum kejadian kecelakaan si sopir mengangkut muatan air isi ulang dari pengisian di Dusun Mligi, Desa Claket, Kecamatan Pacet.

"Muatan air isi ulang dan pengisiannya dari Mligi, Claket situ dan mau dikirim ke Ngimbang Lamongan," jelasnya.

Sistem rem truk berkurang daya pengeremannya diduga akibat kekurangan tekanan udara dan beban muatan dari kendaraan tersebut.

Apalagi kendaraan muatan sekitar kapasitas sekitar 6.000 liter itu melewati jalanan turunan mulai dari tempat pengisian di Mligi, Desa Claket hingga ke lokasi kejadian kecelakaan.

Diketahui jarak pengisian truk tangki air di Desa Claket hingga ke lokasi kecelakaan di simpang Karlina kurang lebih sekitar 3 kilometer.

"Diduga pengemudi kendaraan truk tangki air saat melintasi jalan turunan tidak dapat mengendalikan laju kendaraannya, sehingga mengakibatkan terjadinya kecelakaan lalu lintas," pungkasnya.

>>>Ikuti Berita Lainnya di News Google SURYA.co.id 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved